Kamis, 08 Juli 2021

RANGKUMAN 5 POKOK CALVINISME - T.U.L.I.P. - BAGIAN 2 : Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat)

 

Bagian 2 : Unconditional Election  (Pemilihan Tanpa Syarat)

B

erbicara mengenai Pemilihan tanpa syarat, maka kita akan berbicara mengenai Predestinasi atau pemilihan ilahi. Berbicara tentang pemilihan, maka akan muncul yang dipilih dan yang tidak dipilih. Mengenai hal ini, mungkin ada orang yang merasa ngeri karena membayangkan jika dirinya bukan pihak yang dipilih. Ada juga orang yang merasa tidak adil, kenapa harus ada yang dipilih dan tidak dipilih. Karena hal-hal itulah, maka sebagian orang memilih untuk tidak mempelajari akan hal ini, bahkan menolak karena merasa ada ketidak-adilan yang menurut mereka mustahil dilakukan oleh Allah.

Sebenarnya doktrin pemilihan ini jika dipahami secara Alkitabiah, maka doktrin ini bukanlah hal yang menakutkan. Malah sebaliknya, doktrin ini adalah salah satu pengajaran Alkitab yang dapat membuat orang-orang Kristen memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas kebaikan-Nya dalam melakukan karya penyelamatan bagi orang-orang berdosa yang harusnya masuk neraka.

UNCONDITONAL ELECTION / PEMILIHAN TANPA SYARAT

1.   Kita harus menerima bahwa sejak semula, Allah telah berencana secara berdaulat, menetapkan segala sesuatu sejak semula di dalam kekekalan, menetapkan semua yang terjadi di alam semesta ini. Tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini secara kebetulan. Allah berada di balik segala sesuatu. Jika tidak menerima hal ini, maka tidak usah melanjutkan utnuk mempelajarinya.

2.   Predestinasi merupakan bagian dari penetapan sejak semula. Penetapan sejak semula adalah rencana Allah untuk segala sesuatu yang terjadi, sedangkan predestinasi adalah bagian dari penetapan tersebut.

3.   Predestinasi menunjuk pada destini kekal manusia : Sorga atau Neraka.

4.   Predestinasi terdiri dari dua bagian : pemilihan dan penolakan / reprobasi.

1.   Penjelasan tentang pemilihan tanpa syarat terdiri dari dua bagian, pemilihan dan tanpa syarat.

a.       Pemilihan

Yang dimaksud degan pemilihan adalah pemilihan ilahi, yaitu Allah memilih sejumlah orang untuk menerima keselamatan (masuk Sorga) dan yang tidak dipilih tidak akan menerima keselamatan (masuk Neraka).

b.      Tanpa syarat

Pemilihan yang dilakukan Allah adalah pemilihan tanpa syarat, yaitu Allah tidak pernah mendasarkan pilihan-Nya pada keberadaan manusia, pada apa yang manusia pikirkan, katakan dan lakukan.

2.   Kita tidak mengetahui apa dasar pemilihan Allah, tetapi dasar pemilihan Allah bukan berdasarkan pada sesuatu yang ada dalam diri manusia.

3.   Tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan manusia yang menyebabkan Allah mengambil keputusan untuk memilih dia.

Jika pemilihan Allah didasarkan atas sesuatu yang ada pada diri manusia, siapakah yang akan diselamatkan? Siapakah manusia yang layak berdiri di hadapan Allah dan menyatakan bahwa dia pernah melakukan kebaikan yang benar-benar sesuai dengan sudut pandang Allah? Semua manusia telah mati dalam dosa dan pelanggaran (Ef.2), tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak (Rom.3). Bila pemilihan Allah didasarkan pada kebaikan yang terdapat di dalam diri kita, maka tidak seorangpun yang dapat dipilih Allah. Tidak seorangpun masuk Sorga; semua akan masuk Neraka karena tidak seorangpun baik. Maka bersyukurlah pada Allah atas pemilihan-Nya yang tanpa syarat.

4.   Seluruh umat manusia akan tetap terhilang jika tidak dipilih Allah untuk diselamatkan karena sesuai naturnya, manusia telah mati secara rohani, bukan hanya sekedar sakit – telah ada dalam posisi kerusakan total (bagian 1).

5.   Iman dan keselamatan manusia hanya dapat terjadi jika Roh Kudus berkarya melahir-barukan manusia. Dan keputusan kepada siapa Roh Kudus berkarya pastilah tergantung sepenuhnya keada Allah.

6.         Pemilihan tanpa syarat : pemilihan Allah tidak berdasarkan pada apa yang manusia lakukan.

7.         Dasar-dasar Alkitab mengenai pemilihan ilahi :

a.    Yohanes 6:37 dan 39

37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan

 

·      Semua orang percaya yang sejati diberikan Bapa kepada Kristus.

·      Hanya mereka yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus yang dapat datang kepada-Nya.

·      Keselamatan sepenuhnya tergantung pada Bapa, Bapa yang memberikan mereka kepada Yesus untuk diselamatkan.

·      Sekali mereka telah diberikan kepada Yesus, Yesus akan menjaga mereka sehingga tak satupun dari mereka yang akan hilang.

 

b.   Yohanes 15:16

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

·      Jelas apa yang dikatakan Tuhan Yesus, bahwa bukan manusia yang memilih Dia, melainkan Dia yang memilih manusia untuk menjadi milik-Nya. Manusia tidak dapat memilih Yesus, oleh karena kerusakan total telah mebuat manusia tidak mampu untuk menginginkan Yesus.

·      Benar bahwa orang Kristen memilih Kristus, tetapi pemilihan itu didahului oleh fakta bahwa Kristus terlebih dahulu memilih orang itu, lalu Roh Kudus bekerja untuk membuat orang itu dapat memilih Kristus. Bandingkan dengan Filipi 2: 13 :

Flp. 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

c.    Kisah Para Rasul 13:48

Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya

 

Untuk menerima hidup kekal, harus ditentukan terlebih dahulu oleh Allah. Setelah ditentukan, maka mereka baru dapat percaya.

d.   2 Tesalonika 2:13

Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.

·      Mereka yang dipilih Allah adalah mereka yang dikasihi Tuhan. Kasih ini juga bersifat “memilih”. Istilah “dikasihi” tidak digunakan untuk semua orang, namun hanya kepada orang-orang percaya.

·      Allah dapat memilih, kepada siapa Dia mengaruniakan kasih itu, dan kepada siapa Dia tidak mengaruniakan kasih itu (kepada siapa Dia mengaruniakan kasih itu, barulah orang itu dapat percaya). Bdk. Rom. 9: 13-16

9:13 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."

9:14. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!

9:15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

9:16 Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

·      Keselamatan didapatkan hanya dengan iman, maka ketika Paulus mengatakan bahwa Allah telah memilih orang-orang di Tesalonika “untuk diselamatkan”, ini tentu mengimplikasikan bahwa Allah telah memilih untuk memberi kepada mereka satu-satunya sarana untuk memperoleh keselamatan itu, yaitu iman.

·      Keselamatan, pengudusan (oleh Roh Kudus) dan iman  adalah satu paket karunia Allah bagi orang yang dipilih-Nya.

e.    Efesus 1:4-5

1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

·      Dalam kasih, Allah Bapa telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.

·      Paulus menekankan “Allah telah memilih kita”, bukan kita yang memilih Allah.

·      Allah memilih kita oleh Kristus; yaitu bahwa Allah memilih kita bukan dikarenakan apa yang ada pada diri kita, tetapi dikarenakan Yesus Kristus

·      Manusia dipilih bukan karena sudah kudus, melainkan supaya menjadi kudus dan tidak bercacat.

·      Allah memilih berdasarkan “kerelaan kehendak-Nya”, yang berarti : Allah memilih manusia bukan karena ada sesuatu yang benar / berharga / layak dalam diri manusia. Alasan pemilihan Allah hanya terdapat dalam “kerelaan kehendak” Allah. Alasan-alasan bagi pemilihan Allah sepenuhnya ada dalam diri Allah sendiri.

f.    Roma 8:29-30

8:29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

 

·      Apa yang dikatakan Paulus dalam ayat ini merupakan rantai keselamatan yang dimulai dengan kasih Allah yang kekal yang menentukan pilihan, dilanjutkan secara tidak terputus melalui penetapan, panggilan, pembenaran hingga pemuliaan final di Sorga.

·      Penetapan sejak semula atas orang-orang percaya didasarkan kepada kasih Allah yang kekal.

·      Allah memberikan kita rantai keselamatan yang terus menyambung dan tidak terputus hingga akhir.

 

g.   Roma 9:6-26

·      Allah memberitahukan pilihan-Nya (atas Yakub) kepada Ribka sebelum kedua anak itu dilahirkan dan sebelum mereka dapat melakukan baik dan jahat supaya rencana pemilihan-Nya diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan kedua anak itu, melainkan berdasarkan panggilan-Nya (ay. 11)

·      Dasar dari pemanggilan Allah bukan berdasar pada manusia, melainkan kepada Allah sendiri.

·      Tuhan tidak pernah memberi alasan, mengapa Dia mengasihi Yakub dan membenci Esau (bahkan sejak kekekalan).

Dalam hal Allah memilih dan menolak, akan muncul orang-rang yang mempertanyakan keadilan Allah, mengapa Allah mengasihi (memilih) Yakub dan membenci (menolak) Esau karena bagi manusia, tampaknya mustahil jika bebicara tentang Allah yang baik dan adil memilih Yakub dan melewatkan Esau. Dalam akal manusiawi, hal ini adalah mustahil. Mengenai hal ini, Paulus sudah menjawab bahwa MUSTAHIL ALLAH TIDAK ADIL (ay. 14). Dalam hal keputusan Allah ini, manusia tidak akan dapat memahami secara penuh, karena bagaimanapun, manusia bukanlah Allah. Manusia berdosa tidak akan dapat memahami segala sesuatu tentang Allah secara sempurna. Jalan Allah lebih tinggi daripada jalan manusia, pemikiran-Nya melampaui manusia. Kedaulatan Allah itu bersifat final, dan hanya Allah sendiri yang mampu mengerti akan keputusan-Nya itu. Jika kita menggunakan akal kita menurut cara pandang Alkitab bahwa kita tidak mampu memahami pikiran Allah secara keseluruhan dan sempurna karena begitu tinggi jalan-jalan dan pemikiran-nya melampaui pikiran kita, maka kita akan mengerti dan tidak akan mempertanyakan kedaulatan Allah dalam hal pemilihan ilahi ini,


·      Pemilihan yang Allah lakukan tergantung sepenuhnya kepada Allah. Ia bebas untuk mengasihi siapa yang ingin Dia kasihi dan melewatkan yang lain, bukan karena kebaikan atau keburukan yang ada dalam diri manusia, tetapi karena alasan-alasan yang Ia miliki sendiri.

 

MANFAAT PELAJARAN INI

Keselamatan bukan ditentukan oleh fakta apakah orang memiliki pengetahuan mengenai 5 pasal T.U.L.I.P. atau tidak. Keselamatan bukan juga ditentukan oleh fakta apakah seseorang sudah mengetahui isi Alkitab layaknya seorang Teolog atau tidak. Keselamatan ditentukan hanya oleh fakta apakah kita beriman dan percaya kepada Kristus atau tidak. Demikian, seoang Kristen Calvinis maupun Kristen bukan Calvinis, bila bertobat dari dosa dan memohon kepada Kristus untuk menyelamatkan dia, maka dia akan masuk Sorga. Bdk. Kis. 16:30-31

16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"

16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."

Jika demikian, apa manfaatnya kita belajar poin-poin ini?

1.      Puji syukur kepada Allah

Kita tentu bersyukur kepada Allah atas karya keselamatan yang Dia lakukan dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus segala dosa-dosa kita. Namun jika (melalui poin-poin pembelajaran ini) kita juga mengerti dan sadar bahwa:

·      Allah memilih kita berdasarkan apa yang ada dalam diri Allah, bukan berdasarkan apa yang ada dalam diri kita, sambil mengingat bahwa tidak ada satupun yang baik dalam diri kita

·      Kita tidak pernah bisa mengasihi Yesus jika Ia tidak terlebih dahulu mengasihi kita

·      Kita tidak pernah dapat memilih Dia  jika Dia tidak terlebih dahulu memilih kita

·      Melalui Roh Kudus, Ia telah mengaruniakan iman kepada kita

Maka kita akan lebih mengasihi Dia. Kita akan lebih merendahkan diri dan hati, karena kita sadar bahwa kita bahkan tidak cukup baik untuk menerima keselamatan dari Allah. Betapa baiknya Allah yang bukan hanya mengampuni dosa kita, tetapi juga mengaruniakan kepada kita iman kepda Kristus agar kita dapat memperoleh pengampunan dosa. Sungguh besar kebaikan Allah.

2.      Jaminan keselamatan

Andaikan benar bahwa keselamatan ditentukan oleh diri manusia sendiri, dimana manusia yang memilih Tuhan - bukan Tuhan yang memilih manusia, dan manusia yang memilih untuk beriman atau tidak, maka kita akan berada dalam situasi mencemaskan karena : perihal kita tetap menjadi orang Kristen atau tidak ditentukan sepenuhnya oleh kita. Bagaimana mungkin kita yang sudah rusak karena dosa dan tidak tahu kebenaran, menentukan sendiri keselamatan kita, bukankah itu mengerikan?

Tetapi kita telah belajar, bahwa seluruh keselamatan tergantung pada Allah, bukan pada diri kita. Allah bukan hanya menentukan / memilih manusia untuk selamat, melainkan Allah juga mengerjakan keselamatan, Allah juga mengeruniakan jalan keselamatan, dan menjaga keselamatan itu, sehingga dengan demikian, keselamatan itu tidak akan hilang selama-lamanya. Allah telah melakukan pekerjaan baik dalam diri manusia dan akan meneruskannya sampai pada hari Kristus Yesus (Flp. 1:6). Kita menerima banyak sukacita dan penghiburan karena pekerjaan Allah ini. Terpujilah Allah!

 

RANGKUMAN 5 POKOK CALVINISME - T.U.L.I.P. - BAGIAN 1 : Total Depravity (Kerusakan Total)


RANGKUMAN 5 POKOK CALVINISME

T.U.L.I.P.

 


R

angkuman mengenai 5 pokok Calvinisme ini saya buat dalam bentuk poin-poin yang (harapan saya semoga) dapat mempermudah kita untuk mengerti urutan-urutan penjelasan mengenai 5 pokok Calvinisme ini. Poin-poin ini saya susun berdasarkan penjelasan dari buku “The Five Points Of Calvinism” yang ditulis oleh Edwin H. Palmer. Tulisan ini akan dibuat berurutan sesuai 5 huruf yang membentuk akronim TULIP.

T.U.L.I.P sendiri merupakan singkatan dari 5 poin pengajaran (dari sekian banyak pengajaran paham Calvinis) yaitu:

1.      Total depravity : kerusakan total

2.      Unconditional election : pemilihan tanpa syarat

3.      Limited atonement : penebusan terbatas

4.      Irresistible grace : anugerah yang tidak dapat ditolak

5.      Perseverance of the saints : ketekunan orang-orang kudus

Semoga rangkuman ini dapat mudah dimengerti oleh para pembaca dan dapat membuat kita terus merenungkan, betapa kita hanya bisa diselamatkan hanya karena kasih karunia Allah.

 

Bagian 1 : Total Depravity  (Kerusakan Total)

1.   Kerusakan total bukan berarti kejahatan manusia sudah mencapai derajat / intensitas maksimal, melainkan telah mencapai luasan cakupan yang maksimal dalam kehidupan manusia.

2.   Kerusakan total bukan berarti manusia telah mencapai kesempurnaan dalam kejahatan, melainkan tidak ada satupun perbuatan manusia yang baik. Kerusakan total berarti dalam perbuatan kecil sekalipun, manusia telah berbuat dosa (dosa mencakup hingga hal-hal terkecil dalam diri manusia). Contoh :

a.    Seorang anak kecil bisa saja menikam teman bermainnya dengan pisau hingga meninggal. Namun dia tidak melakukan itu. Tetapi saat dia memukul temannya, mendorong temannya hingga jatuh, menghina temannya, itu sudah termasuk dosa. Dalam hal ini, dia tidak perlu melakukan hal besar untuk dinyatakan sebagai dosa. Hal kecil sekalipun yang dilakukan anak itu diperhitungkan sebagai dosa. Dosa mencakup hingga hal-hal terkecil dalam diri manusia

b.   Seorang dewasa dapat saja merampok bank. Namun dia tidak melakukan itu. Tetapi saat dia melakukan satu kebohongan kecil, itu sudah termasuk dosa. Dalam hal ini, dia tidak perlu melakukan hal besar untuk dinyatakan sebagai dosa. Hal kecil sekalipun yang dilakukan orang itu diperhitungkan sebagai dosa. Dosa mencakup hingga hal-hal terkecil dalam diri manusia.

3.   Kerusakan total bukan berarti hilangnya kebaikan relatif dalam diri manusia. Untuk menjelaskan arti dari “kebaikan relatif”, kita harus mengetahui pengertian dari kebaikan menurut dua pandangan, yaitu pandangan Tuhan (Alkitab) dan pandangan manusia. Tentu berbeda arti kebaikan menurut Tuhan dan menurut manusia. Di mata manusia, segala sesuatu yang kelihatan baik, dermawan, sopan dsb. mungkin dapat diterima sebagai perbuatan baik. Namun kriteria  kebaikan di mata Tuhan adalah :

a.       Sesuai hukum Allah (Rom.2:13)

b.      Dilakukan atas dasar iman yang sejati (Rom.14:23)

c.       Motivasi yang benar : bagi kemuliaan Allah (1 Kor.10:31)

Kerusakan total tidak membuat manusia tidak dapat melakukan kebaikan relatif. Contohnya : seorang Atheis dapat menyumbangkan uang 100 juta bagi korban bencana alam. Dalam hal ini, di mata manusia dia telah berbuat baik. Namun di mata Tuhan, kebaikannya tidak didasarkan atas iman, tidak untuk kemuliaan Allah. Maka hal itu tidak diperhitungkan sebagai kebaikan oleh Allah. Ini adalah kebaikan relatif. Jadi kerusakan total tidak berarti manusia benar-benar tidak dapat melakukan kebaikan (secara relatif).

4.   Kerusakan total berarti manusia tidak pernah dapat melakukan kebaikan  secaara fundamental menyenangkan hati Allah, dan kenyataannya manusia selalu berbuat jahat (Kej.6:5).

5.   Kejahatan hati manusia telah menembus sampai bagian dalam diri manusia, baik hati, pikiran, kecenderungan hati, bahkan sampai perbuatan-perbuatan yang dianggap baik. Manusia tidak dapat melakukan kebaikan sesuai sudut pandang Allah. Dosa merasuk sampai ke dalam celah hidup manusia, bahkan mencemari “kebaikan relatif” manusia.

6.   Kerusakan total menjangkau hingga pada bayi-bayi dalam kandungan (Maz. 51:7) dan menjangkau semua manusia keturunan Adam (Rom.3:10-13).

7.   Kerusakan total bukan berarti manusia melakukan semua dosa yang ada di dunia, juga tidak berarti manusia telah melakukan dosa sampai titik terburuk seperti iblis - manusia masih dapat melakukan kebaikan relatif. Namun manusia dalam segala aspek, segala sudut kehidupan baik itu “kecil” ataupun “ringan” apapun yang dilakukan semua itu telah dicemari dosa.

8.   Tiga deskripsi kerusakan total :

a.       Orang yang belum dilahirkan kembali, berseteru dengan Allah.

b.      Ia tidak taat hukum Allah

c.       Ia tidak mungkin melakukan kebaikan sejati yang berkenan di hadapan Allah.

9.   Manusia tidak dapat memahami kebaikan manusia dapat memahami kebaikan sejati hanya jika Tuhan membukakan hati (Kis.16:14).

10.     Manusia tidak dapat menginginkan kebaikan. Bagian terburuk dari kerusakan total adalah  manusia bahkan tidak menginginkan kebaikan, dan dia tidak peduli akan hal ini.

11.     Manusia tidak dapat memilih Yesus, bahkan tidak dapat mengambil langkah pertama untuk datang kepada Yesus kecuali Bapa menarik dia (Yoh.6:14).

12.     Kerusakan ini bersifat universal karena Alkitab mengatakan : “tidak seorangpun…..” (Yoh.6:44; 65).

13.     Ilustrasi mengenai ketidak-mampuan manusia :

a.       Orang yang belum dilahirkan kembali digambarkan sebagai orang yang berhati batu / keras (Yeh.11:9), dan dalam Firman itu Allah mengatakan bahwa Dia akan memberi roh yang baru bagi mereka, sehingga hati mereka menjadi hati daging / hati yang taat. Dalam hal ini, manusia tidak dapat melakukannya sendiri, melainkan Allah yang mengerjakannya.

b.      Analogi kelahiran kembali (Yoh.3:3). Kata Yesus : untuk melihat Kerajaan Allah, manusia harus dilahirkan kembali. Analogi kelahiran mengingatkan bahwa bayi tidak berkontribusi apapun dari pembuahan sampai dilahirkan. Demikian juga manusia yang belum percaya tidak dapat mengambil satu langkah pun menuju kelahiran kembali, dan dia harus dilahirkan oleh Roh Kudus.

c.       Alkitab menggambarkan orang berdosa sebagai orang yang sudah mati (Ef. 2:1 dan 5). Ia tidak bisa minta dibangkitkan. Dia bisa hidup jika ada yang membangkitkan dia. Dalam hal ini, dia tidak ada andil apa-apa, dan seutuhnya adalah andil dari sosok yang membangkitkan dia. Orang berdosa mati karena dosanya, namun diselamatkan Allah, dihidupkan Allah bersama Kristus (Ef.2: 4-5).

14.     Dalam kondisi mati rohani, manusia tidak dapat meminta pertolongan Tuhan, kecuali Tuhan mengubah hai batu menjadi hati daging, menghidupkan secara rohani (Ef. 2:5) - dilahirkan kembali – lalu manusia dapat datang kepada Yesus, mengaku dosa dan memohon keselamatan.

15.     Keselamatan manusia seutuhnya bergantung pada Allah (Ef. 2:8).

16.     Pengetahuan tentang kerusakan total seharusnya membuat kita sadar bahwa kita benar-benar buruk di mata Allah dan kita berada dalam situasi mengerikan jika Allah tidak menolong kita.

 

Bukan aku yang memilih Engkau, karena ya Tuhan, itu tidak mungkin terjadi.

Hati ini tetap menolak Engkau bila Engkau tidak memilih diri ini.

Terimakasih Tuhan, karena telah menyelamatkan jiwaku.

Amin 

(Ayat-ayat pembanding mengenai kerusakan total : Maz. 51:7; Yoh. 6:44, 65; Yoh. 8:34; Rom. 8:7-8; 1 Kor. 2:14)