“Kamu bawa dia ke Cappadocia, it’s my dream, not her! My dream mas!”
Bagi para pembaca yang kekinian, pasti ingat penggalan kalimat yang diambil dari film “Layangan Putus” ini. Saya sendiri belum menonton film ini dan hanya sempat menonton penggalan dari scene film yang menjadi viral itu (Ya, sepertinya memang saya yang kurang update soal hal-hal yang kekinian). Secara singkat, film ini sepertinya mengisahkan tentang cinta segi tiga yang akhirnya merusakkan hubungan suami istri dalam suatu keluarga. Dalam film tersebut - dari penggalan kalimat yang sudah kita baca di atas - dapat kita ketahui bahwa sang suami membawa selingkuhannya pergi untuk berlibur ke Cappadocia. Dimanakah sebenarnya Cappadocia itu?
Cappadocia adalah wilayah kuno yang terletak di Turki tengah selatan atau tenggara Ankara dan berada di dataran tinggi yang terjal di utara Pegunungan Taurus. Cappadocia terkenal dengan hamparan batuan vulkanik lunak yang terbentuk oleh erosi dari gunung berapi selama jutaan tahun. Batuan itu menjadi beragam bentuk yang unik seperti menara, kerucut, lembah, dan gua. Beberapa batuan terbut bahkan memiliki tinggi hingga 45 m. Terdapat banyak lokasi wisata yang bisa didatangi saat berkunjung ke Cappadocia. Mulai dari menaiki balon udara hingga bertualang bersama kuda. Cappadocia juga mendapat julukan 'the land of beautiful horses' atau tanah kuda yang indah. (Sumber : CNN Indonesia - Mengenal Cappadocia, Kawasan Wisata yang Disebut di 'Layangan Putus') – Di bawah ini adalah foto keindahan destinasi wisata Cappadocia.
Lalu apa hubungan antara Cappadocia, layangan putus dan perenungan kita kali ini?
Daerah Cappadocia dua kali disebutkan dalam Alkitab, yaitu dalam Perjanjian Baru
Kisah Para Rasul 2:7-9
2:7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?
2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
Pada zaman Alkitab, umat Yahudi tersebar diberbagai penjuru dunia, salah satunya samai di Cappadocia / Kapadokia, Turki. Demikian juga umat Kristen yang menerima surat dari Rasul Petrus yang tersebar hingga Kapadokia.
Petrus 1:1. Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,
Dari surat Rasul Petrus inilah kita akan berangkat masuk ke dalam perenungan kita mengenai pengharapan (1 Pet.1:1-9)
Dalam suratnya yang pertama, Petrus memberi pengajaran dan penguatan iman kepada jemaat yang menjadi pendatang di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia mengenai pengharapan dalam Tuhan Yesus Kristus. Pengharapan akan hal apa? Pengharapan akan kehidupan kekal yang akan diterima orang-orang beriman dalam Kerajaan Sorga (ay.4). Pengharapan ini bukanlah suatu pengharapan yang kosong, melainkan pengharapan yang berdiri di atas suatu dasar yang kokoh dan tidak dapat runtuh, yaitu Tuhan Yesus yang telah mati untuk menebus dosa manusia dan bangkit dari antara orang mati sebagai tanda kemenangan atas kuasa maut. Dalam hal ini, orang percaya dulu telah mati karena dosa-dosanya, telah dilahirkan kembali dalam kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (ay.3; bdk. juga Rom. 6:3-5)
Roma 6:3-5
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, terlalu banyak ujian, cobaan dan godaan yang membuat kita menderita, baik secara rohani maupun jasmani. Saat kita disakiti orang lain, kita merasa menderita. Saat kita menyakiti Tuhan dengan segala dosa kita, kitapun merasa menderita dan frustrasi karena dosa-dosa kita (kecuali orang itu adalah bukan orang beriman, tentu dia akan bahagia dalam dosa). Terkadang kita diijinkan Tuhan untuk mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, yang menggoyahkan iman kita, yang membuat kita menjadi stres, sakit dsb (bdk. kisah Ayub dalam Alkitab). Namun dalam menghadapi itu semua, ada pengharapan – dan itu bukan pengharapan kosong – bahwa kita dipelihara oleh Allah dalam kekuatan-Nya untuk dapat tetap setia hingga akhir (ay.5). Tuhan Yesus sendiri juga telah menjanjikan itu.
Mat. 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik itu ujian, cobaa dan godaan yang menghantam iman kita dan membuat kita menderita secara rohani dan jasmani semata-mata diijinkan Tuhan agar iman kita semakin murni, sehingga pada saat Kristus datang kedua kalinya, kita dimuliakan oleh Allah dalam segala kemuliaan-Nya (ay.6-7). Kita tentu mengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, diijinkan Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Rasul Petrus juga mengingatkan bahwa walau kita tidak pernah melihat Kristus, namun kita dapat percaya pada-Nya dan mengasihi Dia. Hal ini menjadi sukacita yang penuh dan sempurna bagi kita melebihi apapun yang ada di dalam dunia (ay.8), dan dengan percaya dan mengasihi Kristus, kita telah dikatakan telah mencapai tujuan iman kita : keselamatan jiwa (ay.9). Mengapa bisa demikian? Karena hanya oleh iman kepada Kristus saja kita dapat diselamatkan.
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kisah Para Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Kisah Para Rasul 16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Hal-hal inilah yang menjadi pengharapan bagi kita orang percaya dalam menjalani hidup, yaitu bahwa hidup dan mati kita tidaklah sia-sia karena sudah ada suatu kepastian keselamatan dan kehidupan kekal yang telah dipersiapkan Allah bagi kita, dan pengharapan itu berdiri di atas dasar yang teguh dan tak tergoyahkan : Yesus Kristus. Segala persoalan hidup tidak akan menghancurkan kita, karena Allah akan memberi kekuatan bagi kita untuk menjalani hidup. Bagi orang percaya , hidup ini tidaklah sia-sia. Orang percaya akan menjalani hidup dengan penuh damai sejahtera dan sukacita, karena sudah ada kepastian keselamatan dalam Yesus Kristus, dan orang percaya akan hidup untuk Kristus karena hidup ini sudah menjadi milik Kristus. Bagi orang percaya, kematian bukanlah akhir dari segalanya, karena kehidupan baru sedang menunggu. Bagi orang percaya, kematian bukanlah suatu kerugian, karena kematian akan membawa kita bertemu Kristus. Orang percaya yang kehilangan kekasihnya sesama orang percaya yang telah meninggal tidak akan berlaru-larut dalam duka karena dia tahu : ada kehidupan kekal setelah kematian, dan kematian akan membawa sang kekasih bertemu Kristus.
Filipi 1:21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Bagi kita orang percaya, segala persoalan hidup tidak akan membuat putus asa dan hidup ini berakhir, melainkan hal itu diizinkan Tuhan terjadi untuk menguatkan iman dan pribadi kita, dan tentu Allah akan memberi kekuatan dan jalan keluar untuk menghadapi persoalan-persoalan tersebut.
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Lalu, apa hubungan antara film “Layangan Putus” dan perenungan ini? Dalam film tersebut, Kapadokia menjadi suatu tempat yang memupuskan harapan sang istri untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Kapadokia yang menjadi impiannya selama ini, rupa-rupanya menjadi tempat yang akhirnya menyakiti hatinya. Suami yang dicintainya, yang menjadi harapannya untuk menjalani hidup bersama akhirnya berubah setia, mengkhianati dia, tidak membawa damai sejahtera baginya dan tidak lagi bersama dengan dia untuk selama-lamanya. Ada kekecewaan dan putus harapan dalam kisah hidup sang istri, sama seperti sebuah layangan putus yang hilang ditiup angin. Sedangkan dalam perenungan kita saat ini, Kapadokia menjadi salah satu tempat dimana orang percaya mendapat suatu penguatan akan pengharapan mereka melalui firman Allah, bahwa pengharapan mereka tidak kosong dan sia-sia karena mereka menaruh harap kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup mereka. Hal ini juga berlaku bagi semua orang Kristen yang percaya kepada Kristus, termasuk saya dan saudara. . Jika bagi sang istri dalam film tersebut, pergi ke Kapadokia adalah mimpinya – dan mimpi itu hancur berantakan – maka bagi orang yang percaya kepada Kristus, pergi ke Sorga bukanlah suatu mimpi melainkan suatu kepastian karena Kristuslah jaminannya, Kristuslah jalannya dan Kristuslah yang akan membawa kita ke sana dan tidak akan ada yang mampu menutup jalan ke Sorga.
Tuhan Yesus tidak pernah mengecewakan kita baik dalam hidup rohani maupun dalam hidup jasmani kita. Tidak pernah Dia berubah setia daripada kita, sebaliknya: kesetiaan-Nya kekal. Inilah yang menjadi pengharapan hidup kita. Taruhlah pengharapan hidup kita kepada Tuhan Yesus, baik dalam hal keselamatan jiwa maupun dalam menjalani hidup. Jangan pernah menaruh harapan kita kepada manusia, juga kepada kekuatan / usaha kita sendiri, karena itu akan menjadi harapan kosong dan sia-sia. Sungguh, pengharapan kita tidak akan sia-sia, jika kita berharap kepada Kristus.
Satu Himne Kristen akan kita nyanyikan bersama untuk menutup perenungan ini:
KJ 392 : ‘Ku Berbahagia
‘Ku berbahagia yakin teguh
Yesus abadi kepunyaanku
Aku warisnya 'ku ditebus
Ciptaan baru Roh Kudus
Aku
bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya
(Blessed Assurance, Fanny Crosby 1873)
- AMIN -