Jumat, 18 Oktober 2024

SAHABAT SEPERTI APAKAH KITA? (Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik bagi orang lain?)

 

SAHABAT SEPERTI APAKAH KITA?

(Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik bagi orang lain?)

Apakah anda mempunyai sahabat? Berapa lama anda bersahabat dengan dia? Sahabat seperti apakah anda? Mungkin anda selalu berpikir untuk mencari sahabat yang baik. Namun, pernahkah anda berpikir “apakah saya sudah menjadi sahabat yang baik bagi sahabat saya?”

Alkitab banyak menceritakan kisah persahabatan. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah persahabatan Daud dan Yonatan. Mereka berdua saling mengasihi dengan tulus dan saling tolong-menolong. Daud menjadi sahabat yang baik bagi Yonatan, demikian juga Yonatan yang menjadi sahabat baik bagi Daud. Kita tentu dapat belajar dari kisah persahabatan mereka berdua. Namun dalam tulisan kali ini, saya akan membahas dua persahabatan yang bisa kita jadikan bahan perenungan bagi diri kita : Sahabat seperti apakah kita? Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik seperti Daud dan Yonatan?

1.      Persahabatan Amnon dan Yonadab

Kisah persahabatan kedua pemuda ini dapat kita baca lengkap di 2 Sam. 13:1-22. Sebenarnya hubungan mereka berdua bukanlah hubungan biasa karena mereka adalah saudara sepupu.

 

2 Sam. 13:3 :  Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik.

 

Singkat cerita, Yonadab yang cerdik (cerdik terj. NET : crafty man = orang yang licik) memberi suatu ide kepada Amnon mengenai masalah percintaannya. Ide yang diberikan Yonadab bukanlah ide yang baik, namun ide yang mendatangkan keburukan.

 

2 Sam. 13:5 :  Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: "Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka haruslah engkau berkata kepadanya: Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya, maka aku akan memakannya dari tangannya."

 

Yonadab menyuruh Amnon berpura-pura sakit agar Daud mengijinkan Tamar datang ke rumahnya untuk melayaninya. Dengan demikian, Amnon mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Tamar. Sebagai laki-laki, Yonadab yang tahu bahwa Amnon sedang menahan hasrat kepada Tamar tidak memberi solusi yang sehat kepada Amnon. Yonadab tidak menguatkan iman Amnon yang sedang dilanda masalah hasrat cinta anak muda; Sebaliknya, dia justru memberi ide yang memperburuk keadaan, dimana  dalam kondisi demikian Amnon bisa saja dikuasai hawa nafsu dan melakukan hal yang buruk kepada Tamar. Sikap menyuruh untuk berpura-pura sakit (menipu Daud) adalah bukti bahwa ide Yonadab adalah ide yang jahat dan mendukung hawa nafsu Amnon. Ide Yonadab memanipulasi pikiran Amnon untuk menciptakan suatu keadaan dimana Amnon dapat mencurahkan hasrat cinta (atau nafsu) yang terpendam kepada Tamar. Ide ini akhirnya dilakukan oleh Amnon dan benar saja, kondisi Amnon yang menahan hasrat terpendam membuahkan perbuatan cela, dimana Amnon memperkosa Tamar, adik tirinya.

Selain memanipulasi pikiran Amnon, sikap Yonadab juga tidak mencerminkan kasihnya kepada Amnon, karena seharusnya Yonadab tahu bahwa ide yang diberikannya pasti akan mendatangkan malapetaka kepada Amnon dan Tamar. Jika dia  mengasihi Amnon dan Tamar (ingat bahwa Tamar adalah sepupunya juga), maka dia tidak akan memberi ide yang jahat. Ini adalah buti bahwa Yonadab tidak memiliki kasih, karena dia adalah orang fasik. Dia tidak menaruh kasih kepada dua saudaranya itu, dan juga tidak menjadi sahabat dan saudara dalam kesukaran hati Amnon. Padahal Alkitab berkata :

 

Ams. 17:17 :  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

 

Bagaimana dengan kita? Sahabat seperti apakah kita, saat ada yang meminta saran? Apakah kita memberi masukan atau usul yang baik? Bukan hanya dalam hal memberi usul; dalam hal apapun, apakah kita sudah menjadi sahabat yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain? Ataukah justru kita menjerumuskan orang ke dalam dosa? Apakah keberadaan kita membuat keadaan orang lain menjadi lebih baik di mata Tuhan dan manusia, atau malah sebaliknya? Apakah kita selalu mendukung sahabat kita? Atau justru menikamnya dari belakang? Apakah kita bisa menjaga rahasia saat sahabat kita bercerita? Ataukah justru kita jadi “ember” yang membocorkan rahasia orang?

Orang yang menjerumuskan sahabatnya ke dalam dosa; orang yang menikam temannya dari belakang dsb. adalah orang yang menjadi racun bagi sahabatnya, dan ini merupakan dosa di mata Tuhan. Janganlah kita menjadi racun untuk sahabat kita seperti Yonadab.

 

Ams. 16:28 :  Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.

 

2.      Persahabatan Filipus dan Natanael

Filipus dan Natanael tercatat sebagai dua orang sahabat yang merupakan murid-murid Yesus yang pertama. Kisah persahabatan kedua orang ini dapat kita baca lengkap dalam Yoh. 1:35-5. Dalam bacaan ini, Filipus terlebih dahulu bertemu dengan Yesus dan diajak Yesus untuk mengikuti-Nya (ay. 43). Ini merupakan suatu kabar baik : dipanggil oleh Sang Mesias.

Lalu, apa yang menjadikan Filipus sebagai sahabat yang baik bagi Natanael? Filipus yang telah merespon panggilan Yesus tidak menjadikan hal sukacita ini menjadi miliknya sendiri. Sebaliknya, dia mengajak sahabatnya Natanael untuk turut ambil bagian dalam sukacita yang telah dia terima : bertemu Kristus dan menjadi pengikut-Nya.

 

Yoh. 1:45-47  Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

 

Kabar keselamatan dan sukacita yang didapatkan Filipus, dia teruskan kepada sahabatnya, karena Filipus ingin sahabatnya juga dapat bertemu Kristus dan turut ambil bagian dalam sukacita yang pada akhirnya akan menjadi sukacita kekal.

Bagaimanakah dengan kita? Sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Kristus dan sebagai sahabat yang baik, sudahkah kita menyiarkan kabar keselamatan ini bagi sahabat kita? Sudahkah  sahabat kita mendengar kabar keselamatan bahwa : Allah mengasihi kita, sehingga Dia datang untuk menyelamatkan kita orang berdosa dari hukuman kekal ?

Jika kita telah mendengar kabar baik, kita menikmati kenyataan bahwa kita telah diselamatkan oleh Kristus dan kita tidak mengabarkan itu kepada sahabat kita, maka kita bukanlah sahabat yang baik.

 

Ada suatu ilustrasi : ada dua orang pemuda beragama Kristen yang bersahabat akrab, James dan Chris. Mereka selalu bersama, tidak pernah bertikai, memiliki hobi yang sama, saling menolong, saling peduli, sama-sama aktif sebagai pemuda Gereja; sungguh persahabatan mereka sangatlah ideal. Namun, ada 1 hal yang membuat mereka berbeda: James adalah pemuda Kristen yang beriman pada Kristus dan takut akan Tuhan, sedangkan Chris adalah pemuda Kristen KTP yang tidak beriman sungguh-sungguh dan tidak takut Tuhan. Perbedaan ini tidaklah menjadi penghalang bagi persahabatan mereka. Namun bagi James, keadaan Chris sebagai orang yang tidak beriman mengganjal hatinya. James sangat peduli, namun tidak pernah satukalipun menginjili Chris. Ini disebabkan karena dia tidak mau hubungannya dengan Chris menjadi renggang karena perbedaan pendapat soal kehidupan beriman. James merasa bersalah karena dia tidak pernah menginjili Chris, padahal hampir setiap hari mereka bertemu. James lalu berkata dalam hatinya : “akan ada waktu yang tepat dimana saya akan memberi tahu Chris mengenai Kristus”.

Hari demi hari, James terus mencari waktu untuk menginjili Chris, namun selalu dia menunda esok, esok dan esok. Hingga suatu hari, mereka berdua pergi ke gunung bersama rombongan pemuda Gereja. Dalam perjalanan, bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan terguling ke jurang. Dalam kecelakaan ini, James dan Chris meninggal dunia. Sebagai orang beriman, James langsung masuk Sorga dan Chris masuk Neraka. Dalam keadaan sengsara di Neraka, Chris melihat James ada dalam sukacita Sorgawi yang damai. Melihat hal itu, Chris berteriak : “James, sungguh tega dirimu! Engkau sahabatku! Engkau selalu punya banyak waktu untuk bertemu denganku! Engkau selalu punya banyak waktu untuk bercerita denganku, bahkan engkau selalu punya banyak waktu untuk bermain sepakbola denganku! Namun betapa teganya kamu, satukalipun engkau tidak pernah memberitahukanku jalan menuju ke sana (Sorga)!

Dalam kisah di atas, James tidak menjadi sahabat yang baik bagi Chris seperti Filipus yang mengenalkan Natanael kepada Kristus. Kisah di atas mungkin tidak akan terjadi dalam kekekalan, namun mungkin juga bisa juga terjadi. Akan tetapi bayangkanlah : kita melangkah masuk Sorga karena kita telah beriman kepada Kristus, dan kita melihat sahabat kita sedang menderita dalam Neraka karena kita tidak pernah menceritakan tentang jalan keselamatan kepada mereka selama kita masih berada di dunia dengan dia. kita bukanlah teman yang baik.

Belajar dari Filipus yang menjadi sahabat baik bagi Natanael, yang mengenalkan Kristus bagi Natanael, demikian juga kita : selagi masih ada waktu dan kesempatan, marilah kita yang telah terlebih dahulu mendengar Injil dan telah terlebih dahulu mengenal dan beriman kepada Kristus, memberitakan itu semua kepada sahabat-sahabat kita yang belum beriman kepada Kristus. Mengenalkan mereka kepada Kristus bukan hanya dalam hal keselamatan, namun juga dalam hal kehidupan bahwa dalam hidup ada Kristus yang selalu menyertai kita. Saat sahabat kita mengalami permasalahan hidup (seperti Amnon), kita harus mengarahkannya kepada Kristus, karena hanya Kristuslah satu-satunya jalan keluar. Saat sahabat kita mencari kedamaian karena belum mengenal Kristus, kita harus mengenalkannya kepada Kristus sebagai sumber kedamaian. Beginilah seharusnya kita menjadi sahabat : menguatkan iman mereka dan memberi solusi terbaik bagi masalah sahabat kita, dan solusi itu adalah Kristus. Itu baru sahabat yang baik!

Kristus adalah sahabat yang baik. Dia adalah sahabat yang memiliki kasih yang besar,  yang mau mengorbankan diri bagi keselamatan sahabat-sahabatNya – dan kitalah sahabat-sahabatNya.

 

Yoh. 15:13 :  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

 

Sebagaimana Kristus sudah menjadi sahabat yang baik bagi kita dengan berkorban bagi kita, kita pun harus menjadi sahabat yang baik bagi orang lain, yaitu dengan membawa dan mengenalkan mereka kepada Kristus. Itulah tugas kita sebagai orang Kristen sesuai amanat agung Kristus.

 

Mat.28: 19-20 : Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 

Sahabat seperti apakah kita? Seperti Yonadab yang menjerumuskan orang ke dalam dosakah? Atau seperti Filipus yang membawa orang lain kepada Kristus?

Selamat menjadi sahabat yang baik!

Amin



Kamis, 17 Oktober 2024

PACARAN ALA KRISTEN (bagaimana seharusnya muda-mudi kristen berpacaran dan mencari pacar?)

 PACARAN ALA KRISTEN

(Bagaimana seharusnya muda-mudi Kristen berpacaran dan mencari pacar?)



Apa itu pacaran? Mengutip dari artikel Telkom Schools, menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pacaran adalah pengalaman romantis pada masa remaja yang dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada masa remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan pada masa dewasa. Jadi secara sederhana, pacaran adalah masa dimana dua pasangan mempersiapkan diri, baik secara pengenalan antara satu sama lain maupun pengenalan dengan keluarga masing-masing pasangan.

Karena pacaran merupakan suatu proses penting yang harus dijalani para muda-mudi sebelum memasuki jenjang pernikahan, maka hendaknya para muda-mudi baik yang sedang menjalani masa pacaran maupun para muda-mudi jomblo yang sedang mencari pacar harus mengerti bagaimana seharusnya muda-mudi berpacaran menurut apa kata Alkitab. Apa kata Alkitab soal pacaran? Bagaimana kriteria pacar yang baik menurut Alkitab? Mari perhatikan poin-poin berikut :

1.  Pacaran harus dengan yang berbeda kelamin

Ini adalah syarat mutlak pertama bagaimana seorang muda / mudi Kristen memulai hubungan pacaran. Mengapa harus berbeda kelamin? Berbeda dengan hubungan persahabatan biasa, pacaran merupakan suatu hubungan yang akan menuju kepada jenjang pernikahan, dimana Tuhan melalui Firman-Nya telah menetapkan bahwa : hubungan pernikahan itu sudah seharusnya terjadi hanya antara laki-laki dan perempuan. Kita harus sadar, bahwa sejak semula, Allah hanya menciptakan makhluk heteroseksual (ketertarikan pada individu yang memiliki jenis kelamin atau identitas gender berbeda), dan ini berlaku pada manusia dan hewan. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan / jantan dan betina.

 

Kej. 1:28 : Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Beranakcucu seperti yang diperintahkan Tuhan hanyalah bisa terjadi jika ada hubungan seks antara laki-laki dan perempuan, karena dibutuhkan sel sperma dan sel telur untuk bisa terjadi pembuahan. Perintah untuk beranakcucu sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Allah sudah menetapkan heteroseksual  sebagai satu-satunya orientasi seksual yang baik menurut pemandangan dan rencana-Nya. Jika ada orientasi yang diluar itu, maka itu merupakan penyimpangan yang tidak sesuai kehendak Tuhan dan tidak baik menurut skala ciptaan Tuhan (biseksual memang bisa menghasilkan keturunan saat terjadi hubungan seks antar beda kelamin, tapi sifat gay / lesbian yang melekat dalam biseksual merupakan penyimpangan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga tetap diperhitungkan sebagai dosa). Jadi, Tuhan menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan (hanya dua kelamin), menetapkannya menjadi makhluk heteroseksual (hanya satu orientasi seksual) dan melihat itu sebagai sesuatu yang baik, sehingga pacaran yang sesuai dengan Alkitab adalah pacaran yang terjadi antara laki-laki dengan perempuan. Dengan demikian, segala bentuk ketertarikan seksual di luar apa yang telah ditentukan Tuhan (baik gay, lesbian maupun biseksual) merupakan suatu kekejian di mata Tuhan (untuk pembahasan mengenai LGBT, dapat dibaca dalam tulisan saya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2023/10/lgbt-dari-sudut-pandang-alkitab.html ).

Dengan demikian jelas bahwa dalam mencari pacar, haruslah saudara mencari seseorang yang berbeda kelamin dengan saudara. Ini merupakan syarat awal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh muda-mudi Kristen.

 

2.    Pacaran harus dengan yang seiman

Ini adalah syarat mutlak ke dua bagaimana seorang muda / mudi Kristen memulai hubungan pacaran. Mengapa harus seiman? Karena Tuhan tidak mau anak-anaknya bersatu dengan orang tidak seiman.

 

2 Kor. 6:14  Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Mengapa Tuhan tidak mau anak-anak-Nya bersatu dengan orang tidak seiman? Karena saat saudara sudah beriman dan percaya kepada Kristus, maka saudara telah diperhitungkan sebagai anak Tuhan. Sebaliknya, mereka yang tidak beriman dan tidak percaya kepada Kristus diperhitungkan sebagai anak setan. Jika Tuhan sendiri berseteru abadi dengan setan / iblis, bagaimana mungkin kita yang adalah anak-Nya mau bersekutu dengan mereka yang adalah anak iblis? Allah membenci iblis, begitu pula sebaliknya, iblis membenci Allah. Kita yang adalah anak-anak tebusan Kristus sesungguhnya adalah anak-anak Allah, sehingga Dia yang adalah Bapa kita tidak mau kita bergaul / bersatu dengan anak-anak dari musuh-Nya. Ingat, Allah telah berusaha habis-habisan untuk menyelamatkan kita lewat pengorbanan Kristus dan tentu Dia tidak mau kita bersatu dengan sosok yang justru mau menjebloskan kita ke neraka. Jika saudara ngotot untuk mencintai salah satu dari anak iblis tersebut, maka saudara telah melawan Tuhan. Kita dapat belajar dari kisah Simson, dimana hubungannya dengan Tuhan menjadi hancur karena berhubungan dengan wanita yang tidak seiman (untuk renungan lengkap mengenai Simson, dapat dibaca dalam tulisan saya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2021/07/si-kuat-yang-ingkar-janji-hakim-hakim.html ).

 

Jangan pula coba-coba mencari pacar berbeda iman dengan alasan “semua agama sama” atau “semua agama menuju kepada Allah”, karena secara tidak langsung, hal itu sudah dibantah oleh Kristus dengan perkataan-Nya dalam Yohanes 14:6.

 

Yoh. 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

 

Eksklusivitas Kristen telah ditetapkan oleh Kristus dalam diri-Nya, dan jangan membuat diri kita menjadi murahan saat kita mengatakan bahwa semua iman itu sama hanya demi memacari /  menikahi orang yang berbeda iman. Itu sangat merendahkan darah Kristus yang mahal harganya. Jangan pernah membandingkan Tuhan bahkan meninggalkan Tuhan hanya demi laki-laki / perempuan yang berbeda iman dengan kita. Jangan pula memperdebatkan isi kitab suci hanya demi memuaskan / memenuhi keinginan kita. Ingatlah posisi kita : kita hanyalah orang berdosa yang harus masuk neraka, namun Tuhan Yesus rela mati bagi kita agar kita selamat. Ingatlah : tidak ada satupun lai-laki / perempuan yang mau mati bagi saudara dan saya, . Kekasihmu tidak mau mati bagimu. Jangan meninggalkan Tuhan hanya demi manusia, apa lagi demi anak iblis.

 

3.    Pacaran harus dengan orang yang takut akan Tuhan

Ini adalah syarat mutlak ke tiga bagaimana seorang muda / mudi Kristen memulai hubungan pacaran. Mengapa harus takut Tuhan? Bukankah “seiman” itu cukup?

Seiman disini bisa memiliki 2 pengertian : seiman dalam arti seagama (sama-sama beragama Kristen) dan seiman dalam arti beriman sungguh-sungguh kepada Kristus. Orang yang beragama Kristen belum tentu beriman pada Kristus (orang Kristen KTP – untuk pembahasan mengenai Kristen Sejati dan Kristen KTP, dapat dibaca dalam tulisan saya: http://charlesdubu.blogspot.com/2024/09/kristen-sejati-merenungi-makna-lagu.html). Namun orang yang beriman dengan sungguh kepada Kristus, sudah pasti Kristen.

Dalam mencari pacar, haruslah mencari pacar beriman pada Kristus dan yang takut akan Tuhan. Apakah pasangan saudara saat ini takut Tuhan? Jika masih dalam tahap pacaran dan dia tidak takut Tuhan, maka pikirkan lagi hubungan itu. Carilah pasangan yang membawa kita menjadi dekat pada Tuhan dan membawa pengaruh baik bagi hidup kita. Jika pasanganmu hanya membuatmu jauh dari Tuhan dan menjadi racun dalam hidup, maka tinggalkanlah, karena Tuhan pasti akan menyediakan yang jauh lebih baik dari dia. Adakah pasanganmu sering mengajak untuk membaca Alkitab? Mengajakmu pelayanan? Membuatmu dekat dengan Allah? Pertahankanlah, karena dia adalah berkat bagimu dan bagi masa depanmu.

 

4.      Pacaran harus dengan orang yang bertanggungjawab

Apa arti bertanggungjawab disini? Bertanggungjawab bisa berlaku dalam banyak aspek.

1)   Bertanggungjawab dalam hal iman : artinya carilah pasangan yang bertanggungjawab terhadap kualitas iman. Ini ada hubungannya dengan poin ke-dua : takut akan Tuhan. Carilah pasangan yang selalu menambah kualitas imanmu dan imannya, yang selalu membawa sudara dalam doa, yang selalu ingat akan Firman Tuhan dalam menjalani hubungan pacaran bersama saudara. Inilah maksud dari bertanggungjawab dalam iman, yang selalu berusaha bersama saudara dalam menjaga kesucian hubungan pacaran di hadapan Tuhan.

2)   Bertanggungjawab dalam hal kehidupan : artinya carilah pasangan yang bertanggungjawab terhadap kualitas hidup, baik hidup saat ini maupun untuk masa depan. Untuk masa kini : Carilah pasangan yang selalu mau melakukan yang terbaik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi diri saudara. Contoh : carilah pasangan yang benar-benar rajin belajar (bagi yang berpacaran sejak masa sekolah / kuliah), yang suka mengembangkan diri ke arah yang positif, tidak malas-malasan (contoh : kuliah tidak selesai-selesai karena malas), dst. Untuk masa depan : Carilah pasangan yang selalu berusaha mau mencari kerja (jika pasangan saudara masih dalam tahap mencari kerja), yang rajin bekerja untuk mempersiapkan masa depan yang baik bersama saudara (jika pasangan saudara sudah bekerja), yang memiliki pikiran dan persiapan ke depan, yang serius dengan saudara untuk melanjutkan hubungan pacaran ke jenjang pernikahan dst,. Jangan berpacaran dengan laki-laki / perempuan yang hidupnya malas-malasan, tidak mau bekerja / mencari kerja, tidak mau berpikir soal hari depanyang hanya mau main-main (contoh : menghabiskan waktu bermain game, scroll medsos dst), yang malas untuk mengembangkan dirinya. Perhatikan ayat-ayat dalam Amsal berikut ini:

 

Ams. 6:9-10  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"  — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

 

Ams. 20:4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.

 

Ams. 21:25 Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

 

Jangan bepacaran dengan si pemalas, walaupun dia tampan ataupun cantik. Carilah pasangan yang berkualitas agar hidup saudara tidak malang di masa depan.

 

Empat poin di atas merupakan hal-hal yang bisa saya bagikan untuk pada muda-mudi Kristen dalam menjalani hubungan pacaran /  dalam menjalani proses cari pacar. Lalu bagaimana kita menjalani proses hubungan pacaran / proses mencari pacar?

1)   Dalam proses menjalani hubungan pacaran / dalam mencari pacar, hendaklah saudara melibatkan Tuhan Yesus dalam semua proses itu. Jangan pernah menjalani atau merencanakan hidup tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya. Jika saudara sudah yakin bahwa pacar saudara telah memenuhi 4 kriteria di atas, berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memberkati dan menyertai hubungan saudara bersama pasangan agar dapat tiba pada jenjang pernikahan. Berdoalah bagi diri saudara agar dapat menjadi pasangan yang serasi bagi pacar saudara. Berdoalah juga bagi hubungan saudara bersama pasangan agar dapat membawa hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan.

 

2)   Dalam menjalani proses pacaran, haruslah saling mengasihi dengan kasih Tuhan, bukan berlandaskan hawa nafsu. Kasihilah pacarmu dengan berdasarkan kasih Tuhan, yaitu kasih yang tidak egois, tulus, murni, rela berkorban, dan tidak berdasarkan hawa nafsu. Jangan memandang pasangan anda dengan nafsu, dan jangan membangkitkan hawa nafsu sebelum waktunya. Biarkanlah itu semua dilakukan dalam koridor pernikahan kudus yang telah diberkati Tuhan. Nikmatilah masa pacaran dalam naungan Kristus.

 

Kidung Agung 2:7 (TB) :  Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!

 

Kidung Agung 2:7 (TL) :  Bahwa aku menyumpahi kamu, hai segala puteri Yeruzalem! demi kijang dan rusa betina di padang, jangan kamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan birahi itu dahulu dari pada dikehendakinya!

 

3)   Dalam proses mencari pacar (baca : Jomblo), maka berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memberikan saudara pasangan yang memenuhi 4 kriteria di atas. Bersabarlah menanti waktu Tuhan; jangan buru-buru sehingga mulai menggunakan cara-cara yang di luar kehendak Tuhan (menikung pacar teman, mulai melampiaskan kesepian pada hal-hal buruk seperti menonton film porno, pergaulan bebas dsb). Selagi menanti jawaban Tuhan, jadilah High Quality Jomblo, yaitu menjadi jomblo yang berkualitas baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.

 

Bagaimana  menjadi High Quality Jomblo di hadapan Tuhan dan manusia?

1)   Di hadapan Tuhan : jadilah jomblo yang takut Tuhan, cinta Tuhan, cinta Firman Tuhan. Jadilah jomblo yang suka dan rajin melayani Tuhan. Jadilah jomblo yang selalu membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.

2)   Di hadapan manusia : jadilah jomblo yang memiliki 3 hal ini : Brain, Beauty, Behavior, Brave.

a.    Brain : tidak harus menjadi Albert Einstein atau Jerome Polin, tetapi jadilah jomblo yang berhikmat, memiliki kemampuan, berwawasan luas, rajin, dan dapat diandalkan (Percuma jika anda tampan / cantik namun saat di tanya 1 x 1 jawaban anda 2).

b.    Beauty : tidak harus berwajah tampan /  cantik (karena sesungguhnya tampan dan cantik itu relatif, tergantung selera masing-masing orang), tetapi jadilah jomblo yang berpenampilan menarik; yang bisa mengurus diri, bersih, rapi dsb. (percuma jika anda tampan / cantik tapi malas mandi, bau badan dsb. Gebetan akan lari daripada anda, dan lalat atau kecoak yang akan datang kepada anda).

c.    Behavior : jadilah jomblo yang memiliki tingkah laku yang baik dan sopan dalam keseharian (percuma jika anda berwawasan luas, berpenampilan menarik tetapi memiliki memiliki tingkah laku yang buruk, tidak sopan, suka buat keributan dsb).

d.   Brave : jadilah jomblo yang memiliki sifat berani ; berani untuk kebenaran, berani menghadapi resiko, berani melawan hal-hal yang buruk dsb.

 

(keempat poin di atas juga harus dimiliki oleh pemuda / pemudi yang sudah memiliki pacar, agar dapat menjadi pasangan yang memiliki kualitas tinggi )

 

Sebelum Tuhan memberikan saudara pasangan, persiapkanlah diri saudara secara baik agar dapat menjadi pemuda / pemudi yang takut Tuhan, serta memiliki 3 hal : Brain, Beauty, Behavior dan Brave, maka siapa saja yang mendapatkan anda sebagai pasangan tentu akan disebut : BERBAHAGIA.


Untuk menutup renungan kita kali ini, mari kita nyanyikan lagu Sekolah Minggu  “Kukasihi kau dengan kasih Tuhan, mungkin dapat dinyanyikan untuk pasangan anda, bisa juga dinyanyikan para High Quality Jomblo saat menembak cowok / cewek incaran masing-masing.


Kukasihi kau dengan kasih Tuhan

Bagaimana aku harus mengatakannya

Perasaan yang ada di hatiku

Oh…Tuhanku tolong aku mengatakannya

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan…

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan

Ku lihat di wajahmu kemuliaan Bapa

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan

 

Selamat menjalani hubungan pacaran sehat yang berkenan di mata Tuhan, selamat berjuang menjadi pacar yang baik di mata Tuhan dan pasangan, selamat berjuang mencari pacar yang sesuai kehendak Tuhan, selamat mempersiapkan diri untuk masuk dalam hubungan pacaran, dan selamat menanti jawaban Tuhan.

Tuhan memberkati.

Amin.


(jika ingin berdiskusi mengenai renungan ini (dan renungan-renungan lainnya), maka dapat menghubungi beta lewat email : dubucharles@gmail.com