Sabtu, 28 Maret 2020

YUDAS ISKARIOT (Matius 27:1-10)


Siapa yang tidak mengenal Yudas Iskariot? Jika kita bertanya pada anak sekolah minggu siapakah Yudas Iskariot itu, mereka mereka akan dengan mantap menjawab murid yang mengkhianati Tuhan Yesus!” atau murid yang menjual Tuhan Yesus!”, dan itu benar, sesuai catatan Alkitab (Mat.10:4 ; Mark.3:19). Yudas adalah murid yang mengkhianati dan menjual Yesus dengan harga 30 keping perak kepada para imam untuk ditangkap, dia adalah salah satu dari 12 Rasul yang dipilih dari begitu banyak orang yang mengikuti Tuhan Yesus. semua orang Kristen bahkan non-kristen tentu tahu siapa Yudas Iskariot ini. Beberapa fakta mengenai Yudas Iskariot:
  • Kata Iskariot berasal dari kata Ibrani “ISY QERIYOT” yang berarti orang Keriot (sumber : https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=YUDAS%20ISKARIOT). Artinya kata Iskariot menunjukkan darimana Yudas berasal. Jadi, Yudas Iskariot berarti Yudas dari Keriot atau Yudas orang Keriot. Keriot sendiri beberapa kali dicatat dalam Alkitab : Yeremia 48:24 , Amos 2:2. Keriot berada di daerah Moab.
  • Ayah Yudas bernama Simon (Yoh.6:71).
  • Yudas memiliki jabatan dalam kumpulan 12 murid yaitu sebagai bendahara atau pemegang kas (Yoh.12:6 ; Yoh.13:29)
  • Selain dikenal sebagai pengkhianat, Yudas juga adalah seorang pencuri uang kas / koruptor (Yoh.12:6).
  • Yudas tentu termasuk 70 murid yang diutus oleh Tuhan untuk memberitakan tentang kerajaan Allah (Luk.10:1-12) dan mungkin juga melakukan mujizat saat dia diutus bersama murid yang lain (Luk.10:17-20)
  • Yudas termasuk dalam 12 murid yang tidak pergi meninggalkan Yesus saat banyak pengikut Yesus yang mundur setelah mendengar khotabh Yesus yang keras (Yoh.6:60-71)

Pengkhianatan Yudas dalam goresan para seniman dunia :

Lukisan “Presa di Cristo nell’orto or Cattura di Cristo” karya pelukis Italia Michelangelo Merisi da Caravaggio (1602)

Lukisan “Yudas kiss” karya pelukis Italia Giotto (1304)

Kembali ke perenungan, apa yang bisa dipelajari dari Yudas berdasarkan bacaan kita pada saat ini? Yudas memiliki guru atau pembimbing rohani yang luar biasa yaitu Yesus, namun kenapa Yudas tetap gagal?
  1. Kegagalan Yudas bukan kesalahan Yesus sebagai guru, melainkan karena Yudas memang bukan orang beriman yang percaya pada Yesus (bdk. Yoh.6:64), sehingga hatinya tidak terbuka untuk dituntun oleh Roh Kudus dan hatinya tidak terbuka untuk kebenaran yang diajarkan oleh Sang Guru
  2. Yudas mengambil keputusan bukan dengan tuntunan Roh Kudus melainkan dengan keinginan daging yang telah ditunggangi iblis. Keputusan yang diambil berdasarkan keinginan daging akan membawa kepada kebinasaan. Karena itu sebelum mengambil keputusan, hendaknya kita meminta tuntunan Roh Kudus agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
  3. Setelah mendengar bahwa Yesus akan dihukum mati, Yudas merasa menyesal dan bersalah (ay.3), namun ada yang salah dengan perasaan Yudas ini. Apa yang salah? Perasaan Yudas hanya sekedar emosi manusia belaka dan bukan kesadaran dari dalam roh. Yudas hanya merasa bersalah kepada Yesus sebagai manusia, sebagai rabi dan sebagai teman. Yudas tidak merasa bersalah kepada Tuhan, pikirannya hanya tertuju kepada pelanggaran moral terhadap sesama manusia namun tidak merasa berdosa dan bertanggung jawab terhadap Tuhan. Saat melakukan dosa, seharusnya yang ada dalam pikiran kita paling pertama adalah aku telah berdosa terhadap Tuhan” (bdk. Dengan Raja Daud saat dia berdosa dalam 2 Sam. 24:10). Saat berdosa, entah sendiri atau melibatkan orang lain (melawan orangtua, mengkhianati teman, membunuh dsb.) Tuhanlah yang tersakiti karena dosa itu, sehingga kita bertanggung jawab terhadap Tuhan atas dosa itu. Jika kita hanya melihat hati manusia yang tersakiti karena kesalahan kita tanpa melihat hati Tuhan telah lebih dahulu tersakiti, maka kita sama dengan Yudas.
  4. Setelah berdosa dan merasa bersalah, Yudas bukan datang kepada Tuhan melainkan kepada manusia (Yudas datang kepada para imam – ay.3), sehingga yang dia dapati adalah kekecewaan dan keputusasaan, sudah tidak dianggap berharga lagi oleh para imam dan dibuang begitu saja. Ini tentu membuat Yudas semakin terpuruk dan frustrasi. Yudas telah pergi ke tempat yang salah, berbeda dengan Petrus. Lihatlah mata Tuhan telah menangkap Petrus saat Petrus menyangkali-Nya tiga kali (bdk. Luk.22:61), dan Petrus lari kepada Tuhan dalam keterpurukan (bdk. Yoh.21:15-23). Saat merasa terpuruk, putus asa dan frustrasi, janganlah datang kepada manusia, tetapi datanglah kepada Tuhan apalagi menyangkut dosa. Datang kepada manusia yang kita dapati hanyalah kekecewaan, keputusasaan dan bahkan kita tidak dianggap. Namun datang kepada Tuhan adalah sesuatu yang indah karena Tuhan tidak memandang rendah hati yang hancur (Maz.51:19) dan dia selalu memberikan kelegaan kepada kita yang datang dengan beban berat (dosa – Mat.11:28).
  5. Yudas tidak menuntaskan penyesalan dengan mohon ampun kepada Tuhan dan bertobat. Yudas berhenti pada fase menyesal tanpa ada pengampunan dan pertobatan. Penyesalan tanpa pengampunan dan pertobatan adalah sia-sia. Ibarat guci yang jatuh dan pecah tanpa ada sentuhan perbaikan, maka itu hanyalah pecahan guci yang siap dibuang sebagai sampah. Saat kita sadar akan dosa dan kesalahan kita, tuntaskan itu dengan mohon ampun pada Tuhan dan lanjutkan dengan pertobatan (dengan tuntunan Roh Kudus). Saat berdosa jangan tunda untuk minta ampun pada Tuhan, karena jika kita tetap bertahan dalam dosa tanpa ada pengampunan dan pertobatan maka kita akan binasa seperti Yudas.
  6. Yudas merasa frustrasi dan putus asa karena mengira semua sudah selesai dan tidak ada yang tersisa bagi dia. Uang tidak dia dapat, pujian dari pada imam tidak dia dapat, malahan dibuang seperti sepah yang rasa manisnya sudah hilang. Dari teman-temannya para murid? Mungkin Yudas berpikir, tidak mungkin teman-teman yang mau menerima seorang pengkhianat untuk kembali. Yudas merasa tertolak tanpa tahu bahwa tangan Tuhan selalu terbuka menerima orang yang datang mohon ampun pada-nya. Yudas merasa malu ditolak di Bait Allah, ditolak teman-teman dan mungkin akan menjadi bahan bully sebagai seorang pengkhianat. Bagi Yudas, ini menjadi masalah yang tidak ada jalan keluarnya tanpa sadar bahwa Tuhan mampu memberi jalan keluar. Putus asa tanpa adanya pertolongan dari Tuhan membuat Yudas menyerahkan diri pada kebinasaan (ay.5). Berapa banyak orang yang bunuh diri karena merasa putus asa dan merasa tidak ada jalan keluar? Tanpa ada hubungan yang baik dengan Tuhan, tanpa percaya Tuhan, tanpa kenal Tuhan dengan baik maka saat masalah datang orang akan kecewa, frustrasi, depresi dan bunuh diri tanpa mengetahui bahwa Tuhan mampu memberi kelegaan

Yudas yang awalnya berapi-api ikut Tuhan, turut menginjili, dan tetap teguh saat orang lain meninggalkan Yesus pada akhirnya gagal dan binasa. Apa pelajaran dari jalan hidup Yudas ini? Kita belajar bahwa lahir dalam keluarga Kristen, berasal dari keturunan Kristen, mendengar injil dari kecil, dibaptis, di-tabis Sidi, mengikuti Perjamuan Kudus, mengikuti pelayanan dsb. tidak menjamin orang akan setia sampai akhir dan menikmati keselamatan dari Tuhan, jika orang itu tidak pernah percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus. Bukan upacara ibadah pelayanan dan lahir dalam keturunan Kristen yang dapat menyelamatkan, melainkan hanya iman dan percaya kepada Kristus (Sola Fide). Yudas jatuh dalam dosa karena tidak meminta tuntunan Roh Kudus dan tidak dituntun oleh Roh Kudus sehingga tiap keputusan yang diambil membawa dia dalam dosa dan kebinasaan. Mintalah selalu tuntunan Roh Kudus dalam setiap langkah hidup kita agar kita tidak salah melangkah dan mengambil keputusan dalam hidup.

Apa persamaan Yudas dan Petrus? Mereka berdua sama-sama melakukan kesalahan fatal di akhir hidup Yesus, guru mereka. Namun, apa perbedaan antara mereka berdua? Yudas menyesal, namun tidak pernah kembali pada Tuhan, sedangkan Petrus menyesal dan kembali pada Tuhan. Saat kita berdosa dan merasa frustrasi karena dosa, maka tuntaskan dengan minta ampun pada Tuhan dan bertobat, maka kita akan diampuni Tuhan dan diberi kelegaan atas rasa frustrasi karena dosa kita.
Kita semua orang berdosa yang telah diselamatkan Tuhan. Saat kita diselamatkan Tuhan, kita memulai sesuatu yang baru dan yang indah bersama Tuhan. Karena itu biarlah kita menjalani dan meyelesaikan semua itu dengan indah bersama Tuhan, sehingga kita akhirnya dapat menikmati keselamatan kekal yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mintalah tuntunan Roh Kudus selalu. Jangan jadi Yudas.

-- AMIN --


Tidak ada komentar:

Posting Komentar