Rabu, 23 Maret 2022

ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN (Rom. 1:17b)




Apakah arti dari perkataan Rasul Paulus ini? Bagaimana cara orang benar hidup berdasarkan iman? Apa dampak iman dalam perjalanan hidup orang benar?

I.    IMAN MENUNTUN UNTUK MEMAHAMI DAN MENAATI RENCANA ALLAH DALAM HIDUP MANUSIA

Dalam ini, kita akan belajar dari dua tokoh Alkitab yang cukup berperan dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus. Mereka adalah Yusuf dan Maria. Bagaimana kita dapat belajar mengenai “hidup oleh iman” dari kedua orang ini? Mari kita lihat bersama.

Maria mendapat kabar mengenai kelahiran Yesus dari malaikat Gabriel, dan bukan hanya sekedar menerima kabar, Maria pun turut menjadi bagian dalam rencana Allah ini (Luk.1:26-38). Apa yang akan dialami Maria merupakan suatu kejadian supranatural, oleh karena dia akan mengandung seorang anak, tanpa melakukan hubungan seks. Sesuatu yang mustahil terjadi dalam pemikiran  manusia, namun itu tidaklah mustahil bagi Allah (Luk.1:37). Saat hal ini terjadi, Maria diperhadapkan pada dua hal yang tentu menguras pikirannya, pertama : dia harus dihadapkan pada suatu kejadian ajaib, dimana dia akan mengandung tanpa sentuhan seorang laki-laki. Kedua : dia diperhadapkan dengan suatu fakta bahwa dia akan dicemooh masyarakat karena mengandung di luar nikah (Maria dan Yusuf baru bertunangan, belum menikah – bdk. Mat.1:18), dan terancam hukuman rajam sesuai aturan Hukum Taurat. Perkataan Maria dalam Luk.1:34 : “bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena aku belum bersuami?” mengandung dua hal dalam pengertian Maria, yang pertama: dia tidak mungkin mengandung tanpa sentuhan suaminya, dan yang kedua: dia tidak mungkin mengandung tanpa seorang suami, karena dia tentu akan dituduh berzinah, melakukan hubungan seks di luar nikah dan akan dihukum mati. Namun dalam keraguan dan kebingungan hatinya, kita dapat melihat keteguhan hati Maria untuk menerima rencana Allah dalam hidupnya. 

 

Luk.1:38 : Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 

 

Bagaimana Maria mampu untuk menerima segala perkara ini dalam hatinya dan mau taat kepada rencana Allah? Semua hanya karena iman. Maria melihat segala perkara dalam hidupnya dengan kacamata iman, bukan dengan pemikiran secara manusia. Jika bukan karena hidup oleh iman, Maria akan melihat itu dengan pandangan manusiawi, dan Maria tentu tidak mau menjalankan rencana yang akan membawa malapetaka  bagi dia dan bagi keluarganya. Namun hanya karena iman sajalah (dan iman itu dikaruniakan oleh Allah) maka Maria mampu mampu untuk menerima segala perkara ini dalam hatinya dan mau taat kepada rencana Allah. Saat menerima perkataan malaikat, tentu Maria belum tahu bagaimana sikap Yusuf nanti saat mendengar bahwa dia sudah mengandung terlebih dahulu sebelum menikah. Maria belum mendapat kepastian, apakah Yusuf mau bertanggungjawab sebagai seorang ayah bagi bayi yang dikandungnya, atau malah Yusuf menceraikan dia – faktanya, Yusuf sempat ingin menceraikan Maria saat tahu Maria sudah mengandung (bdk. Mat.1:19). Namun dalam ketidak pastian itu, Maria dengan pasti menjawab malaikat itu : Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Hidup dalam iman, membuat Maria mampu menerima rencana Allah dalam hidupnya.

1.      Yusuf tentu kaget saat mendengar Maria sudah mengndung sebelum mereka menikah. Entah bagaimana perasaan Yusuf saat itu, namun Yusuf memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangannya dengan Maria (bdk. Mat.1:19). Siapakah laki-laki yang mau bertanggungjawab atas kandungan yang bukan berasal dari benihnya? Sebagai manusia, wajar jika Yusuf berlaku demikian. Rencana perceraian yang disusun Yusuf terjadi saat dia belum tahu akan  rencana Allah atas bayi dalam kandungan Maria, atas diri Maria dan juga atas dirinya sendiri. Namun, sang bayi tidak bisa dilahirkan tanpa seorang ayah, dan Maria tidak bisa terus mengandung tanpa seorang suami – mengingat kerasnya hukum dikalangan orang Yahudi saat itu . Maria butuh seorang suami dan sang bayi butuh sosok ayah, maka Allah menetapkan itu dalam diri Yusuf untuk menjadi suami dan ayah yang akan bertanggungjawab, mendampingi dan merawat Maria serta sang bayi. Itulah sebabnya Allah mengutus malaikat untuk memberitakan rencana itu kepada Yusuf : suatu rencana penyelamatan besar bagi umat manusia (Mat.1:20-23). Bagaimana respons Yusuf terhadap hal ini?  Alkitab mencatat bahwa dia taat kepada Allah.

 

Mat.1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Mat. 1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

 

Bagaimana Yusuf mampu untuk menerima segala perkara ini dalam hatinya dan mau taat kepada rencana Allah? Sama seperti yang terjadi pada Maria, semua hanya karena iman. Yusuf melihat segala perkara dalam hidupnya dengan kacamata iman, bukan dengan pemikiran secara manusia. Jika dia mau, dia bisa saja tidak mau bertanggungjawab dan menyepelekan mimpi tersebut. Namun imanlah yang menggerakan Yusuf untuk mau taat kepada rencana Allah dalam dirinya. Dengan iman Yusuf percaya bahwa bayi dalam kandungan itu adalah Juruselamat yang akan menyelamatkan umat Tuhan dari segala dosa (Mat.1:21b), dan iman itu pula yang memampukan Yusuf untuk taat dan berjalan dalam rencana Tuhan. Hidup dalam iman, membuat Yusuf mampu menerima rencana Allah dalam hidupnya.

Dari Yusuf dan Maria kita belajar, bahwa untuk mampu memahami, menjalani dan menaati segala rencana Allah, kita membutuhkan iman, dan iman itu dikaruniakan oleh Allah. Kita harus melihat segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dengan sudut pandang iman kepada Allah. Mengapa hari ini saya sakit? Mengapa hari ini saya terjatuh? Mengapa Tuhan mengijinkan saya mengalami ini dan itu? Mengapa Tuhan memberi saya beban berat? Jika muncul pertanyaan-pertanyaan seperti itu dalam hari-hari hidup kita, maka ingatlah : bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam diri orang benar, itu diijinkan Allah semata untuk kemuliaan-Nya dan juga untuk mendatangkan kebaikan bagi orang benar itu sesuai dengan rencanaNya yang mulia. Hal ini hanya dapat dimengerti jika kita melihat dengan kacamata iman yang benar. Dalam sakit, dalam beban berat, dalam pergumulan, orang benar akan tetap hidup oleh karena iman kepada Allah. Iman itu yang memberi kekuatan, iman itu kemampuan untuk dapat mengerti dan menjalani semua yang terjadi dalam hidup kita.

I.    IMAN YANG MENDATANGKAN HIDUP KEKAL

Semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rom.3:23). Semua manusia sudah mati karena dosa (Kej.2:17). Namun orang benar dapat hidup dari kematian oleh karena dosa. Bagaimana orang dapat hidup dari kematian oleh karena dosa? Oleh karena iman. Iman yang bagaimana? Iman kepada Yesus Kristus yang menghidupkan orang benar. Iman kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dari maut. Orang benar akan hidup selama-lamanya hanya oleh karena iman. Berapa banyak orang yang mencoba hidup hanya dengan perbuatan baik? Inilah pekerjaan sia-sia dari manusia. Mengapa perbuatan baik manusia sia-sia di hadapan Allah? Karena perbuatan baik manusia sseperti kain kotor di hadapan Allah (Yes.64:6). Lalu, mengapa iman kepada Kristus saja yang mampu menyelamatkan manusia? Karena Kristus sudah taat dangan sempurna di mata Allah Bapa, dan  bagi orang yang beriman kepada-Nya, segala ketaatan Kristus akan diperhitungkan kepada mereka sehingga mereka diperkenankan Allah. Itulah sebabnya, manusia dibenarkan hanya oleh karena iman, yaitu iman kepada Kristus. Iman itulah yang memberi hidup, dan dalam iman, orang benar akan hidup dengan suatu kepastian keselamatan: hidup kekal yang menjadi milik orang benar dan tidak ada yang mampu merampasnya ataupun membatalkannya. Itulah sebabnya dikatakan : orang benar akan hidup oleh iman. Lihatlah penjahat yang disalibkan di samping Yesus; walaupun sebentar lagi kematian menjemputnya, namun dari mata dan jiwanya terpancar kehidupan. Imannya kepada Kristus memberi suatu pengharapan, dan pengharapan itu pasti : hidup kekal menantinya di Sorga mulia.

 

Iman kepada Kristuslah yang membuat orang benar hidup, karena iman itulah yang memperdamaikan manusia dengan Allah, iman itulah yang menjadi jalan selamat bagi manusia, untuk menerima kasih karunia Allah, iman itulah yang memampukan manusia untuk berdiri dan berharap dalam kepastian akan menerima kemuliaan Allah.

 

Orang benar akan hidup oleh iman

 

Amin

 

 

 

1 komentar: