Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada
yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini daripada- Ku, tetapi janganlah apa yang Aku
kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki”
(Mark.14:36)
Menjelang kematianNya, Tuhan Yesus berdoa
di taman Getsemani. Dalam doa itu Alkitab mencatat :
1. Mat.26:37 : Dia sedih dan gentar
2. Mark.14:33-34 : Dia takut, gentar, sedih seperti mau mati
rasanya
3. Luk.22:44 : Dia sangat ketakutan
Apa yang menyebabkan Tuhan Yesus takut?
Para pembesar agama Yahudi? Penguasa Romawi? Tentara Romawi? Hukuman Salib?
Tidak. Dia tidak takut pada itu semua. Berulang kali kita membaca dalam Injil,
Dia mengecam para pembesar agama Yahudi. Pernah pula Dia mengecam Herodes yang adalah
raja pilihan penguasa Romawi saat itu (Luk.13:32). Lalu apa yang sebenarnya
Tuhan Yesus takuti? Jika kita mencermati doaNya, apa yang Dia takuti itu
nyata dalam doaNya : Cawan (bdk. Mat.26:39, 42 ; Mark.14:36 ; Luk.22:42). Dalam
doaNya di Getsemani yang Dia ulangi sebanyak 3 kali, berulang kali Dia meminta
agar cawan itu dilalukan / dijauhkan daripadaNya. Cawan apakah ini? Inilah
cawan yang penuh dengan anggur murka Allah, kemarahan Allah, panas hati dari
Allah akibat dosa manusia.
Perhatikan Wah.14:9-11 :
14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat
ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring:
"Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda
pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka
Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa
dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikatkudus dan di depan mata
Anak Domba.
14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka
itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak
henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya
itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
Cawan murka Allah berisi hukuman
kekal yang harus ditanggung manusia akibat dosa-dosa yang dilakukan. Tuhan
Yesus berdiri di hadapan Allah sebagai manusia yang harus meminum anggur murka
Allah itu. Dia harus menghadapi dan memikul kemarahan Allah karena Dia telah
dipilih untuk menjadi korban penghapus salah bagi manusia berdosa (Yes.53:10). Kemarahan
Allah menjadi suatu kengerian besar yang mendatangkan ketakutan bagi Tuhan Yesus,
sehingga dalam kemanusiaan-Nya, Dia meminta Allah Bapa untuk melalukan cawan
itu daripadaNya.
Jika Tuhan Yesus sendiri takut dan gentar
terhadap murka Allah ini, siapakah kita manusia yang berani menantang Allah
dengan cara terus melakukan dosa? Kemarahan Allah sangatlah menakutkan. Dalam
Injil, Tuhan Yesus tercatat sebagai sosok pemberani. Namun, injil juga mencatat
bahwa Tuhan Yesus hanya pernah merasa takut sekali, yaitu waktu Dia berdoa di
Getsemani. Ini adalah bukti dan tanda bahwa kemarahan Allah itu sangat menakutkan.
Berulang kali kita melihat dalam Alkitab, Allah mencurahkan amarahNya kepada manusia
karena dosa lewat hukuman-hukuman yang Dia berikan. Namun air bah (Kej.7), api Sodom
dan Gomora (Kej.19:1-29), 10 tulah di tanah Mesir (Keluaran pasal 7-12), tanah
terbelah (Bil.16:1-34), ular tedung (Bil.21:1-29) dan hukuman-hukuman yang
lainnya, hanyalah sebagian kecil dari kemarahan Allah terhadap manusia jika
dibandingkan dengan cawan murka Allah yang harus diminum Tuhan Yesus. Sekali
lagi, siapakah manusia yang berani menantang dan mencobai Allah dengan terus
membangkitkan murkaNya? Bahkan Tuhan Yesus sendiri gentar!
Bersyukur pada Tuhan bahwa pada akhirnya
dalam doa yang agung itu, Tuhan Yesus berserah kepada Bapa dan taat pada
tugasNya hingga selesai. Di atas salib, Tuhan Yesus meminum anggur murka Allah
hingga tuntas, hingga tetes terakhir dan tidak tersisa sehingga Dia dapat berkata
“sudah selesai” (Yoh.19:30). Murka Allah yang harusnya ditimpakan kepada kita, ditimpakan
kepada Dia seutuhnya. Segala amarah Allah ditumpahkan kepadaNya. Neraka yang harusnya
kita masuki karena segala dosa kita, dibawa ke atas Golgota untuk dipikul oleh
Tuhan Yesus.
Yesaya 53:4-10 :
53:4. Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal
kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan
oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah
menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan
diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia
terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus
dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena
tulah.
53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara
penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada
dalam mulutnya.
53:10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan
dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah,
ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN
akan terlaksana olehnya.
Jika demikian, masihkah kita mau mencobai
Allah dengan dosa-dosa kita masihkan kita menolak Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat? Barangsiapa menolak Tuhan Yesus, maka tidak ada juruselamat
baginya. Barangsiapa yang tidak memiliki Juruselamat, maka dia wajib meminum cawan
yang penuh dengan anggur murka Allah.
Bersyukurlah, jika Dia mau datang bagi
kita. Bersyukulah, karena Dia tidak hanya sekedar datang, tetapi Dia
menuntaskan pekerjaanNya, demi kita semua. Terpujilah Allah Bapa yang dengan
penuh kasih telah mengutus AnakNya Yesus Kristus. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus
yang telah dengan penuh kasih telah menanggung segala hukuman dosa kita di atas
kayu salib.
Terpujilah Tuhan Roh Kudus, yang telah
diam di dalam kita dan menolong dan menuntun kita untuk beriman kepada Tuhan
Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
AMIN

Tidak ada komentar:
Posting Komentar