Sabtu, 30 Desember 2023

EBEN-HAEZER SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA (Renungan kunci tahun)

 



EBEN-HAEZER SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA 

(Renungan kunci tahun) 


Memulai renungan ini, ijinkan saya mengatakan  : “EBEN-HAEZER : SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA!” (1 Sam. 7:12). Ya, kita sudah sampai disini. Di usia keberapakah anda tahun ini? 17 tahun? 20 tahun? 30 tahun? 40 tahun? Berapapun itu, sampai di sini Tuhan menolong kita. Apa yang sudah anda dan saya lewati? Suka, duka, sakit, sehat, miskin, kaya, jatuh dalam cobaan, menang atas cobaan, di darat, di laut, di udara, di rumah, di jalan, di kantor, di pembaringan, dalam doa, dalam kerja, tetaplah itu “EBEN-HAEZER : SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA!”.

Jika memandang ke belakang, berapa banyak yang sudah kita lewati? Berapa panjang jalan curam berbatu dan berduri kita hadapi? Berapa jauh jalan berliku dan jalan lurus kita lewati? Saat kita sudah sampai di sini dan melihat ke belakang, kita dapat berkata “EBEN-HAEZER : SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA!”, entah itu dengan tersenyum lebar penuh sukacita ataupun dengan tangis penuh haru karena mengingat pertolongan Tuhan sepanjang jalan itu. Sama seperti Samuel yang sadar bahwa keberadaannya bersama bangsa Israel sampai saat itu, itu semata hanya karena pertolongan Tuhan, dan bukan karena kehebatan mereka.  Demikian juga kita mesti sadar, bahwa jika kita masih ada sampai saat ini, itu semua karena pertolongan Tuhan. Dalam tahun-tahun rahmat-Nya, Tuhan menolong saat kita tersenyum waktu suka, Tuhan menolong saat kita menangis karena duka. Tuhan menolong saat kita terkapar sakit, Tuhan menolong saat kita meloncat waktu sehat. Tuhan menolong saat kita merogoh kantong kosong, Tuhan menolong saat lumbung kita melimpah. Tuhan menolong saat kita terpuruk karena dosa, Tuhan menolong saat kita berdiri tegap waktu menang atas cobaan. Perhatikan apa yang dikatakan Raja Daud dalam Mazmurnya :


Mazmur 124:8 “Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”


Jika merenungkan itu semua dan jika kita percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rom.8:28), maka kita akan berkata dengan mantap : Tuhan adalah gembalaku (Maz.23), Tuhanlah gunung batuku (Maz.18:47), Tuhanlah perlindunganku dan kubu pertahananku (Maz.91:2), Tuhanlah pertolonganku (Maz.121:2), Sang Imanuel (Mat.1:23).

Namun, jika menenungkan kalimat “sampai di sini”, apakah hanya sampai disini saja pertolongan Tuhan? Jika baru sampai di sini, berarti ini bukanlah titik akhir perjalanan kita, karena masih ada perjalanan selanjutnya yang akan kita lalui. Jalan yang lebih banyak ujian, cobaan, lebih banyak suka, lebih banyak duka, lebih banyak keberhasilan, lebih banyak kegagalan, lebih banyak doa, lebih banyak kerja keras, lebih banyak kekalahan, lebih banyak kemenangan. Usia bertambah, menjadi tua, sakit dan meninggal. Namun dalam itu semua, nyatalah firman Tuhan : “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat.28:19). Jika kita melihat tahun – tahun ke belakang, adakah Allah lalai? Adakah penyertaan-Nya tidak sempurna? Adakah kasih-Nya berkurang? Adakah setia-Nya hilang? Jika Allah menolong kita dengan sempurna, maka dalam perjalanan selajutnya, penyertaan-Nya tetap sama dan tidak berubah, karena Allah tidak pernah berubah. Dia Allah yang memelihara Abraham, Ishak dan Yakub. Dia Allah yang memelihara Israel di gurun. Dia Allah yang menguatkan dan memulihkan Ayub. Dia Allah yang sama sampai saat ini, bahkan sampai selama-lamanya tidak berubah, dari kekal sampai kekal. Tahun-tahun kemarin, hari ini, dan hari esok ada dalam penyertaan Allah. Jika kita masih sampai di sini, maka itu tandanya Allah masih mengijinkan kita untuk melanjutkan perjalanan kita, sampai batas waktu yang Dia telah tentukan, dan janji-Nya tetap dan abadi : “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Jika telah tiba saatnya Allah berkata cukup pada perjalanan kita (ataupun kepada orang-orang yang kita kasihi), maka itu bukanlah akhir dari perjalanan kita, karena kita akan melanjutkan perjalanan dalam kekekalan, menanti kebangkitan daging, menjadi serupa dengan Kristus, melihat takhta Allah, bermazmur tak henti di Sorga yang mulia bersama orang-orang kudus lainnya, menatap wajah Yesus dan kemuliaan Allah, dan kebahagiaan yang tak terhingga (Charles H. Spurgeon - Morning and evening : Daily readings). Siapakah yang tahun ini menerima duka? Hendaklah dia merenungkan ini : kematian bukan akhir dari segalanya bagi orang beriman!

Kuatkanlah hati, hai orang-orang beriman! Dengan hati percaya dan penuh syukur katakanlah : “EBEN-HAEZER : SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA!” sebab : DIA YANG SAMPAI SAAT INI TELAH MENOLONGMU, AKAN MEOLONGMU SEPANJANG PERJALANANMU, BAHKAN SAMPAI AKHIR. Janganlah kuatir, Tuhan itu ada. Selamat melanjutkan hari-harimu, selamat menyongsong tahun rahmat Tuhan yang baru. Jika Allah sudah setia kepada kita, maka setialah kepada-Nya sebagai Tuhan, Raja dan Penguasa tunggal hidup kita. Satu lagu lama mengatntarkan kita memasuki tahun rahmat Tuhan yang baru dan penuh berkat :


Jangan kamu takut, Aku adalah

Itu Tuhan janji, biar ingatlah

Itupun b’ri hibur, kalau tak senang

Lagipun b’ri kuat

Bila engkau masuk p’rang

Reff :

Hai tidak pernah

Hai tidak pernah

K’lak Ia tinggalkan dikau

Bahkan tiada pernah

Hai tidak pernah

Hai tidak pernah

K’lak Ia tinggalkan dikau

Bahkan tiada pernah


Sekali lagi marilah  untuk kembali berkata : “EBEN-HAEZER : SAMPAI DI SINI TUHAN MENOLONG KITA!”

AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar