Kamis, 06 Juni 2019

INGATLAH AKAN AKU, APABILA ENGKAU DATANG SEBAGAI RAJA (MARKUS 15:32 / LUKAS 23:39-43)

Dalam peristiwa penyaliban Yesus, tercatat ada dua penjahat yang disalib bersama 
Yesus. Ini sesuai dengan nubuatan yang telah ditulis oleh nabi Yesaya dalam Yes.53:9. Dari kedua penjahat ini, salah satunya berakhir dengan pertobatan. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pertobatan penjahat di samping Yesus :
1. Ada pekerjaan Roh Kudus yang melahirkan pengakuan dosa dan pengakuan iman yang mendatangkan keselamatan. Pada awalnya, kedua penjahat ini kompak dalam mencela Yesus (Mark.15:32). Sungguh, dosa merasuk tanpa memperhatikan kondisi dan suasana, sehingga dalam kondisi sama-sama menderita dan menuju maut, mereka masih mampu mencela Yesus, padahal mereka sendiri juga sedang menderita. Inilah kerusakan total (Total Depravity) yang diakibatkan oleh dosa, yang merasuk sampai ke dalam tiap lini hidup manusia.
Namun dalam perjalanannya, ada satu penjahat - yang tercatat oleh injil Lukas –mengalami pertobatan saat itu juga. Apa yang mampu menginsafkan dia? Rasa ibakah? Rasa soliderkah? Tidak. Ini sudah pasti adalah pekerjaan Roh Kudus. Tanpa pekerjaan Roh Kudus, tidak akan ada perubahan dalam diri salah satu penjahat. Sudah menjadi tugas Roh Kudus untuk menginsafkan orang akan dosa (Yoh.16:8). Rasa iba, solider tak akan mampu mempertobatkan seseorang yang bertahun-tahun hidup jahat hanya dalam sekejap waktu saja. Ingat, bahwa hukuman salib hanya diperuntukkan bagi mereka yang 
melakukan kejahatan berat. Sudah tentu dia bukan penjahat biasa. Maka jika 
memperhitungkan kejahatannya, maka hanya kuasa Ilahi yang mampu menginsafkan dia.
2. Sadar akan dosa, adalah awal dari kesembuhan rohani. Saat dia sadar akan dosanya (disadarkan Roh Kudus), maka dia sadar bahwa dia butuh penyelamat. Tanpa adanya kesadaran akan dosa, orang tidak akan merasa membutuhkan Juruselamat. Keinsafannya  kesadaran bahwa dia adalah orang berdosa yang layak dihukum (Luk.23:40-41). Berbeda dengan penjahat yang satu lagi yang merasa pantas dibebaskan dan tidak merasa bersalah atas cara hidupnya (Luk.23:39), dia justru merasa layak dihukum oleh 
karena dosa-dosanya.
3. Anugerah dan iman yang menyelamatkan. Dia ditolong Roh Kudus, sehingga membuat dia sadar dan insaf akan dosa, dan juga dianugerahkan iman untuk percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Raja dalam hidupnya, serta menggantungkan keselamatannya hanya pada Yesus (Luk.23:42). Secara akal manusia, siapakah yang mau menggantungkan dan mengharapkan keselamatan pada orang yang sama-sama sedang menuju kematian? 
Siapakah yang mau mengakui orang yang sama-sama sedang menderita dan dipermalukan sebagai raja yang akan datang? Secara pandangan manusia, Yesus sudah selesai. Israel kecewa, bahwa Dia yang diharapakan akan menjadi raja, Mesias penyelamat Israel sekarang sedang kepayahan di salib. Siapakah yang mau mengakui orang yang tersalib sebagai raja? Namun lihatlah! Bukan Petrus si batu karang, bukan Yohanes yang dikasihi yang mampu mengakui akan hal ini, namun seorang penjahat yang mampu mengakui Yesus sebagai raja pada saat-saat sengsara-Nya. Hanya karena iman yang adalah anugerah, yang mampu membuat dia mengeluarkan pengakuan : Yesus adalah Raja dan Juruselamat. Ini semakin memperteguh kepercayaan kita sebagai Kristen : diselamatkan hanya oleh karena anugerah (Sola Gratia).
4. Dibenarkan oleh karena iman, bukan karena perbuatan baik. Siapakah penyamun ini? Pernahkah dia berbuat baik? Pernahkah dia dibaptis? Pernahkan dia menjalankan hukum taurat dengan sungguh-sungguh? Taatkah dia? Ingat, bahwa dia adalah penjahat yang terjahat, kelas kakap. Jika manusia dibenarkan karena perbuatan baik, dia tentu tidak 
masuk hitungan. Namun oleh karena imannya yang melahirkan pengakuannya – baik pengakuan dosa maupun pengakuan percaya kepada Yesus - maka dia mendapat jaminan keselamatan oleh Yesus (Luk.23:43). Seumur hidupnya dia ada dalam lumpur dosa, hitam legam karena dosa, namun karena iman yang dianugerahkan kepadanya saat detik-detik 
terakhir hidupnya, dia diselamatkan. Ini semakin memperteguh kepercayaan kita sebagai Kristen : dibenarkan hanya oleh iman (Sola Fide). Mungkinkah dia adalah orang pertama yang masuk Sorga setelah kematian Yesus? Siapa yang tahu!
5. Pemilihan tanpa syarat (Unconditional election). Kisah pertobatan penjahat ini, 
mengantarkan kita pada suatu poin yang dibawakan oleh John Calvin, yaitu Pemilihan tanpa syarat (Unconditional election), dimana ini menunjukkan bahwa Tuhan memilih untuk menganugerahkan hidup kekal, untuk menganugerahkan iman percaya pada Yesus, untuk menganugerahkan keselamatan abadi, tidak berdasarkan syarat yang Dia tuntut dari manusia, tetapi berdasarkan hikmat dan kedaulatanNya sendiri, disebabkan karena siapakah manusia yang dapat memenuhi syarat dari Tuhan? Tidak ada manusia yang mampu memenuhi syarat dan tuntutan dari Tuhan oleh karena semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rom.3:23), dikandung dalam dosa (Maz.51:7) apa yang ada dalam hati manusia selalu cenderung untuk berbuat jahat (Kej.6:5), tidak ada satupun manusia yang benar (Rom.3:10). Jika kesalehan manusia saja dikatakan bahwa seperti kain kotor (Yes.64:6), bagaimana lagi dengan kejahatannya? Bagaimana lagi dengan penjahat yang di samping Yesus ini? Apa syarat yang sudah dipenuhi olehnya sehingga Tuhan mengaruniakan dia iman? Tidak ada! Inilah pemilihan tanpa syarat yang Tuhan lakukan kepada manusia. Mengapa Tuhan memilih dia, dan tidak memilih penjahat yang satunya lagi? Mengapa Tuhan memilih Petrus dan menolak Yudas Iskariot? Inilah hikmat dan kedaulatan Allah, siapakah kita yang mau mempertanyakannya?
6. Percaya kepada Yesus dengan kepercayaan yang benar. Apakah ada kepercayaan terhadap Yesus dengan cara yang salah? Ada!
a. Orang Israel mengganggap Dia sebagai Mesias yang menyelamatkan mereka dari 
bangsa Roma.
b. Orang banyak mengikut Dia karena roti yang mereka makan sampai kenyang yang 
diberikan Yesus bagi mereka (Yoh.6:26). Mereka mengikut Yesus karena mujizat dan keinginan perut.
c. Dua orang murid yang menuju Emaus, yang kecewa terhadap Yesus karena menaruh harapan pada Yesus untuk memberi kebebasan bagi Israel dari jajahan Roma.
d. Murid yang masih tidak mengerti tujuan kedatangan Yesus bahkan setelah Yesus 
bangkit, dimana mereka masih mengaitkan kedatangan Yesus dengan pemulihan kerajaan Israel secara jasmani (Kis.1:6)
Ini adalah contoh percaya kepada Yesus dengan cara yang salah, padahal mereka tiap hari bersama Yesus dan mendengar Yesus berkhotbah. Si penyamun memiliki iman yang benar, dimana dia beriman kepada Yesus bukan untuk kehidupan jasmani / duniawi, namun untuk keselamatan jiwa dan rohnya, untuk hidup yang kekal. Pada akhirnya dia tidak kecewa, karena dia mendapat pengharapannya, yaitu hidup yang kekal. Berbeda dengan orang-orang Israel yang pada akhirnya kecewa terhadap Yesus.

Bukan hanya pada penyamun itu saja Tuhan bekerja dengan luar biasa. Terhadap kitapun demikian. Mungkin hidup kita tidak sejahat si penyamun, namun dimata Tuhan status kita sama dengan penyamun itu : orang berdosa. Karya keselamatan dikerjakan dengan sempurna oleh Tuhan lewat penebusan Tuhan Yesus, penginsafan oleh Roh Kudus dan pengampunan oleh Bapa. Bersyukurlah pada Tuhan, jika Dia mau mempertobatkan kita dan 
mengaruniakan pada kita iman terhadap Tuhan Yesus. Layakkah kita meminta Sorga kepada Tuhan sebagai hak kita? Tidak! Karena kita adalah orang berdosa yang kotor dan najis, yang tidak layak menapakkan kaki di Sorga. Jangan 
merasa layak meminta keselamatan seperti yang dilakukan oleh penyamun yang binasa. Ingat, bahwa Sorga diberikan kepada kita semata hanya karena anugerah, cinta dan belas 
kasihan Tuhan kepada kita. Jika mau meminta, mintalah belas kasihan dengan penuh rendah diri dan hati yang tidak layak seperti penjahat yang insaf : “INGATLAH AKAN AKU, 
APABILA ENGKAU DATANG SEBAGAI RAJA”.A kuilah belas kasihan dan anugerah Tuhan dalam hidup kita, seperti pada lirik lagu dalam KJ 39:1 dan 2 :

Ku diberi belas kasihan, walau tak layak hatiku
Tadi ku angkuh, kini heran : Tuhan besarlah rahmatMu!
Kidung imanku bergema : rahmatMu sungguh mulia,
Kidung imanku bergema : rahmatMu sungguh mulia!

Walau „ku patut dihukumkan, kaulah penuh anugerah :
Darah PutraMu dicurahkan membasuh dosa dan cela.
Di manakah selamatku? Hanyalah dalam rahmatMu,
Di manakah selamatku? Hanyalah dalam rahmatMu.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar