Kristen
sejati, manusia citra Allah
Beroleh hidup kekal, beriman dan berdoa
Kristen sejati, dipimpin firman Tuhan
Mutiara mahkota Allah
O Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku
Menjadi seorang Kristen sejati
O Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku
Di masa kecilku ini
Pernahkah saudara menyanyikan lagu ini? Atau
mungkin mendengar lagu ini? Lagu ini pertama kali saya dengar saat saya duduk
di kelas 1 SD di tempat Sekolah Minggu. Jujur, dalam masa sekolah minggu, lagu
ini menjadi favorit saya. Tiap kali ada guru Sekolah Minggu yang bertanya pada
saya “Charles, menyanyi lagu apa?”, saya dengan lantang akan menjawab “Kristen
Sejati!”. Begitu terus setiap minggu, sampai-sampai guru saya menyuruh saya
untuk mengganti lagu.
Saat masih kecil, saya sukai lagu ini hanya
karena nadanya yang indah bagi saya. Namun sekarang, dalam menjalani perenungan
mengenai Tuhan dan segala kebaikan-Nya,
saya sadar bahwa lagu ini mempunyai arti dan perenungan teologis yang sangat
mendalam bagi seorang Kristen. Mari kita bedah lirik lagu ini:
“Kristen sejati, manusia citra Allah...”
Orang Kristen sejati adalah manusia citra Allah
(imago Dei). Apa artinya? Artinya,
orang Kristen sejati diciptakan menurut citra / gambar dan rupa Allah. Hal ini
memang tidak berlaku hanya bagi orang Kristen saja, namun bagi semua manusia di
bumi yang telah diciptakan oleh Allah, karena sesungguhnya Allah mencipta
manusia seturut citra / gambar dan rupa Allah.
Kej. 1:26 Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita...
Kej. 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Kej. 5:1 Inilah daftar keturunan
Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah;
Kej. 9:6 Siapa yang menumpahkan
darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat
manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.
Apa
artinya diciptakan menurut citra / gambar dan rupa Allah? Diciptakan menurut
citra / gambar dan rupa Allah bukan berarti kita mirip Allah dalam rupa fisik :
telinga, hidung, mata, telinga, mulut, kaki, tangan, tubuh seperti Allah; karena
sesungguhnya Allah adalah makhluk roh yang tidak berbentuk, tidak memiliki
rupa.
2 Kor. 3:17 Tuhan
adalah Roh dan di tempat Roh Tuhan hadir, di sana ada kemerdekaan.
Manusia
diciptakan menurut citra / gambar dan rupa Allah berarti saat Tuhan menciptakan
manusia, Dia menaruh sifat-sifat-Nya yang tertentu ke dalam diri manusia
sehingga manusia mirip dengan diri-Nya. Mengapa dikatakan “sifat-sifat-Nya yang
tertentu”? Karena tidak semua sifat Allah diberikan kepada manusia. Contoh : Allah
itu memiliki sifat Mahakuasa. Allah juga memiliki sifat ada dengan
sendirinya tanpa dicipta. Sifat - sifat ini tidak diberikan Allah kepada
manusia. Lalu, sifat apa saja yang diberikan Allah kepada manusia?
1.
Allah adalah Pribadi yang memiliki
pikiran, perasaan dan kehendak
Allah adalah Pribadi
yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak, dan sifat ini Dia berikan kepada
manusia, sehingga manusia juga adalah Pribadi yang memiliki pikiran, perasaan
dan kehendak.
2.
Allah itu kekal
Allah adalah makhluk
yang bersifat kekal, dan sifat ini Dia berikan kepada manusia, sehingga manusia
juga adalah makhluk kekal. Itulah sebabnya kekristenan percaya, bahwa setelah
tubuh jasmani ini mati, maka akan ada kehidupan kedua yang kekal yang tidak
akan berakhir, yaitu di sorga dan neraka.
3. Allah
adalah Roh
Seperti telah dikatakan di atas bahwa Allah adalah Roh, maka sifat ini juga diberikan Allah kepada manusia : Allah memberikan roh kepada manusia, sehingga manusia menjadi makhluk rohani
4. Allah
itu bermoral
Allah adalah makhluk
bermoral, dan sifat ini Dia berikan kepada manusia, sehingga manusia juga
adalah makhluk bermoral. Sifat moral ini juga yang membuat manusia bisa
membedakan mana yang baik, mana yang jahat; mana yang sopan, mana yang tidak
sopan.
5. Allah
memiliki akal budi
Allah adalah yang
memiliki akal budi, dan sifat ini Dia berikan kepada manusia, sehingga manusia
juga adalah makhluk yang berakal budi.
6. Allah
itu pencipta
Allah adalah pencipta, dan sifat
ini Dia berikan kepada manusia, sehingga manusia juga adalah makhluk yang memiliki
daya cipta / kreativitas, sehingga sepanjang sejarah manusia telah menciptakan
begitu banyak hal, baik dalam hal seni, arsitektur, teknologi, kedokteran dll.
Hal-hal
di atas merupakan sifat-sifat Allah yang diberikan kepada manusia,sehingga
manusia dikatakan serupa, segambar dan secitra dengan Allah. Dengan memiliki
citra Allah, manusia seharusnya hidup dan berlaku seperti Allah, yaitu
memiliki pikiran, perasaan dan kehendak Allah, bermoral seperti Allah, berakal
budi untuk hal-hal baik seperti Allah dst. Namun karena dosa, maka gambar
Allah itu menjadi rusak, sehingga manusia tidak lagi hidup seperti Allah,
melainkan hidup seperti binatang bahkan seperti setan. Pikiran, perasaan dan
kehendak manusia cenderung berbuat dosa. Manusia tidak lagi bermoral, tidak
lagi bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk. Akal budi manusia
digunakan untuk hal-hal yang jahat.
Citra
Allah dalam diri manusia yang telah rusak hanya dapat diperbaiki apabila orang
itu percaya dan beriman kepada Yesus Kristus. Melalui proses
yang Tuhan ijinkan terjadi, maka oleh karena Kristus, gambar Allah dalam diri
orang yang beriman akan dipulihkan.
Bagi
kita yang telah percaya kepada Kristus, hendaklah kita hidup dengan
menunjukkan citra Allah dari dalam diri kita kepada orang lain, kepada dunia
ini. Biarlah orang lain melihat dan merasakan Allah, melihat dan merasakan
Kristus dari dalam diri kita yang adalah gambar dan rupa Allah ini.
“...beroleh
hidup kekal, beriman dan berdoa...”
Ya, orang Kristen sejati adalah
orang-orang yang beroleh hidup kekal. Mengapa? Karena orang Kristen sejati beriman
kepada Kristus (Sola Fide). Orang Kristen sejati percaya,
beriman, menerima dan mengakui bahwa : YESUS
ADALAH TUHAN, JURUSELAMAT DAN JALAN SATU-SATUNYA MENUJU SORGA, TIDAK ADA JALAN
LAIN SELAIN YESUS. Orang Kristen sejati, dengan beriman kepada Yesus maka dia telah
diselamatkan dan beroleh hidup kekal.
Yoh.
3:16 Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoh.
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kis.
16 :30-31 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku
perbuat, supaya aku selamat?"
Jawab mereka: "Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Jika ada orang yang beragama
Kristen namun tidak mengakui ini, maka sesungguhnya dia bukanlah Kristen
sejati, namun hanyalah kristen peranakkan / Kristen KTP. Inilah yang
membedakan orang Kristen sejati dengan orang kristen KTP. Bagi orang Kristen
KTP, Kristen hanyalah sekedar agama yang dianut, agama yang diturunkan dari
orangtua. Orang Kristen KTP tahu siapa itu Yesus, tahu bahwa Dia adalah Tuhan.
Namun pada praktiknya, mereka tidak beriman kepada-Nya; mereka hidup seolah
Yesus itu tidak ada (atheis praktis), dan hidup untuk diri sendiri; mereka
tidak peduli akan iman kepada Kristus. Sedangkan bagi orang Kristen sejati, Kristen
bukanlah sekedar agama yang dianut. Bagi orang Kristen sejati , menjadi
Kristen berarti percaya, beriman,
menerima dan mengakui bahwa : Yesus
adalah Tuhan, Juruselamat dan jalan satu-satunya menuju Sorga, tidak ada jalan
lain selain Yesus; hidup hanya untuk Kristus, berpusat hanya pada
Kristus dalam segala aspek hidup dan menjadi seperti Kristus (Solus Christus).
Orang Kristen sejati juga dapat
dikenali dari cara hidup yaitu : selalu berdoa. Doa menjadi gaya hidup
orang Kristen sejati, karena melalui doalah orang Kristen sejati dapat bertemu
dengan Allah, bersekutu dan berbicara dengan Allah untuk menyatakan segala
syukur, maksud hati dan pergumulan hidup.
Flp.
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
Melalui doa orang Kristen sejati
semakin dekat dengan Allah dan dikuatkan dalam iman, karena sesungguhnya Tuhan
itu hanyalah sejauh doa.
“Kristen sejati dipimpin Firman
Tuhan...”
Apa yang menjadi pedoman hidup
orang Kristen sejati? Tidak lain dan tidak bukan : hanyalah Firman Tuhan (Sola Scriptura).
Selain berdoa, orang Kristen sejati
memiliki cara hidup cinta akan Firman Tuhan, selalu mau dipimpin oleh Firman
Tuhan yaitu dengan menjadikan Firman Tuhan menjadi pedoman dan penuntun untuk
menjalani hidup, untuk mengambil keputusan, untuk berlaku dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari, untuk memperbaiki kelakuan serta mendidik orang lain.
Melalui Firman Tuhan ini juga, orang Kristen sejati mendapat hikmat dan
mengenal keselamatan dalam Kristus.
2
Tim. 3:15-16 Ingatlah juga bahwa dari
kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh
iman kepada Kristus Yesus. Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Darimana orang Kristen sejati
menerima Firman tersebut? Dari ketekunan membaca dan merenungkan Alkitab baik
secara pribadi, berkelompok (dalam ibadah komunitas, ibadah Minggu di Gereja),
juga melalui pekabaran Injil yang diberitakan oleh para hamba Tuhan. Kesukaan
akan Firman Tuhan harus menjadi cara hidup orang Kristen sejati, karena orang Kristen
sejati hanya dapat hidup oleh Firman Tuhan saja.
Maz. 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mat. 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
“...mutiara mahkota Allah...”
Apa arti dari lirik ini? Lirik ini
terkesan biasa saja, tetapi sebenarnya memiliki makna yang luar biasa. Dari
lirik ini kita mendapat suatu perenungan, bahwa orang Kristen sejati
merupakan “mutiara pada mahkota Allah”. Mahkota adalah lambang kemuliaan
dan kebesaran seorang raja. Pada mahkota sering terdapat hiasan-hiasan yang
dibuat dari benda-benda mahal seperti berlian, mutiara dsb untuk menunjukkan
kemuliaan raja. Dengan demikian, dapat kita rnungkan bahwa : kita dijadikan
Allah mulia, menjadi bagian dari kemuliaan-Nya. Jika
kita sadar siapa diri kita sesungguhnya : manusia berdosa yang kotor, hitam
legam karena berlumuran lumpur dosa, siapakah kita sehingga kita dimuliakan
Allah menjadi “mutiara pada mahkota-Nya”? Semuanya terjadi semata
hanya karena kasih dan anugerah Tuhan semata. Bagi-Nya, kita adalah yang
berharga di mata-Nya, sehingga Dia turun tangan untuk menebus kita dari dosa
dan oleh darah Kristus Tuhan kita, dosa-dosa kita dibersihkan.
Maz.
8:3-5 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang
yang Kautempatkan: apakah manusia,
sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan
telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Yes.
1:18 Marilah, baiklah kita berperkara!
— firman TUHAN — Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun
berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Yes.43:4 Oleh
karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti
Jika demikian karena kasih Tuhan
maka kita dipilih-Nya untuk menjadi “mutiara pada mahkota-Nya” – yaitu diangkat
dan dimuliakan oleh Tuhan sendiri, maka hendaklah dalam hidup kita, kita
terus memuliakan Tuhan serta membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Hendaklah
melalui diri kita, nama Tuhan dipuji dan dipermuliakan. Jangan biarkan nama
Tuhan dipermalukan karena tingkah laku dan perkataan kita.
Kita yang telah menerima kasih
Tuhan ini, hendaknya juga menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk mencari orang-orang lain yang belum percaya
pada Kristus, untuk dibawa dan menjadi mutiara bagi kemuliaan Allah. Perhatikan
himne Kristen berikut :
Engkau cari intankah,
Untuk mahkota Yesus
Ingat di kubangan pun
Ada intan yang permai
Intan-intan dan permata
yakni jiwa yang sesat
Biar cari lalu bawa untuk
mahkota Yesus
Dalam dunia, tersebar ”mutiara - mutiara / intan - permata”
milik Tuhan yang belum dijangkau untuk mengenal Tuhan. Tidak usah jauh-jauh
: mungkin anak kita, orangtua kita, saudara kita, sahabat kita, tetangga kita,
rekan kerja kita, bahkan rekan sepelayanan kita yang belum sungguh menerima
Kristus. Merekalah ”mutiara - mutiara / intan - permata” milik Tuhan,
yaitu jiwa-jiwa yang tersesat yang sedang menanti suara kebenaran dari diri
kita, untuk menyuarakan injil keselamatan Kristus. Hendaklah kita –
sebagaimana dalam amanat agung Kristus (Mat.28:19-20) – terus memberitakan
Injil Tuhan kemanapun Tuhan utus kita, dalam segala kapasitas hidup kita melalui
segala sarana yang kita miliki agar jiwa-jiwa yang tersesat ini mengenal
akan Kristus, menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga mereka
diselamatkan dan menjadi bagian dari mahkota Allah. Jangan mengira, tugas
penginjilan hanya milik Pendeta, penginjil, misionaris dsb. Amanat agung adalah
tugas semua orang Kristen sejati.
“O
Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku menjadi seorang Kristen sejati”
Beriman pada Kristus
tidak serta-merta langsung membuat kita menjadi Kristen sejati sempurna. Dalam
proses menjadi Kristen Sejati, kita akan mengalami pembentukan-pembentukan yang
dilakukan oleh Roh Kudus. Proses ini memerlukan waktu – sesuai waktu Tuhan –
dan akan terus kita alami seumur hidup kita. Kita akan mengalami pembaharuan
budi sehingga tidak lagi serupa dengan dunia, peneguhan iman kepada Kristus,
diproses untuk hidup hanya seturut kehendak Allah. Kita akan diproses Tuhan
sehingga kita benar-benar menjadi Kristen sejati yang murni dan tahan uji
terhadap segala godaan dan pergumulan dunia. Memang dalam prosesnya kita bisa
jatuh dan gagal, namun percayalah bahwa tangan Tuhan akan menolong kita
sehingga kita mampu teguh untuk kembali berdiri dan terus dibentuk menjadi
Kristen sejati sampai akhirnya kita menjadi sempurna seperti Kristus, asal kita
tahan uji dan mau untuk terus berserah kepada Tuhan untuk terus dibentuk
Maz. 37:23-24 TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Ams.
24:16 Sebab tujuh kali orang benar
jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam
bencana.
Rom.
5:3-5 Dan bukan hanya itu saja. Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan
itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih
Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
Yak.
1:2-4 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu
jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap
imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh
buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apapun.
Yak.
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan
dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota
kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
“O
Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku dimasa kecilku ini...”
Kapan waktu paling ideal bagi kita
untuk memutuskan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Kapan waktu
paling ideal bagi kita untuk memutuskan untuk menjadi Kristen sejati? Kapan
waktu paling ideal bagi kita untuk dibentuk oleh Tuhan? Kapan waktu paling
ideal bagi kita untuk hidup bagi Kristus? Lirik lagu ini mengajarkan kita bahwa
: dari masa kecil. Apa arti dari kalimat “masa kecil”? Artinya : jadilah
Kristen sejati (beriman dan percaya pada Kristus) sesegera mungkin, jangan
tunda-tunda. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, terimalah Yesus sebagai
Juruselamat. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, hiduplah untuk
Kristus, berguna bagi Tuhan dan jadilah Kristen sejati yang membawa hormat dan
kemuliaan bagi nama Tuhan. Kita tidak tahu, kapan waktunya kita berakhir di dunia ini. Perhatikanlah
penggalan lagu dari NKB 211 berikut ini :
Pakailah waktu anug’rah Tuhanmu,
hidupmu singkat bagaikan kembang...
Janganlah kita merasa masih muda,
masih sehat dan kuat sehingga kita mengabaikan dan melupakan Kristus. Kemudaan
kita bukan jaminan bagi kita untuk punya banyak waktu, karena sudah begitu
banyak anak muda mati tanpa menerima Tuhan Yesus, dan akhirnya binasa.
Itulah sebabnya Pengkhotbah memperingati kita :
Pkh.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada
masa mudamu, sebelum tiba
hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak
ada kesenangan bagiku di dalamnya!,"
Karena itu, pakailah waktu yang adalah anugerah Tuhan bagi kita untuk menjadi Kristen sejati sehingga saat waktu Tuhan tiba bagi kita (baik saat kita meninggal ataupun saat Dia datang kembali pada kali ke-2), maka kita didapati sebagai hamba yang setia. Sekali lagi, selagi masih ada waktu dan kesempatan : Percayalah pada Tuhan Yesus Kristus, jadilah Kristen sejati yang mau terus dibentuk oleh Roh Kudus sehingga pada akhirnya : kita menjadi sempurna seperti Kristus.
Sudahkah kita siap untuk hidup
sebagai Kristen sejati? Untuk menutup perenungan ini, marilah kita nyanyikan
sekali lagi lagu masa Sekolah Minggu ini :
Kristen sejati, manusia citra Allah
Beroleh hidup kekal, beriman dan berdoa
Kristen sejati, dipimpin firman Tuhan
Mutiara mahkota Allah
O Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku
Menjadi seorang Kristen sejati
O Tuhanku, bentuklah, bentuklah aku
Di masa kecilku ini
Selamat menjadi Kristen sejati.
Amin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar