Rabu, 11 Desember 2024

MENANTI KEDATANGAN TUHAN (LUKAS 2:36-38)

 


Saat ini, GMIT sedang ada dalam masa perayaan minggu-minggu Advent menuju perayaan Natal. Ini juga dirayakan oleh umat Katolik di seluruh dunia. Sebenarnya, apakah perayaan minggu Advent itu?

Advent sendiri berasal kata “Adventus” (Latin) yang berarti “kedatangan”. Dalam hal ini, kata Adventus merujuk kepada kedatangan Mesias. Jika dilihat dari jejak historis, Advent merujuk pada kedatangan Yesus yang pertama kalinya / First Noel. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Yesus datang sebagai bayi kecil di kandang Betlehem dan menjadi kesukaan besar bagi dunia. Mengapa membawa kesukaan? Karena dalam kedatangan-Nya yang pertama, Yesus untuk membawa perdamaian antara manusia dan Allah. Hal inilah yang selalu kita rayakan tiap tahun.

Luk. 2:10-11 – (10)  Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11)  Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

Jika dilihat dari jejak Eskatologi (Eskatologi : Studi akhir zaman menurut Alkitab), merujuk pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya (second coming). Pada kedatangan-Nya kedua, Yesus datang sebagai Raja yang berkuasa dan Hakim yang mengadili manusia; baik yang masih hidup atau yang sudah mati menurut perbuatan masing-masing orang. Dia tidak lagi membawa pedamaian, melainkan pengadilan; kedatangan-Nya tidak lagi membawa damai bagi dunia, melainkan kegentaran bagi dunia, khususnya bagi orang-orang yang menolak Dia.

Bagi kita yang hidup zaman sekarang ini, masa Advent menjadi masa dimana kita menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Walaupun tiap kali kita merayakan kelahiran-Nya (Natal pertama), kita tidak lagi memandang kepada bayi yang kecil itu. Kita memang merayakan Natal untuk memperingati kasih Tuhan bagi kita, namun penantian kita saat ini ditujukan kepada Yesus Kristus yang adalah Raja yang Maha kuasa dan Hakim yang Maha adil.

Saat kita menanti orang yang penting (misalnya : tamu penting), tentu kita akan melakukan persiapan-persiapan yang baik. Kita akan merapikan dan membersihkan rumah, mandi bersih, memakai pakaian yang rapi dst. Kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menanti tamu tersebut. Demikian juga dalam menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya, tentu kita harus melakukan persiapan-persiapan yang baik. Dalam hal ini, persiapan apakah yang harus kita lakukan? Dalam perenungan kali ini, kita akan belajar dari Hana, bagaimana dia menanti keatangan Tuhan.

1.    Tidak pernah meninggalkan ibadah

Pada ayat ke 37 dikatakan : “Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah...”. Saat menanti kedatangan Mesias, Hana selalu ada di Bait Allah untuk beribadah. Dia tidak pernah meninggalkan ibadah dan melakukannya dengan setia. Kita dapat belajar dari Hana, untuk setia beribadah dalam masa-masa penantian ini. Kita jangan pernah berhenti beribadah yang mencakup : berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta memuji Tuhan. Menurut Rasul Paulus, ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

 1 Tim. 4:8  Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

 Dalam ibadah, dalam pembacaan dan perenungan Firman Tuhan, kita menemukan janji-janji Allah bagi hidup kita, baik saat ini maupun di kehidupan yang akan datang, dan tentu kita ketahui bahawa janji Allah itu pasti Dia genapi. Hal ini akan menguatkan iman kita saat menanti kedatangan Kristus, menguatkan kita saat menghadapi pergumulan hidup saat masa-masa penantian ini, serta menguatkan kita dalam menanti penggenapan janji kedatangan Kristus yang ke dua kalinya.

 

Penulis kitab Ibrani juga mengajarkan kita agar tidak meninggalkan ibadah, sebaliknya kita harus semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan.

 Ibr. 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 Apa akibat dari meninggalkan persekutuan ibadah? Jika kita meninggalkan ibadah dan segala persekutuan ibadah dengan anak Tuhan yang lainnya, maka kita akan menjadi ragu akan janji-janji Tuhan sehingga iman kita menjadi lemah. Dalam Alkitab, ada dua contoh orang yang meninggalkan persekutuan ibadah sehingga mereka menjadi ragu akan janji-janji Tuhan :

1)       Kedua murid yang berjalan ke Emaus

Pada saat para murid sedang berkumpul menanti Yesus, kedua murid ini malah meninggalkan mereka dan pulang kampung. Hal ini membuat mereka menjadi ragu pada janji Yesus bahwa Ia akan bangkit kembali, dan mereka menjadi kecewa kepada Yesus yang telah mati di salib.

 Luk. 24:18-24 - (18)  Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (19)  Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (20)  Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (21)  Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. (22)  Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, (23)  dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. (24)  Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."

 Perhatikan kalimat mereka saat mereka bercakap-cakap dengan Yesus (kalimat yang saya beri warna merah tebal). Mereka menganggap Yesus hanyalah nabi yang berkuasa (bukan sebagai Tuhan), yang telah dibunuh dan dikuburkan. Mereka menjadi kecewa, karena Yesus yang mereka harapkan untuk membebaskan Israel dari penjajahan Romawi, justru mati disalibkan. Ini terlihat dari kata-kata mereka “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel...” (ay.21). Walau mereka telah mendengar berita kebangkitan Yesus dari para wanita yang pergi kubur pada Minggu pagi, mereka tetap tidak percaya. Ini terbukti saat mereka meninggalkan persekutuan dengan para murid, dan tindakan mereka ini semakin memperparah keraguan mereka. Untungnya, Yesus datang dan menampakan diri dan menguatkan mereka, sehingga mereka percaya dan kembali pada persekutuan para murid. (untuk membaca perenungan lengkap tentang kisah ini, teman-teman dapat membacanya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2021/02/perjalanan-ke-emaus-lukas-24-13-35.html )

2)       Tomas

Hal yang sama juga terjadi pada diri Tomas / Didimus, yang meniggalkan persekutuan dengan murid-murid yang lain, sehingga dia tidak turut serta saat Yesus menampakkan diri kepada para murid. Saat para murid memberitakan tentang kebangkitan Yesus, dia tidak percaya.

 Yoh. 20:25  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

 Tomas tidak percaya, padahal sebelum kematian-Nya Yesus sudah memberitakan akan kebangkitan-Nya secara berulang-ulang, kemudian ditambah dengan kesaksian dari para murid yang lai, namun Tomas tetap tidak percaya kepada janji Yesus akan kebangkitan-Nya. Pada saat Yesus menguatkan iman para murid dan meyakinkan para murid akan janji kebangkitan-Nya, Tomas malah tidak ada disitu sehingga iman dan keyakinannya tetap lemah dan dia tetap ragu bahkan tidak percaya akan janji Tuhan. Untungnya, Yesus datang dan kembali menampakan diri saat Tomas ada bersama para murid, sehingga dia menjadi percaya pada janji kebangkitan Yesus.

 Tetaplah kita beribadah dalam menanti waktu kedatangan Tuhan. Melalui ibadah, melalui Firman Tuhan, melalui doa dan puji-pujian kepada Tuhan, kita akan dikuatkan untuk menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya, serta dituntun Firman-Nya agar kita dapat mengetahui bagaimana menjalani hidup dalam masa-masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

2.    Bersaksi tentang Kristus kepada semua orang

Kita belajar dari Hana bahwa setelah bertemu bayi Yesus, dia memberi kesaksian tentang Yesus kepada semua orang (ay. 38). Kita bukan hanya telah bertemu Yesus dalam hidup ini, tetapi kita juga telah diselamatkan dari dosa dan maut melalui karya penebusan-Nya serta telah diubahkan menjadi ciptaan yang baru (2 Kor. 5:17). Oleh karena itu, kita harus terus bersaksi tentang Yesus, yaitu tentang kasih-Nya dan tentang pengorbanan-Nya bagi keselamatan kita. Hal ini harus terus kita suarakan dengan tidak malu, dengan tidak jemu-jemu, disegala waktu dan disegala tempat. Hal ini menjadi tugas semua orang Kristen tanpa terkecuali, karena Amanat Agung Kristus berlaku bagi semua murid-Nya (Mat. 28:19-20).

Kita belajar dari Filipus yang setelah bertemu Yesus, tidak menyimpan sukacita itu sendiri melainkan berbagi kepada Natanael (untuk perenungan mengenai kisah ini, teman-teman dapat membacanya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2024/10/sahabat-seperti-apakah-kita-sudahkah.html ). kita harus mewartakan tentang Kristus, tentang segala pekerjaan Kristus dalam diri kita, baik karya keselamatan-Nya maupun segala kebaikan-Nya agar orang lain tahu, percaya dan turut mengalami Kristus dalam hidup mereka.

Menjadi saksi Kristus dapat kita lakukan sesuai kapasitas diri kita masing-masing sesuai yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Tidak hanya sebagai Pendeta / penginjil, tetapi sebagai majelis, kaum lansia, kaum pria / wanita, sebagai pemuda, sebagai guru sekolah Minggu dsb. Kita dapat bersaksi lewat berbagai sarana : khotbah, perenungan singkat, artikel renungan, postingan-postingan sosial media yang berisi Firman Tuhan, nanyian-nyanyian rohani yang Injili dsb.

Hidup bersaksi bukan hanya melalui perkataan, tetapi juga harus terlihat dari sikap dan tingkah laku setiap hari. Kita harus hidup sesuai kesaksian klita tentang Kristus :

·         Jika kita telah bersaksi bahwa kita telah ditebus oleh Kristus, maka kita harus hidup sebagaimana anak tebusan itu hidup.

·         Jika kita telah bersaksi bahwa kita telah diubah oleh Kristus, maka kita harus hidup sebagaimana kita telah diubah oleh Kristus.

Sampai kapan kita bersaksi? Ada satu lagu lama yang berbunyi seperti ini :

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Bersaksi! Bersaksi! Bersaksi, Haleluya!

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Seperti lirik lagu di atas, maka kita harus terus bersaksi sampai Tuhan datang.

Dalam keadaan apa kita bersaksi? Rasul Paulus berkata bahwa dalam keadaan baik ataupun buruk sekalipun kita harus selalu bersaksi.

2 Tim. 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Kapan Tuhan datang? Tidak ada yang tau kapan waktunya, yang pasti kedatangan Tuhan sudah sangat dekat. Oleh karena itu, marilah kita selalu kita terus berjaga-jaga dan siap sedia dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya dengan tetap setia beribadah dan terus bersaksi tentang Kristus, sehingga saat Tuhan Yesus datang kedua kalinya, kita didapati sebagai hamba yang setia.

Mat. 24:42  Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

Mat. 24:46  Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.


Satu lagu lama akan menutup perenungan kita saat ini : 

NKI 238 : Bersiap menanti kedatangan Tuhan

Tak lama Tuhan datanglah bersiap dirimu

Sedia nanti datangNya dan nikmatNya penuh

Kudus dan adil adaNya setia tulus dan teguh

Dan Ia akan datanglah menjadi Sultanmu

Koor:

Hendaklah engkau jaga-jagalah

Sedia lampu dengan minyaknya

Kar'na dengan sekejap kedengaranlah

Gegap mempelai laki-laki datanglah


AMIN 


Selasa, 03 Desember 2024

HANTU (APA KATA ALKITAB MENGENAI FENOMENA PENAMPAKKAN HANTU & ARWAH ORANG MATI? - dan beberapa pertanyaan tambahan)

 






Hantu.

Kata yang tidak asing, apalagi bagi kita orang Indonesia. Dalam beberapa waktu belakangan ini, jika teman-teman mengikuti perfilman di Indonesia khususnya, teman-teman akan melihat bahwa tema tentang hantu adalah tema yang (mungkin) paling sering diangkat. Hal sudah terjadi kurun tahun 70an – 80an, dimana Suzzanna Martha Frederika Van Osch atau yang lebih kita kenal dengan nama Suzzanna menjadi Ratu Horor pada saat itu.

Namun jika kita melihat lebih jauh, rupanya hantu bukan saja menjadi pasar bagi perfilman Indonesia (bahkan dunia), tetapi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, hantu menjadi suatu hal yang dianggap nyata dan ada disekitar kehidupan kita. Kuntilanak, Wewe Gombel, Suster ngesot, Pocong, Kuyang dkk yang dihadirkan dalam film rupanya berasal dari “urban legend” yang beredar di sekitar kita. Bukan hanya di Indonesia, masyarakat luar negeri juga memiliki hantu-hantunya tersendiri (yang juga diangkat menjadi tokoh dalam film), seperti Dracula, Vampire, Valak dkk (entah mengapa, hantu-hantu luar negeri lebih rapi, lebih necis dan lebih bersih daripada hantu-hantu Indonesia – bandingkan gaya berpakaian Dracula dengan kuntilanak atau pocong sangatlah berbanding terbalik - Apakah ini ada hubungannya dengan kesejahteraan masing-masing negara, saya juga tidak tahu).

Bukan hanya hantu-hantu dengan nama besar di atas, hantu-hantu yang hanya sekedar penampakan dari orang yang sudah meninggal turut menghiasi kehidupan kita. Teman-teman pasti sudah pernah dan sering mendengar cerita tentang kisah penampakan kakek yang sudah meninggal, entah di rumah sendiri, atau tetangga, atau di sekolah, kantor dsb. Hal-hal seperti ini bukanlah hal asing bagi kita.

Dalam menanggapi hal-hal supranatural di atas, banyak orang yang menjadi percaya akan kehadiran hantu. Mereka benar-benar percaya bahwa orang yang sudah meninggal masih dapat menampakkan diri di bumi, bahkan mengurus urusan-urusan yang sebenarnya adalah urusan dari orang-orang yang masih hidup.

“tadi malam ba’i (kakek) datang, bilang suruh ketong (kita) pergi bersihkan ba’i punya kuburan, soalnya sudah lama kita tidak pergi liat ba’i punya kuburan..”

Pernah dengar kalimat semacam ini? Saya yakin teman-teman sudah pernah mendengarnya. Dari kalimat di atas, banyak orang yang saya temui percaya bahwa kakek yang sudah meninggal datang dan menyuruh anak / cucunya untuk membersihkan kuburannya; dalam hal ini, banyak orang percaya bahwa orang yang sudah mati sekalipun masih mengurus urusan-urusan di bumi. Saya sendiri memiliki teman yang selalu bilang “percaya tidak percaya, mereka ada disekeliling kita”.

Selanjutnya, sering ada kejadian penampakkan secara langsung (bukan lewat mimpi) yang terjadi, dan (biasanya) ini dialami oleh teman-teman yang baru selesai berduka. Dari cerita-cerita yang sering saya dengar, ada orang yang pernah melihat ibunya yang telah meninggal sedang duduk di ruang tengah rumahnya. Ada orang yang melihat gelas yang biasa dipakai oleh ayahnya yang sudah meninggal tiba-tiba bergerak sendiri dan jatuh dari atas meja. Ada orang yang mendengar suara kakaknya yang sudah meninggal memanggil dia dari luar rumah pada saat malam hari. Saya sendiri pernah melihat teman kantor saya yang sudah meninggal sedang berjalan di dalam lab tempat saya bekerja (saya betul-betul melihat beliau bukan dengan imajinasi atau secara kabur, tetapi saya melihat dengan sangat jelas). Hal-hal seperti ini membuat banyak orang percaya bahwa hantu yang adalah arwah orang yang sudah mati itu benar-benar ada disekitar mereka, dan masih berkeliaran di bumi. Pertanyaannya, benarkah demikian?

Untuk memahami hal ini, kita harus sadar bahwa dalam kehidupan ini kita tidak hanya berurusan dengan hal-hal natural saja, melainkan juga hal-hal supranatural. Jika kita mengabaikan hal supranatural, maka otomatis kita juga akan mengabaikan keberadaan Tuhan & Iblis dalam hidup ini karena sesungguhnya Tuhan & Iblis adalah makhluk supranatural (jika anda adalah atheis, maka berhentilah membaca tulisan ini. Tetapi jika anda adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, maka silakan lanjut membaca). Dalam diri kita sendiri, kita tidak hanya memiliki tubuh secara daging, namun juga memiliki tubuh secara roh. Roh inilah yang tidak bisa mati dan bersifat kekal; roh inilah yang bersifat supranatural, yang menghubungkan keberadaan kita dengan Tuhan; roh inilah yang membuat tubuh daging kita bisa hidup. Jika roh kita keluar dari tubuh daging kita, maka pada saat itulah kita dikatakan mati / meninggal dunia. Seringkali, roh inilah yang dianggap sebagai hantu yang menampakkan diri oleh banyak orang. Lalu, apa kata Alkitab mengenai hantu?

Sebelum berbicara tentang hantu, kita harus tahu terlebih dahulu : apa yang terjadi dengan roh manusia setelah dia meninggal?

Menurut Alkitab, saat seseorang meninggal maka saat itu juga dia akan langsung pergi ke Sorga (bagi orang beriman) atau ke neraka (bagi orang yang tidak beriman). Hal ini dapat kita lihat dari data-data Alkitab berikut ini :

      1. Kisah Lazarus dan orang kaya

Luk. 16:19-23 : (19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Dari kisah ini diceritakan setelah Lazarus meninggal, dia dibawa para malaikat ke pangkuan Abraham (surga) – terjemahan lain : ke samping Abraham. Begitu juga dengan orang kaya itu, dimana setelah dia meninggal, dia dibawa untuk disiksa dalam alam maut (neraka). Alkitab tidak mencatat bahwa roh mereka masih berkeliaran di bumi, menampakkan diri, mengurus urusan-urusan dunia dsb. Alkitab mencatat bahwa setelah meninggal, roh manusia akan langsung dibawa ke tempat dimana dia harus ditempatkan, yaitu di Sorga atau neraka.

(dalam kisah ini memang tidak dikatakan bahwa Lazarus dibawa ke Sorga, tetapi ke pangkuan / sisi Abraham. Namun sesuai data Alkitab yang lain, akan kita temui bahwa Abraham saat ini berada di dalam Kerajaan Allah / Sorga. Bdk. Luk.13: 28 - Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar)


2. Kisah penjahat di samping Yesus.

Luk. 23:39-43 : (39) Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" (40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." (42) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (43) Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Dari kisah ini kita melihat, setelah salah satu penjahat disamping Yesus bertobat dan  menyatakan iman percayanya kepada Yesus, maka Yesus memberi suatu kepastian bahwa “hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Bukan esok, lusa, 40 hari lagi, atau sebulan lagi melainkan “hari ini juga”. Ini menandakan bahwa hari dimana penjahat yang bertobat itu meninggal, dia akan langsung ke Sorga, tanpa ditunda-tunda, apalagi menampakkan diri kesana-kemari. (Firdaus dalam berbagai terjemahan:  Yunani : Paradeisos; Latin : Paradiso ; Inggris : Paradise – Sorga (Indonesia)).


3Kitab Ayub & Pengkhotbah

Ayub 7:9-10 (9) Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. (10) Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.

Pkh. 12:7  dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Dari ketiga ayat ini, jelas bahwa saat orang meninggal, roh akan kembali kepada Allah. Dia tidak akan muncul lagi (entah di rumahnya atau ditempat-tempat tertentu) untuk bergentayangan di bumi atau menampakan diri, menganggu manusia bahkan sampai mengurus urusan-urusan manusia di bumi.

 

Dari ketiga data Alkitab di atas, kita dapat mengetahui bahwa arwah orang mati yang gentayangan / hantu sesungguhnya tidak ada. Saat meninggal, rohnya akan langsung menuju Sorga atau Neraka dan tidak akan ada lagi di bumi.

 

Lalu, bagaimana dengan penampakkan-penampakkan yang sering dilihat oleh orang-orang? Menanggapi hal ini, kita dapat melihat data tentang “penampakkan hantu” dalam Alkitab, yaitu dalam kitab 1 Sam. 28:3-25. Dalam kisah ini, Saul yang telah ditinggalkan Tuhan akan berperang melawan bangsa Filistin. Selama Nabi Samuel hidup, Saul selalu meminta petunjuk Samuel sebelum berperang. Namun saat akan berperang melawan bangsa Filistin, Samuel sudah meninggal. Saul yang putus asa lalu pergi kepada seorang perempuan pemanggil arwah (seperti dukun di zaman sekarang) untuk memanggil arwah Samuel untuk meminta petunjuk. Yang terjadi adalah, arwah Samuel benar-benar datang.

1 Sam. 28:7-8 : (7) Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah." (8) Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."

1 Sam. 28:11-15 – (11) Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku." (12) Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!" (13) Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi." (14) Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. (15) Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat."

Dari kisah ini kita melihat, bahwa seolah arwah Samuel yang telah meninggal kembali ke bumi pada saat Saul memanggilnya dengan perantaraan tukang tenung. Bukan hanya sekedar menampakkan diri, bahkan arwah Samuel juga berkata-kata dan bernubuat tentang kekalahan Saul dalam peperangan nanti (ay. 16-19). Namun, benarkah itu adalah roh Samuel?

Jika itu benar roh Samuel, maka ini akan bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab yang telah kita baca di atas yang mengatakan bahwa roh orang yang sudah meninggal tidak akan tinggal atau kembali lagi ke dunia, melainkan akan berada di Sorga atau neraka. Padahal kita tahu, bahwa ayat-ayat dalam Alkitab TIDAK PERNAH BERTENTANGAN satu dengan yang lain. Jika demikian, lalu siapakah yang muncul dalam kisah Saul memanggil arwah Samuel itu?

Jika kita melihat “arwah Samuel” dalam kisah ini, kita akan melihat 2 keganjilan :

1.  “arwah Samuel” ini muncul dari dalam bumi.

1 Sam. 28:13 Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."

Jika kita membaca semua kisah penampakkan ilahi dari Sorga, semua berasal dari atas / turun dari atas.

Kej. 28:10 – (10) Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. (11) Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. (12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Kej. 28: 16-17 – (16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. (17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."

Hak.13:20  Sedang nyala api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah Malaikat TUHAN dalam nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan isterinya melihat hal ini, sujudlah mereka dengan mukanya sampai ke tanah.

Yoh. 3:13  Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Wah. 18:1 Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.

Dari data-data Alkitab ini, dapat kita lihat dan simpulkan bahwa tidak ada satupun yang berasal dari Sorga datang dari bawah. Semuanya dikatakan “turun dari Sorga” atau “naik ke Sorga”. Jika “arwah Samuel” muncul dari dalam bumi, maka dia bukan berasal dari Sorga; dan sosok supranatural lain yang bukan berasal dari Sorga tidak lain dan tidak bukan adalah iblis.

 

2. Nubuatan yang dikatakan oleh “arwah Samuel” itu salah

1 Sam. 28:18-19 – (18) Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini. (19)  Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin."

Memang apa yang dikatakan oleh “arwah Samuel” ini benar-benar terjadi : Saul dan bangsa Israel akan kalah berperang melawan Filistin, dan Saul beserta anak-anaknya akan mati. Namun kita dapat melihat, bahwa tidak semua anak-anak Saul mati dalam peperangan seperti yang dikatakan oleh “arwah Samuel”. Ada anak Saul yang selamat dan diangkat menjadi raja menggantikan Saul, yaitu Isyboset.

2 Sam. 2:8-10 (8) Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim (9)  serta menjadikannya raja atas Gilead, atas orang Asyuri, atas Yizreel, atas Efraim dan atas Benyamin, bahkan atas seluruh Israel. (10)  Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya. Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud.

Isyboset menjadi raja diumur dewasa yaitu 40 tahun. Isyboset sendiri tentu ikut dalam peperangan melawan Filistin mengingat  usianya yang sudah dewasa seperti Yonatan dan saudara-saudaranya yang lain, namun dia tidak gugur seperti yang dikatakan oleh “arwah Samuel”. Isyboset bahkan masih sempat diangkat menjadi raja atas Israel walau hanya dalam waktu singkat.

Jika kita melihat nubuat ini, tentu nubuat ini bukan berasal dari Tuhan karena segala sesuatu yang dinubuatkan oleh Tuhan pasti terjadi. Memang apa yang dikatakan oleh “arwah Samuel” itu terjadi : Saul mengalami kekalahan dan tewas di medan perang, namun nubuat mengenai anak-anak Saul tidak terjadi, karena walaupun Yonatan dan beberapa saudaranya tewas, kita mendapati bahwa Isyboset selamat. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa nubuatan ini berasal dari iblis.

 

Dari dua keganjilan dan fakta yang ada dalam “arwah Samuel” ini, dapat kita simpulkan bahwa yang muncul pada saat tukang tenung memanggil Samuel itu bukanlah Samuel yang sesungguhnya (karena Samuel tentu berada di Sorga), melainkan iblis yang menyamar menjadi Samuel. Dengan demikian kita menjadi mengerti, bahwa peristiwa penampakkan arwah orang mati yang sering terjadi di sekitar kita adalah pekerjaan iblis, dimana iblis menyamar menjadi arwah orang yang sudah mati dan menampakkan diri kepada manusia.

 

Mengapa iblis melakukan hal ini?

Iblis pada dasarnya memiliki sifat penipu / pendusta, sebab dia adalah bapa segala dusta

Yoh. 8:44  Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Iblis sering mendustai manusia agar manusia melawan Allah dan tidak percaya kepada Allah dan Firman-Nya. Iblis menipu Hawa agar tidak percaya kepada Friman Tuhan, sehingga Hawa melawan Tuhan. Iblis juga menipu Saul dengan menyamar menjadi arwah Samuel, agar Saul dan pegawai-pegawainya, bahkan mungkin masyarakat sekitar percaya bahwa orang yang sudah mati dapat dipanggil kembali / menampakkan diri untuk dimintai petunjuk. Hal ini masih terjadi sampai saat ini, dimana di zaman modern ini; disaat Uni Soviet dengan Yuri Gagarin-nya telah menjangkau luar angkasa, Amerika sudah mendarat di bulan dengan Apollo 11, Israel dengan drone pengebomnya, Cina dengan matahari buatannya dan kecanggihan AI yang digadang-gadang akan melampaui pengetahuan manusia, iblis tetap menipu manusia dengan takhayul-takhayul penampakkan hantu / arwah orang mati, dan manusia masih tetap percaya akan hal ini!

Hal-hal seperti ini yang membuat kita menjadi jauh daripada Tuhan, karena takhayul-takhayul tersebut membuat kita meragukan Firman Tuhan meragukan kuasa Tuhan yang berdaulat mengatur segala hidup dan mati kita, yang berdaulat mengatur orang yang sudah hidup dan mati. Saat kita percaya bahwa penampakkan hantu / arwah orang mati adalah benar-benar arwah orang mati yang datang, secara tidak langsung kita telah mengabaikan Firman Tuhan bahkan tidak percaya Firman Tuhan. Saat ada orang yang pergi meminta petunjuk di kuburan, dia telah bersekutu dengan iblis, dan itu adalah hal yang keji di mata Tuhan.

Im. 19:31  Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.

Ul. 18:10-12 – (10)  Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, (11)  seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (12)  Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.

Bersekutu dengan iblis bukan hanya saat seseorang meminta petunjuk pada arwah orang mati, tetapi saat dia melakukan hal yang disuruh oleh iblis yang menyamar menjadi arwah yang menampakkan diri itu juga persekutuan dengan iblis.

Ilustrasi : ada seorang lelaki yang menikah lalu punya anak. Saat anaknya lahir, ia menamai anak itu sesuai nama yang telah dipersiapkannya dari jauh-jauh hari. Beberapa waktu kemudian, anak itu sering jatuh sakit (mungkin disebabkan karena hal-hal medis yang tidak dipelajari oleh orang ini, atau mungkin ada faktor lain yang dapat dijelaskan secara logika dan akal budi). Pada suatu malam, lelaki ini bermimpi didatangi “arwah” kakeknya yang sudah meninggal, dan dalam mimpi si kakek berkata bahwa dia tidak setuju dengan nama yang diberikan kepada si bayi. Si kakek berkata bahwa jika ingin anak itu sembuh, nama anak itu harus diganti dengan nama almarhum kakeknya. Keesokan paginya, lelaki ini langsung mengganti nama anak itu sesuai petunjuk “arwah kakek”, dan si bayi menjadi sembuh.

Ilustrasi di atas bukan hal baru bagi kita. Hal seperti ini sudah sering terjadi dalam masyarakat sekitar dimana kita tinggal. Apa yang ada dalam kisah di atas adalah suatu contoh persekutuan dengan iblis (walaupun dilakukan dalam ketidaktahuan akan fakta ini). Iblis menipu dengan menyamar menjadi arwah kakek, memberi petunjuk, dan setelah petunjuk itu dilakukan, maka iblis memberi kesembuhan bagi si bayi (ingat bahwa iblis juga dapat melakukan mujizat, walaupun tidak seberkuasa Tuhan dan tentu atas ijin Tuhan (Bandingkan dengan kisah penyihir-penyihir Firaun yang dapat mengubah tongkat menjadi ular seperti yang dilakukan Musa dan Harun). Saat si anak sakit, ayahnya tidak berdoa memohon kesembuhan pada Tuhan dan pergi berobat di dokter, tetapi dia taat kepada petunjuk “arwah kakek”. Orang ini tidak bergantung pada Tuhan, melainkan ikut kehendak iblis. Ini adalah persekutuan dengan iblis. Saat seseorang bersekutu dengan iblis, maka dia telah memberi ijin kepada iblis untuk mengatur hidupnya, sehingga hal-hal yang diberitahukan iblis kepadanya akan terjadi. Iblis telah mengatur hidupnya, dan ini adalah kekejian di mata Tuhan.

Begitu juga saat kita melihat penampakkan hantu /  arwah orang mati dan kita percaya bahwa itu adalah benar-benar mereka (apalagi jika kita menjadi penakut karena penampakkan itu), maka kita telah meragukan Firman Tuhan dan kita tidak percaya akan penyertaan Tuhan. Saat kita percaya bahwa itu adalah benar-benar mereka, maka kita tidak percaya bahwa Tuhan berdaulat mengatur orang yang hidup dan yang sudah mati.

Dari kisah Saul kita dapat melihat, bahwa itu semua hanyalah tipuan iblis dan jika kita adalah anak Tuhan, kita tidak perlu takut kepada iblis. Sebagai anak Tuhan, kita diberi kuasa untuk mengalahkan iblis

Yak. 4:7  Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Tipuan-tipuan iblis juga membuat manusia menjadi primitif, bodoh dan tidak maju. Disaat ilmuwan Jepang sibuk menciptakan robot canggih yang menyerupai manusia, masyarakat kita masih sibuk “membersihkan makam kakek karena kakek datang dalam mimpi semalam”. Disaat bangsa-bangsa yang sudah maju sibuk mengembangkan diri mencari kemungkinan dapat tinggal pergi ke planet lain selain bumi, masyarakat kita masih sibuk menceritakan “semalam saya melihat kuntilanak”. Disaat masyarakat maju mulai mencari kemungkinan memecahkan masalah dengan AI, masyarakat kita masih sibuk pergi ke kuburan, berbincang-bincang di kuburan seolah mereka yang telah wafat itu dapat merespon (bahkan yang terbodoh adalah : meminta petunjuk di kuburan!). Disaat ilmu kedokteran semakin berkembang, masyarakat kita masih percaya bahwa “sakit ini karena orang buat” atau “anak ini sakit karena didatangi arwah nenek”. Bahkan, saya sendiri pernah berdiskusi dengan teman saya yang mengatakan bahwa menurut “tim doa”, kuliahnya tidak beres-beres karena ada urusan dengan kakek nenek buyut dll (yang sudah meninggal) yang belum selesai (bagi saya, mereka yang mengaku “tim doa” ini tidak lebih daripada penipu / dukun). Hal-hal di atas bahkan di dukung oleh media, baik di televisi maupun di sosial media dengan menayangkan praktik-praktik “supranatural” yang tidak dapat dipercaya, dan menjadi konten pembodohan publik (bahkan media elektronik pun dipakai iblis untuk menipu dan memundurkan manusia). Hal-hal seperti inilah yang membuat masyarakat kita tidak maju-maju. Saat negara lain sudah terbang tinggi sampai luar angkasa, masyarakat kita malah menggali tanah dan masuk ke dalam tanah. Iblis membuat manusia fokus hanya kepada hal-hal gaib dan tidak fokus kepada pendidikan untuk kemajuan hidup. Iblis membuat manusia tidak menggunakan akal budi, tetapi bergantung kepada mimpi dan penampakkan / penglihatan arwah. Sungguh suatu kemunduran hebat yang disebabkan oleh tipuan-tipuan iblis.

 

Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki kemampuan “mata terang”? (mata terang : orang yang memiliki kemampuan melihat apa yang tidak bisa dilihat orang normal, seperti melihat arwah-arwah di segala tempat atau di tempat-tempat tertentu)

Dari data-data Alkitab, saya menyimpulkan bahwa tidak ada orang yang “mata terang” di dunia ini. Iblis itu bersifat roh, namun dia bisa membuat diri terlihat dalam rupa orang yang sudah meninggal. Dia bisa menampakkan diri kepada siapa saja dia mau. Jadi kalau teman-teman pernah memilki pengalaman melihat penampakkan (saya berulang kali mengalami ini!), maka sesungguhnya saudara dan saya telah menjadi sasaran dari misi penipuan yang dilakukan iblis – tinggal bagaimana tanggapan kita: percaya atau tidak, takut atau tidak - Untuk bisa melihat penampakkan, tidak dibutuhkan keahlian khusus; tidak perlu ke tempat-tempat angker dan keramat, pemakaman, gedung-gedung kosong dan sekolah / kantor pada malam hari (walaupun iblis selalu menggunakan tempat-tempat seperti ini agar orang menjadi percaya bahwa tempat-tempat tersebut memang benar-benar dihuni hantu); hal ini tergantung iblis mau menampakkan diri kepada siapa, maka orang itu akan melihatnya. Jika iblis “tidak mood” untuk menipu teman-teman, sampai mata tercungkil dari rongga mata sekalipun teman-teman tidak akan melihat penampakkan.

Dalam kasus Saul dan si tukang tenung, iblis menampakkan diri karena mereka dengan inisiatif penuh melakukan persekutuan dengannya. Inilah sebabnya kita sering mendengar ada penampakkan hantu atau ada orang yang kerasukan “arwah” saat melakukan ritual-ritual pemanggilan, atau hanya sekedar bermain Jelangkung atau papan Ouija. Dalam kasus orang bermain Jelangkung, mungkin mereka hanya sekedar iseng bermain, tetapi ingatlah bahwa iblis bukanlah sosok yang suka bercanda. Saat kita bercanda, dia selalu serius untuk menipu dan membunuh kita karena dia adalah pembunuh manusia sejak semula.

Yoh. 8:44  Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran...

 

Ilustrasi permainan Jelangkung dan Papan Ouija


Berhati-hatilah, karena saat ada keinginan bersekutu dengan iblis, maka iblis pun akan merespon baik dan dengan senang hati akan melakukan apa yang dikehendakinya : menipu dan membunuh manusia.

 

Satu pertanyaan tambahan : apakah ada benda-benda tertentu yang ditakuti setan?

Seringkali di masyarakat kita, ada tradisi menyimpan benda-benda tertentu yang dipercayai ditakuti oleh setan / hantu / arwah. Ada orang yang menempelkan peniti dan bawang putih ke baju anaknya yang masih bayi untuk mengusir setan. Ada orang yang kalau mau keluar rumah dimalam hari (biasanya ibu-ibu hamil), dia akan membawa paku atau jarum yang dipercayai sebagai benda yang ditakuti oleh kuntilanak. Ada orang yang menyirami sekeliling rumahnya dengan garam karena percaya setan takut garam. Ada orang yang percaya bahwa setan takut kepada benda-benda religius seperti pajangan salib, kalung salib, kalung rosario, patung Yesus, pajangan gambar Yesus dan Alkitab (hal ini tidak hanya dapat kita jumpai di film-film bertemakan Dracula & vampire, tetapi di kehidupan masyarakat pun hal ini dipercayai). Benarkah demikian?

Hal-hal di atas adalah hal-hal yang bersifat takhayul. Setan tidak takut dengan bawang putih, paku, jarum, garam bahkan benda-benda religius. Ingatkah teman-teman, bahwa setan pernah ada di atas atap Bait Allah saat mencobai Yesus? Ingatkah teman-teman, bahwa setan pernah memakai Firman Tuhan untuk mencobai Yesus? Jika Bait Allah saja di datangi setan, jika Firman Tuhan saja dipakai setan, bagaimana mungkin dia takut kepada benda-benda religius seperti salib, rosario, Alkitab dan patung Yesus? Jika benda-benda religius saja setan tidak takut, apalagi benda-benda macam bawang, garam, jarum dan paku? Setan tentu tidak takut, bahkan mungkin dia akan tertawa saat teman-teman menyodorkan benda-benda tersebut!

Memang terkadang benda-benda tersebut terlihat membawa efek baik bagi manusia dan setan terlihat takut dengan benda-benda itu, namun sebenarnya tidak. Jika benda-benda tersebut terlihat efektif mengusir setan, maka sebenarnya itu adalah pekerjaan setan utnuk menipu manusia. Setan akan pura-pura takut dengan benda-benda tersebut, sehingga kita tidak lagi mengandalkan Tuhan sebagai tempat perlindungan kita, melainkan kita mengandalkan benda-benda tersebut.

Setan tidak takut kepada Alkitab, namun  dia takut saat kita percaya pada isi Alkitab, hidup tunduk dan sesuai dengan apa yang tertulis di dalamnya. Setan tidak takut kepada pajangan salib / kalung salib / patung Yesus / pajangan gambar Yesus, namun setan takut kepada kita saat kita telah ditebus oleh salib Kristus, hidup beriman kepada Yesus dan hidup di dalam Yesus. Setan takut kepada orang beriman yang di dalamnya ada Roh Kudus.

Maka daripada itu, pergunakanlah benda-benda di atas sesuai kegunaannya : bawang dan garam untuk memasak, jarum dan peniti untuk menjahit, paku untuk pekerjaan pertukangan / konstruksi, Alkitab untuk dibaca dan direnungkan dan benda-benda religius lainnya sebagai identitas kita sebagai orang Kristen. (Stop menempel bawang putih kepada anak bayi, karena baunya sengat menyengat. Cukup pakai minyak telon, si bayi akan menjadi wangi)

Kesimpulan :

Tak dapat dipungkiri bahwa walaupun zaman semakin canggih,  kita hidup diantara masyarakat yang masih mempercayai takhayul dan urban legend. Takhayul dan urban legend seperti ini dipakai iblis untuk membuat kita menjadi jauh bahkan meninggalkan Tuhan dan Firman-Nya, serta tidak mengandalkan Tuhan. Takhayul dan urban legend seperti ini dipakai iblis untuk membuat kita menjadi penakut. Takhayul dan urban legend seperti ini juga dipakai iblis untuk membuat kita menjadi masyarakat yang primitif dan tertinggal. Karena itu, hindarilah kepercayaan terhadap takhayul dan urban legend, percayalah pada Firman Tuhan dan biarlah hidup kita hanya berdasarkan apa yang dikatakan oleh Alkitab (Sola Scriptura), agar kita tidak jauh dari Tuhan dan Firman-Nya dan kita tidak menjadi primitif.

1 Tim. 4:7  Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Iblis bisa saja menyerang kita melalui takhayul-takhayul dan urban legend tersebut (lewat peristiwa penampakkan hantu, serangan sihir dsb.), namun janganlah kita menjadi takut. Mintalah selalu penyertaan Tuhan dalam hidup kita dan lawanlah iblis (dengan catatan, kita telah terlebih dahulu tunduk kepada Allah dan menjadi anak-anak Allah. Lih. Yak. 4:7). Kita harus menjadi orang yang kuat dan maju, baik dalam iman maupun dalam hidup sebagai masyarakat.

Setelah membaca renungan ini, masihkah teman-teman takut berjalan sendiri di malam hari? Masihkah teman-teman takut jika harus melewati pemakaman atau tempat sepi / “angker” saat malam hari? Masihkah teman-teman takut jika harus ke toilet sendirian pada malam hari? Masihkah teman-teman takut jika harus mengalami peristiwa penampakkan hantu? Ingatlah bahwa sebagai orang beriman, didalam diri kita ada Roh yang lebih besar daripada iblis, Roh yang ditakuti iblis yaitu Roh Kudus. Karena itu jangan takut, tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka dia akan lari dari pada kita.

AMIN


(Jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai penampakkan hantu dan takhayul-takhayul yang beredar di sekitar kita, teman-teman dapat mengirimkan pertanyaan via email ke : dubucharles@gmail.com)