Kata
yang tidak asing, apalagi bagi kita orang Indonesia. Dalam beberapa waktu
belakangan ini, jika teman-teman mengikuti perfilman di Indonesia khususnya,
teman-teman akan melihat bahwa tema tentang hantu adalah tema yang (mungkin)
paling sering diangkat. Hal sudah terjadi kurun tahun 70an – 80an, dimana
Suzzanna Martha Frederika Van Osch atau yang lebih kita kenal dengan nama
Suzzanna menjadi Ratu Horor pada saat itu.
Namun
jika kita melihat lebih jauh, rupanya hantu bukan saja menjadi pasar bagi
perfilman Indonesia (bahkan dunia), tetapi dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia, hantu menjadi suatu hal yang dianggap nyata dan ada
disekitar kehidupan kita. Kuntilanak, Wewe Gombel, Suster ngesot, Pocong, Kuyang
dkk yang dihadirkan dalam film rupanya berasal dari “urban legend” yang beredar di sekitar kita. Bukan hanya di
Indonesia, masyarakat luar negeri juga memiliki hantu-hantunya tersendiri (yang
juga diangkat menjadi tokoh dalam film), seperti Dracula, Vampire, Valak dkk (entah mengapa, hantu-hantu luar negeri
lebih rapi, lebih necis dan lebih bersih daripada hantu-hantu Indonesia –
bandingkan gaya berpakaian Dracula
dengan kuntilanak atau pocong sangatlah berbanding terbalik - Apakah ini ada
hubungannya dengan kesejahteraan masing-masing negara, saya juga tidak tahu).
Bukan
hanya hantu-hantu dengan nama besar di atas, hantu-hantu yang hanya sekedar
penampakan dari orang yang sudah meninggal turut menghiasi kehidupan kita.
Teman-teman pasti sudah pernah dan sering mendengar cerita tentang kisah penampakan
kakek yang sudah meninggal, entah di rumah sendiri, atau tetangga, atau di
sekolah, kantor dsb. Hal-hal seperti ini bukanlah hal asing bagi kita.
Dalam
menanggapi hal-hal supranatural di atas, banyak orang yang menjadi percaya akan
kehadiran hantu. Mereka benar-benar percaya bahwa orang yang sudah meninggal
masih dapat menampakkan diri di bumi, bahkan mengurus urusan-urusan yang
sebenarnya adalah urusan dari orang-orang yang masih hidup.
“tadi malam ba’i (kakek) datang,
bilang suruh ketong (kita) pergi bersihkan ba’i punya kuburan, soalnya sudah
lama kita tidak pergi liat ba’i punya kuburan..”
Pernah
dengar kalimat semacam ini? Saya yakin teman-teman sudah pernah mendengarnya.
Dari kalimat di atas, banyak orang yang saya temui percaya bahwa kakek yang
sudah meninggal datang dan menyuruh anak / cucunya untuk membersihkan
kuburannya; dalam hal ini, banyak orang percaya bahwa orang yang sudah mati
sekalipun masih mengurus urusan-urusan di bumi. Saya sendiri memiliki teman
yang selalu bilang “percaya tidak percaya, mereka ada disekeliling kita”.
Selanjutnya,
sering ada kejadian penampakkan secara langsung (bukan lewat mimpi) yang
terjadi, dan (biasanya) ini dialami oleh teman-teman yang baru selesai berduka.
Dari cerita-cerita yang sering saya dengar, ada orang yang pernah melihat
ibunya yang telah meninggal sedang duduk di ruang tengah rumahnya. Ada orang
yang melihat gelas yang biasa dipakai oleh ayahnya yang sudah meninggal
tiba-tiba bergerak sendiri dan jatuh dari atas meja. Ada orang yang mendengar suara
kakaknya yang sudah meninggal memanggil dia dari luar rumah pada saat malam
hari. Saya sendiri pernah melihat teman kantor saya yang sudah meninggal sedang
berjalan di dalam lab tempat saya bekerja (saya betul-betul melihat beliau
bukan dengan imajinasi atau secara kabur, tetapi saya melihat dengan sangat
jelas). Hal-hal seperti ini membuat banyak orang percaya bahwa hantu yang
adalah arwah orang yang sudah mati itu benar-benar ada disekitar mereka, dan
masih berkeliaran di bumi. Pertanyaannya, benarkah demikian?
Untuk
memahami hal ini, kita harus sadar bahwa dalam kehidupan ini kita tidak hanya
berurusan dengan hal-hal natural saja, melainkan juga hal-hal supranatural.
Jika kita mengabaikan hal supranatural, maka otomatis kita juga akan
mengabaikan keberadaan Tuhan & Iblis dalam hidup ini karena sesungguhnya
Tuhan & Iblis adalah makhluk supranatural (jika anda adalah atheis, maka
berhentilah membaca tulisan ini. Tetapi jika anda adalah orang yang percaya
bahwa Tuhan itu ada, maka silakan lanjut membaca). Dalam diri kita sendiri,
kita tidak hanya memiliki tubuh secara daging, namun juga memiliki tubuh secara
roh. Roh inilah yang tidak bisa mati dan bersifat kekal; roh inilah yang
bersifat supranatural, yang menghubungkan keberadaan kita dengan Tuhan; roh inilah
yang membuat tubuh daging kita bisa hidup. Jika roh kita keluar dari tubuh
daging kita, maka pada saat itulah kita dikatakan mati / meninggal dunia.
Seringkali, roh inilah yang dianggap sebagai hantu yang menampakkan diri oleh
banyak orang. Lalu, apa kata Alkitab mengenai hantu?
Sebelum
berbicara tentang hantu, kita harus tahu terlebih dahulu : apa yang terjadi
dengan roh manusia setelah dia meninggal?
Menurut
Alkitab, saat seseorang meninggal maka saat itu juga dia akan langsung pergi ke
Sorga (bagi orang beriman) atau ke neraka (bagi orang yang tidak beriman). Hal
ini dapat kita lihat dari data-data Alkitab berikut ini :
1. Kisah Lazarus dan orang kaya
Luk.
16:19-23 :
(19) "Ada seorang kaya yang
selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria
dalam kemewahan. (20) Dan ada
seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat
pintu rumah orang kaya itu, (21) dan
ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat
ke pangkuan Abraham. (23)
Orang kaya itu
juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut
ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya.
Dari
kisah ini diceritakan setelah Lazarus meninggal, dia dibawa para malaikat ke
pangkuan Abraham (surga) – terjemahan lain : ke samping Abraham. Begitu juga
dengan orang kaya itu, dimana setelah dia meninggal, dia dibawa untuk disiksa
dalam alam maut (neraka). Alkitab tidak
mencatat bahwa roh mereka masih berkeliaran di bumi, menampakkan diri,
mengurus urusan-urusan dunia dsb. Alkitab mencatat bahwa setelah meninggal, roh
manusia akan langsung dibawa ke tempat dimana dia harus ditempatkan, yaitu di
Sorga atau neraka.
(dalam
kisah ini memang tidak dikatakan bahwa Lazarus dibawa ke Sorga, tetapi ke
pangkuan / sisi Abraham. Namun sesuai data Alkitab yang lain, akan kita temui
bahwa Abraham saat ini berada di dalam Kerajaan Allah / Sorga. Bdk. Luk.13:
28
- Di sanalah akan terdapat ratap dan
kertak gigi, apabila kamu akan melihat
Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi
kamu sendiri dicampakkan ke luar)
2. Kisah penjahat di samping Yesus.
Luk. 23:39-43 : (39) Seorang dari penjahat yang di
gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus?
Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" (40)
Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga
tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum,
sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang
ini tidak berbuat sesuatu yang salah." (42) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila
Engkau datang sebagai Raja." (43)
Kata Yesus
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Dari
kisah ini kita melihat, setelah salah satu penjahat disamping Yesus bertobat
dan menyatakan iman percayanya kepada
Yesus, maka Yesus memberi suatu kepastian bahwa “hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Bukan esok, lusa, 40 hari
lagi, atau sebulan lagi melainkan “hari ini juga”. Ini menandakan bahwa hari
dimana penjahat yang bertobat itu meninggal, dia akan langsung ke Sorga,
tanpa ditunda-tunda, apalagi menampakkan diri kesana-kemari. (Firdaus dalam berbagai terjemahan: Yunani : Paradeisos; Latin : Paradiso ; Inggris
: Paradise – Sorga (Indonesia)).
3. Kitab
Ayub & Pengkhotbah
Ayub 7:9-10 (9) Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke
dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. (10) Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak
dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.
Pkh. 12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula
dan roh kembali
kepada Allah yang mengaruniakannya.
Dari
ketiga ayat ini, jelas bahwa saat orang
meninggal, roh akan kembali kepada Allah. Dia tidak akan muncul lagi (entah
di rumahnya atau ditempat-tempat tertentu) untuk bergentayangan di bumi atau
menampakan diri, menganggu manusia bahkan sampai mengurus urusan-urusan manusia
di bumi.
Dari ketiga data Alkitab di atas,
kita dapat mengetahui bahwa arwah orang mati yang gentayangan / hantu sesungguhnya
tidak ada. Saat
meninggal, rohnya akan langsung menuju Sorga atau Neraka dan tidak akan ada
lagi di bumi.
Lalu, bagaimana dengan
penampakkan-penampakkan yang sering dilihat oleh orang-orang? Menanggapi hal
ini, kita dapat melihat data tentang “penampakkan hantu” dalam Alkitab, yaitu
dalam kitab 1 Sam. 28:3-25. Dalam kisah ini, Saul yang telah ditinggalkan Tuhan
akan berperang melawan bangsa Filistin. Selama Nabi Samuel hidup, Saul selalu
meminta petunjuk Samuel sebelum berperang. Namun saat akan berperang melawan
bangsa Filistin, Samuel sudah meninggal. Saul yang putus asa lalu pergi kepada
seorang perempuan pemanggil arwah (seperti dukun di zaman sekarang) untuk
memanggil arwah Samuel untuk meminta petunjuk. Yang terjadi adalah, arwah
Samuel benar-benar datang.
1
Sam. 28:7-8 : (7) Lalu berkatalah
Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah;
maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para
pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup
memanggil arwah." (8) Lalu
menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang.
Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah
engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul
kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."
1
Sam. 28:11-15 – (11) Sesudah itu
bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul
kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku." (12) Ketika perempuan itu melihat Samuel,
berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul,
demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!" (13) Maka berbicaralah raja kepadanya:
"Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu
menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."
(14) Kemudian bertanyalah ia kepada
perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan
jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu
berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. (15) Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa
engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul:
"Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku,
dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan
perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya
engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat."
Dari
kisah ini kita melihat, bahwa seolah arwah Samuel yang telah meninggal kembali
ke bumi pada saat Saul memanggilnya dengan perantaraan tukang tenung. Bukan
hanya sekedar menampakkan diri, bahkan arwah Samuel juga berkata-kata dan
bernubuat tentang kekalahan Saul dalam peperangan nanti (ay. 16-19). Namun,
benarkah itu adalah roh Samuel?
Jika
itu benar roh Samuel, maka ini akan
bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab yang telah kita baca di atas yang
mengatakan bahwa roh orang yang sudah meninggal tidak akan tinggal atau kembali
lagi ke dunia, melainkan akan berada di Sorga atau neraka. Padahal kita tahu,
bahwa ayat-ayat dalam Alkitab TIDAK
PERNAH BERTENTANGAN satu dengan
yang lain. Jika demikian, lalu siapakah yang muncul dalam kisah Saul memanggil
arwah Samuel itu?
Jika
kita melihat “arwah Samuel” dalam kisah ini, kita akan melihat 2 keganjilan :
1. “arwah Samuel” ini muncul dari dalam
bumi.
1 Sam. 28:13 Maka berbicaralah
raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?"
Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."
Jika
kita membaca semua kisah penampakkan ilahi dari Sorga, semua berasal dari atas
/ turun dari atas.
Kej. 28:10 – (10) Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. (11) Ia sampai di suatu tempat, dan
bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang
terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan
dirinya di tempat itu. (12) Maka
bermimpilah ia, di
bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah
malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Kej. 28: 16-17 – (16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya,
berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak
mengetahuinya. (17) Ia takut dan
berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu
gerbang sorga."
Hak.13:20 Sedang nyala api itu naik ke langit dari
mezbah, maka naiklah
Malaikat TUHAN dalam nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan
isterinya melihat hal ini, sujudlah mereka dengan mukanya sampai ke tanah.
Yoh. 3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke
sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak
Manusia.
Wah. 18:1 Kemudian dari pada itu aku melihat seorang
malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan
bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Dari
data-data Alkitab ini, dapat kita lihat dan simpulkan bahwa tidak ada satupun
yang berasal dari Sorga datang dari bawah. Semuanya dikatakan “turun dari
Sorga” atau “naik ke Sorga”. Jika “arwah Samuel” muncul dari dalam bumi, maka
dia bukan berasal dari Sorga; dan sosok
supranatural lain yang bukan berasal dari Sorga tidak lain dan tidak bukan
adalah iblis.
2. Nubuatan yang dikatakan oleh “arwah
Samuel” itu salah
1 Sam. 28:18-19 – (18) Karena engkau tidak mendengarkan
suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas
Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini. (19)
Juga
orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan
orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama
dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam
tangan orang Filistin."
Memang
apa yang dikatakan oleh “arwah Samuel” ini benar-benar terjadi : Saul dan
bangsa Israel akan kalah berperang melawan Filistin, dan Saul beserta
anak-anaknya akan mati. Namun kita dapat melihat, bahwa tidak semua anak-anak
Saul mati dalam peperangan seperti yang dikatakan oleh “arwah Samuel”. Ada anak
Saul yang selamat dan diangkat menjadi raja menggantikan Saul, yaitu Isyboset.
2 Sam. 2:8-10 (8) Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil
Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim (9) serta menjadikannya raja atas Gilead, atas
orang Asyuri, atas Yizreel, atas Efraim dan atas Benyamin, bahkan atas seluruh
Israel. (10) Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun
pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya.
Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud.
Isyboset menjadi
raja diumur dewasa yaitu 40 tahun. Isyboset sendiri tentu ikut dalam peperangan
melawan Filistin mengingat usianya yang
sudah dewasa seperti Yonatan dan saudara-saudaranya yang lain, namun dia tidak
gugur seperti yang dikatakan oleh “arwah Samuel”.
Isyboset bahkan masih sempat diangkat menjadi raja atas Israel walau hanya
dalam waktu singkat.
Jika
kita melihat nubuat ini, tentu nubuat ini bukan berasal dari Tuhan karena
segala sesuatu yang dinubuatkan oleh Tuhan pasti terjadi. Memang apa yang
dikatakan oleh “arwah Samuel” itu terjadi : Saul mengalami kekalahan dan tewas
di medan perang, namun nubuat mengenai anak-anak Saul tidak terjadi, karena walaupun
Yonatan dan beberapa saudaranya tewas, kita mendapati bahwa Isyboset selamat.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa nubuatan ini berasal dari iblis.
Dari
dua keganjilan dan fakta yang ada dalam “arwah Samuel” ini, dapat kita
simpulkan bahwa yang muncul pada saat tukang tenung memanggil Samuel itu
bukanlah Samuel yang sesungguhnya (karena Samuel tentu berada di Sorga),
melainkan iblis yang menyamar menjadi
Samuel. Dengan demikian kita menjadi mengerti, bahwa peristiwa
penampakkan arwah orang mati yang sering terjadi di sekitar kita adalah
pekerjaan iblis, dimana iblis menyamar menjadi arwah orang yang sudah mati dan
menampakkan diri kepada manusia.
Mengapa
iblis melakukan hal ini?
Iblis
pada dasarnya memiliki sifat penipu / pendusta, sebab dia adalah bapa segala
dusta
Yoh. 8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak
hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.
Iblis
sering mendustai manusia agar manusia melawan Allah dan tidak percaya kepada
Allah dan Firman-Nya. Iblis menipu
Hawa agar tidak percaya kepada Friman Tuhan, sehingga Hawa melawan Tuhan. Iblis
juga menipu Saul dengan menyamar menjadi arwah Samuel, agar Saul dan
pegawai-pegawainya, bahkan mungkin masyarakat sekitar percaya bahwa orang yang
sudah mati dapat dipanggil kembali / menampakkan diri untuk dimintai petunjuk. Hal
ini masih terjadi sampai saat ini, dimana di zaman modern ini; disaat Uni
Soviet dengan Yuri Gagarin-nya telah menjangkau luar angkasa, Amerika sudah
mendarat di bulan dengan Apollo 11,
Israel dengan drone pengebomnya, Cina
dengan matahari buatannya dan kecanggihan AI
yang digadang-gadang akan melampaui pengetahuan manusia, iblis tetap menipu manusia dengan takhayul-takhayul
penampakkan hantu / arwah orang mati, dan manusia masih tetap percaya akan hal
ini!
Hal-hal seperti ini yang membuat kita menjadi jauh
daripada Tuhan, karena takhayul-takhayul
tersebut membuat kita meragukan Firman Tuhan meragukan kuasa Tuhan yang
berdaulat mengatur segala hidup dan mati kita, yang berdaulat mengatur orang
yang sudah hidup dan mati. Saat kita percaya bahwa penampakkan hantu
/ arwah orang mati adalah benar-benar arwah orang mati yang datang, secara
tidak langsung kita telah mengabaikan Firman Tuhan bahkan tidak percaya Firman
Tuhan. Saat ada orang yang pergi meminta petunjuk di kuburan, dia telah
bersekutu dengan iblis, dan itu adalah hal yang keji di mata Tuhan.
Im. 19:31 Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada
roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi
najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.
Ul. 18:10-12 – (10)
Di antaramu
janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki
atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi
petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, (11)
seorang
pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal
atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (12)
Sebab
setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh
karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari
hadapanmu.
Bersekutu
dengan iblis bukan hanya saat seseorang meminta petunjuk pada arwah orang mati,
tetapi saat dia
melakukan hal yang disuruh oleh iblis yang menyamar menjadi arwah yang
menampakkan diri itu juga persekutuan dengan iblis.
Ilustrasi
: ada seorang lelaki yang menikah lalu punya anak. Saat anaknya lahir, ia
menamai anak itu sesuai nama yang telah dipersiapkannya dari jauh-jauh hari.
Beberapa waktu kemudian, anak itu sering jatuh sakit (mungkin disebabkan karena
hal-hal medis yang tidak dipelajari oleh orang ini, atau mungkin ada faktor
lain yang dapat dijelaskan secara logika dan akal budi). Pada suatu malam,
lelaki ini bermimpi didatangi “arwah” kakeknya yang sudah meninggal, dan dalam
mimpi si kakek berkata bahwa dia tidak setuju dengan nama yang diberikan kepada
si bayi. Si kakek berkata bahwa jika ingin anak itu sembuh, nama anak itu harus
diganti dengan nama almarhum kakeknya. Keesokan paginya, lelaki ini langsung
mengganti nama anak itu sesuai petunjuk “arwah kakek”, dan si bayi menjadi
sembuh.
Ilustrasi
di atas bukan hal baru bagi kita. Hal seperti ini sudah sering terjadi dalam masyarakat sekitar
dimana kita tinggal. Apa yang ada dalam kisah di atas adalah suatu
contoh persekutuan dengan iblis (walaupun dilakukan dalam ketidaktahuan akan
fakta ini). Iblis menipu dengan menyamar menjadi arwah kakek, memberi petunjuk,
dan setelah petunjuk itu dilakukan, maka iblis memberi kesembuhan bagi si bayi
(ingat bahwa iblis juga dapat melakukan mujizat, walaupun tidak seberkuasa
Tuhan dan tentu atas ijin Tuhan (Bandingkan dengan kisah penyihir-penyihir
Firaun yang dapat mengubah tongkat menjadi ular seperti yang dilakukan Musa dan
Harun). Saat si anak sakit, ayahnya tidak berdoa memohon kesembuhan pada Tuhan
dan pergi berobat di dokter, tetapi dia taat kepada petunjuk “arwah kakek”.
Orang ini tidak bergantung pada Tuhan, melainkan ikut kehendak iblis. Ini
adalah persekutuan dengan iblis. Saat seseorang bersekutu dengan iblis, maka
dia telah memberi ijin kepada iblis untuk mengatur hidupnya, sehingga hal-hal
yang diberitahukan iblis kepadanya akan terjadi. Iblis telah mengatur hidupnya,
dan ini adalah kekejian di mata Tuhan.
Begitu
juga saat kita melihat penampakkan hantu /
arwah orang mati dan kita percaya bahwa itu adalah benar-benar mereka
(apalagi jika kita menjadi penakut karena penampakkan itu), maka kita telah
meragukan Firman Tuhan dan kita tidak percaya akan penyertaan Tuhan. Saat
kita percaya bahwa itu adalah benar-benar mereka, maka kita tidak percaya
bahwa Tuhan berdaulat mengatur orang yang hidup dan yang sudah mati.
Dari
kisah Saul kita dapat melihat, bahwa itu semua hanyalah tipuan iblis dan jika
kita adalah anak Tuhan, kita tidak perlu takut kepada iblis. Sebagai anak
Tuhan, kita diberi kuasa untuk mengalahkan iblis
Yak. 4:7 Karena
itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis,
maka ia akan lari dari padamu!
Tipuan-tipuan
iblis juga membuat manusia menjadi primitif, bodoh dan tidak maju. Disaat ilmuwan Jepang sibuk menciptakan robot
canggih yang menyerupai manusia, masyarakat kita masih sibuk “membersihkan
makam kakek karena kakek datang dalam mimpi semalam”. Disaat bangsa-bangsa yang
sudah maju sibuk mengembangkan diri mencari kemungkinan dapat tinggal pergi ke
planet lain selain bumi, masyarakat kita masih sibuk menceritakan “semalam saya
melihat kuntilanak”. Disaat masyarakat maju mulai mencari kemungkinan
memecahkan masalah dengan AI,
masyarakat kita masih sibuk pergi ke kuburan, berbincang-bincang di kuburan
seolah mereka yang telah wafat itu dapat merespon (bahkan yang terbodoh adalah
: meminta petunjuk di kuburan!). Disaat ilmu kedokteran semakin berkembang,
masyarakat kita masih percaya bahwa “sakit ini karena orang buat” atau “anak
ini sakit karena didatangi arwah nenek”. Bahkan, saya sendiri pernah berdiskusi
dengan teman saya yang mengatakan bahwa menurut “tim doa”, kuliahnya tidak
beres-beres karena ada urusan dengan kakek nenek buyut dll (yang sudah
meninggal) yang belum selesai (bagi saya, mereka yang mengaku “tim doa” ini
tidak lebih daripada penipu / dukun). Hal-hal di atas bahkan di dukung oleh
media, baik di televisi maupun di sosial media dengan menayangkan
praktik-praktik “supranatural” yang tidak dapat dipercaya, dan menjadi konten
pembodohan publik (bahkan media elektronik pun dipakai iblis untuk menipu
dan memundurkan manusia). Hal-hal seperti inilah yang membuat masyarakat kita
tidak maju-maju. Saat negara lain sudah terbang tinggi sampai luar angkasa,
masyarakat kita malah menggali tanah dan masuk ke dalam tanah. Iblis membuat
manusia fokus hanya kepada hal-hal gaib dan tidak fokus kepada pendidikan untuk
kemajuan hidup. Iblis membuat manusia tidak menggunakan akal budi, tetapi
bergantung kepada mimpi dan penampakkan / penglihatan arwah. Sungguh suatu
kemunduran hebat yang disebabkan oleh tipuan-tipuan iblis.
Lalu
bagaimana dengan orang yang memiliki kemampuan “mata terang”? (mata terang :
orang yang memiliki kemampuan melihat apa yang tidak bisa dilihat orang normal,
seperti melihat arwah-arwah di segala tempat atau di tempat-tempat tertentu)
Dari
data-data Alkitab, saya menyimpulkan bahwa tidak
ada orang yang “mata terang” di dunia ini. Iblis itu bersifat roh, namun dia
bisa membuat diri terlihat dalam rupa orang yang sudah meninggal. Dia
bisa menampakkan diri kepada siapa saja dia mau. Jadi kalau teman-teman
pernah memilki pengalaman melihat penampakkan (saya berulang kali mengalami
ini!), maka sesungguhnya saudara dan saya telah menjadi sasaran dari misi
penipuan yang dilakukan iblis – tinggal bagaimana tanggapan kita: percaya
atau tidak, takut atau tidak - Untuk bisa melihat penampakkan, tidak dibutuhkan
keahlian khusus; tidak perlu ke tempat-tempat angker dan keramat, pemakaman,
gedung-gedung kosong dan sekolah / kantor pada malam hari (walaupun iblis
selalu menggunakan tempat-tempat seperti ini agar orang menjadi percaya bahwa
tempat-tempat tersebut memang benar-benar dihuni hantu); hal ini tergantung
iblis mau menampakkan diri kepada siapa, maka orang itu akan melihatnya.
Jika iblis “tidak mood” untuk menipu
teman-teman, sampai mata tercungkil dari rongga mata sekalipun teman-teman
tidak akan melihat penampakkan.
Dalam
kasus Saul dan si tukang tenung, iblis menampakkan diri karena mereka dengan
inisiatif penuh melakukan persekutuan dengannya. Inilah sebabnya kita sering
mendengar ada penampakkan hantu atau ada orang yang kerasukan “arwah” saat
melakukan ritual-ritual pemanggilan, atau hanya sekedar bermain Jelangkung atau
papan Ouija. Dalam kasus orang
bermain Jelangkung, mungkin mereka hanya sekedar iseng bermain, tetapi ingatlah
bahwa iblis
bukanlah sosok yang suka bercanda. Saat kita bercanda, dia selalu serius
untuk menipu dan membunuh kita karena dia adalah pembunuh manusia sejak semula.
Yoh. 8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup
dalam kebenaran...
(Jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai penampakkan hantu dan takhayul-takhayul yang beredar di sekitar kita, teman-teman dapat mengirimkan pertanyaan via email ke : dubucharles@gmail.com)