Rabu, 11 Desember 2024

MENANTI KEDATANGAN TUHAN (LUKAS 2:36-38)

 


Saat ini, GMIT sedang ada dalam masa perayaan minggu-minggu Advent menuju perayaan Natal. Ini juga dirayakan oleh umat Katolik di seluruh dunia. Sebenarnya, apakah perayaan minggu Advent itu?

Advent sendiri berasal kata “Adventus” (Latin) yang berarti “kedatangan”. Dalam hal ini, kata Adventus merujuk kepada kedatangan Mesias. Jika dilihat dari jejak historis, Advent merujuk pada kedatangan Yesus yang pertama kalinya / First Noel. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Yesus datang sebagai bayi kecil di kandang Betlehem dan menjadi kesukaan besar bagi dunia. Mengapa membawa kesukaan? Karena dalam kedatangan-Nya yang pertama, Yesus untuk membawa perdamaian antara manusia dan Allah. Hal inilah yang selalu kita rayakan tiap tahun.

Luk. 2:10-11 – (10)  Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11)  Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

Jika dilihat dari jejak Eskatologi (Eskatologi : Studi akhir zaman menurut Alkitab), merujuk pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya (second coming). Pada kedatangan-Nya kedua, Yesus datang sebagai Raja yang berkuasa dan Hakim yang mengadili manusia; baik yang masih hidup atau yang sudah mati menurut perbuatan masing-masing orang. Dia tidak lagi membawa pedamaian, melainkan pengadilan; kedatangan-Nya tidak lagi membawa damai bagi dunia, melainkan kegentaran bagi dunia, khususnya bagi orang-orang yang menolak Dia.

Bagi kita yang hidup zaman sekarang ini, masa Advent menjadi masa dimana kita menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Walaupun tiap kali kita merayakan kelahiran-Nya (Natal pertama), kita tidak lagi memandang kepada bayi yang kecil itu. Kita memang merayakan Natal untuk memperingati kasih Tuhan bagi kita, namun penantian kita saat ini ditujukan kepada Yesus Kristus yang adalah Raja yang Maha kuasa dan Hakim yang Maha adil.

Saat kita menanti orang yang penting (misalnya : tamu penting), tentu kita akan melakukan persiapan-persiapan yang baik. Kita akan merapikan dan membersihkan rumah, mandi bersih, memakai pakaian yang rapi dst. Kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menanti tamu tersebut. Demikian juga dalam menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya, tentu kita harus melakukan persiapan-persiapan yang baik. Dalam hal ini, persiapan apakah yang harus kita lakukan? Dalam perenungan kali ini, kita akan belajar dari Hana, bagaimana dia menanti keatangan Tuhan.

1.    Tidak pernah meninggalkan ibadah

Pada ayat ke 37 dikatakan : “Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah...”. Saat menanti kedatangan Mesias, Hana selalu ada di Bait Allah untuk beribadah. Dia tidak pernah meninggalkan ibadah dan melakukannya dengan setia. Kita dapat belajar dari Hana, untuk setia beribadah dalam masa-masa penantian ini. Kita jangan pernah berhenti beribadah yang mencakup : berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta memuji Tuhan. Menurut Rasul Paulus, ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

 1 Tim. 4:8  Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

 Dalam ibadah, dalam pembacaan dan perenungan Firman Tuhan, kita menemukan janji-janji Allah bagi hidup kita, baik saat ini maupun di kehidupan yang akan datang, dan tentu kita ketahui bahawa janji Allah itu pasti Dia genapi. Hal ini akan menguatkan iman kita saat menanti kedatangan Kristus, menguatkan kita saat menghadapi pergumulan hidup saat masa-masa penantian ini, serta menguatkan kita dalam menanti penggenapan janji kedatangan Kristus yang ke dua kalinya.

 

Penulis kitab Ibrani juga mengajarkan kita agar tidak meninggalkan ibadah, sebaliknya kita harus semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan.

 Ibr. 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 Apa akibat dari meninggalkan persekutuan ibadah? Jika kita meninggalkan ibadah dan segala persekutuan ibadah dengan anak Tuhan yang lainnya, maka kita akan menjadi ragu akan janji-janji Tuhan sehingga iman kita menjadi lemah. Dalam Alkitab, ada dua contoh orang yang meninggalkan persekutuan ibadah sehingga mereka menjadi ragu akan janji-janji Tuhan :

1)       Kedua murid yang berjalan ke Emaus

Pada saat para murid sedang berkumpul menanti Yesus, kedua murid ini malah meninggalkan mereka dan pulang kampung. Hal ini membuat mereka menjadi ragu pada janji Yesus bahwa Ia akan bangkit kembali, dan mereka menjadi kecewa kepada Yesus yang telah mati di salib.

 Luk. 24:18-24 - (18)  Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (19)  Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (20)  Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (21)  Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. (22)  Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, (23)  dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. (24)  Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."

 Perhatikan kalimat mereka saat mereka bercakap-cakap dengan Yesus (kalimat yang saya beri warna merah tebal). Mereka menganggap Yesus hanyalah nabi yang berkuasa (bukan sebagai Tuhan), yang telah dibunuh dan dikuburkan. Mereka menjadi kecewa, karena Yesus yang mereka harapkan untuk membebaskan Israel dari penjajahan Romawi, justru mati disalibkan. Ini terlihat dari kata-kata mereka “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel...” (ay.21). Walau mereka telah mendengar berita kebangkitan Yesus dari para wanita yang pergi kubur pada Minggu pagi, mereka tetap tidak percaya. Ini terbukti saat mereka meninggalkan persekutuan dengan para murid, dan tindakan mereka ini semakin memperparah keraguan mereka. Untungnya, Yesus datang dan menampakan diri dan menguatkan mereka, sehingga mereka percaya dan kembali pada persekutuan para murid. (untuk membaca perenungan lengkap tentang kisah ini, teman-teman dapat membacanya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2021/02/perjalanan-ke-emaus-lukas-24-13-35.html )

2)       Tomas

Hal yang sama juga terjadi pada diri Tomas / Didimus, yang meniggalkan persekutuan dengan murid-murid yang lain, sehingga dia tidak turut serta saat Yesus menampakkan diri kepada para murid. Saat para murid memberitakan tentang kebangkitan Yesus, dia tidak percaya.

 Yoh. 20:25  Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

 Tomas tidak percaya, padahal sebelum kematian-Nya Yesus sudah memberitakan akan kebangkitan-Nya secara berulang-ulang, kemudian ditambah dengan kesaksian dari para murid yang lai, namun Tomas tetap tidak percaya kepada janji Yesus akan kebangkitan-Nya. Pada saat Yesus menguatkan iman para murid dan meyakinkan para murid akan janji kebangkitan-Nya, Tomas malah tidak ada disitu sehingga iman dan keyakinannya tetap lemah dan dia tetap ragu bahkan tidak percaya akan janji Tuhan. Untungnya, Yesus datang dan kembali menampakan diri saat Tomas ada bersama para murid, sehingga dia menjadi percaya pada janji kebangkitan Yesus.

 Tetaplah kita beribadah dalam menanti waktu kedatangan Tuhan. Melalui ibadah, melalui Firman Tuhan, melalui doa dan puji-pujian kepada Tuhan, kita akan dikuatkan untuk menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya, serta dituntun Firman-Nya agar kita dapat mengetahui bagaimana menjalani hidup dalam masa-masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

2.    Bersaksi tentang Kristus kepada semua orang

Kita belajar dari Hana bahwa setelah bertemu bayi Yesus, dia memberi kesaksian tentang Yesus kepada semua orang (ay. 38). Kita bukan hanya telah bertemu Yesus dalam hidup ini, tetapi kita juga telah diselamatkan dari dosa dan maut melalui karya penebusan-Nya serta telah diubahkan menjadi ciptaan yang baru (2 Kor. 5:17). Oleh karena itu, kita harus terus bersaksi tentang Yesus, yaitu tentang kasih-Nya dan tentang pengorbanan-Nya bagi keselamatan kita. Hal ini harus terus kita suarakan dengan tidak malu, dengan tidak jemu-jemu, disegala waktu dan disegala tempat. Hal ini menjadi tugas semua orang Kristen tanpa terkecuali, karena Amanat Agung Kristus berlaku bagi semua murid-Nya (Mat. 28:19-20).

Kita belajar dari Filipus yang setelah bertemu Yesus, tidak menyimpan sukacita itu sendiri melainkan berbagi kepada Natanael (untuk perenungan mengenai kisah ini, teman-teman dapat membacanya di : http://charlesdubu.blogspot.com/2024/10/sahabat-seperti-apakah-kita-sudahkah.html ). kita harus mewartakan tentang Kristus, tentang segala pekerjaan Kristus dalam diri kita, baik karya keselamatan-Nya maupun segala kebaikan-Nya agar orang lain tahu, percaya dan turut mengalami Kristus dalam hidup mereka.

Menjadi saksi Kristus dapat kita lakukan sesuai kapasitas diri kita masing-masing sesuai yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Tidak hanya sebagai Pendeta / penginjil, tetapi sebagai majelis, kaum lansia, kaum pria / wanita, sebagai pemuda, sebagai guru sekolah Minggu dsb. Kita dapat bersaksi lewat berbagai sarana : khotbah, perenungan singkat, artikel renungan, postingan-postingan sosial media yang berisi Firman Tuhan, nanyian-nyanyian rohani yang Injili dsb.

Hidup bersaksi bukan hanya melalui perkataan, tetapi juga harus terlihat dari sikap dan tingkah laku setiap hari. Kita harus hidup sesuai kesaksian klita tentang Kristus :

·         Jika kita telah bersaksi bahwa kita telah ditebus oleh Kristus, maka kita harus hidup sebagaimana anak tebusan itu hidup.

·         Jika kita telah bersaksi bahwa kita telah diubah oleh Kristus, maka kita harus hidup sebagaimana kita telah diubah oleh Kristus.

Sampai kapan kita bersaksi? Ada satu lagu lama yang berbunyi seperti ini :

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Bersaksi! Bersaksi! Bersaksi, Haleluya!

Bersaksi t’rus sampai Tuhan datang

Seperti lirik lagu di atas, maka kita harus terus bersaksi sampai Tuhan datang.

Dalam keadaan apa kita bersaksi? Rasul Paulus berkata bahwa dalam keadaan baik ataupun buruk sekalipun kita harus selalu bersaksi.

2 Tim. 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Kapan Tuhan datang? Tidak ada yang tau kapan waktunya, yang pasti kedatangan Tuhan sudah sangat dekat. Oleh karena itu, marilah kita selalu kita terus berjaga-jaga dan siap sedia dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya dengan tetap setia beribadah dan terus bersaksi tentang Kristus, sehingga saat Tuhan Yesus datang kedua kalinya, kita didapati sebagai hamba yang setia.

Mat. 24:42  Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

Mat. 24:46  Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.


Satu lagu lama akan menutup perenungan kita saat ini : 

NKI 238 : Bersiap menanti kedatangan Tuhan

Tak lama Tuhan datanglah bersiap dirimu

Sedia nanti datangNya dan nikmatNya penuh

Kudus dan adil adaNya setia tulus dan teguh

Dan Ia akan datanglah menjadi Sultanmu

Koor:

Hendaklah engkau jaga-jagalah

Sedia lampu dengan minyaknya

Kar'na dengan sekejap kedengaranlah

Gegap mempelai laki-laki datanglah


AMIN 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar