Senin, 20 Januari 2025

BUNUH DIRI

 



Dalam beberapa tahun belakangan ini, kasus bunuh diri meningkat di Kota Kupang dan sekitarnya. Segala cara dilakukan untuk bunuh diri. Ada yang melompat dari jembatan Liliba (dulu, ini adalah cara bunuh diri favorit - namun sekarang sudah tidak dipakai lagi sejak dipasang jaring pengaman), ada yang menegak racun, dan yang sekarang jadi favorit adalah dengan menggantung diri.

Penyebab bunuh diri pun beragam. Ada yang karena masalah ekonomi, ada yang karena  tidak mampu membayar regis kuliah, ada yang karena gagal wisuda, ada yang karena masalah asmara, ada pula maslaah hutang. Bahkan saya pernah mendengar berita, ada anak SD yang menggantung diri karena dilarang bermain HP (sumber : https://www.detik.com/bali/hukum-dan-kriminal/d-7053679/heboh-siswa-sd-bunuh-diri-karena-dilarang-main-hp ). Beragam hal menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Jika kita melihat, ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Biasanya seseorang melakukan tindakan bunuh diri karena merasa sudah tidak ada jalan keluar lagi bagi permasalahan hidupnya. Pertanyaannya : apakah tiap masalah - yang bahkan yang dianggap remeh sekalipun (seperti dilarang bermain HP) - tidak ada jalan keluarnya? Bagaimana kita melihat tindakan bunuh diri ini dari sisi Alkitab? Apa penyebab bunuh diri menurut Alkitab?

Ada beberapa kasus tindakan bunuh diri dalam Alkitab, namun saya mencatat ada dua tokoh Alkitab yang melakukan tindakan bunuh diri, yaitu Raja Saul dan Yudas Iskariot.

1.        Raja Saul

Pada akhir hidupnya, Saul diperhadapkan pada suatu peperangan besar melawan bangsa Filistin di pegunungan Gilboa. (riwayat peperangan ini dapat dibaca dalam 1 Sam.28:1-25; 1 Sam.31:1-13). Hal ini diperparah dengan kondisi Saul yang telah ditinggalkan Tuhan karena ketidaktaatannya. Dalam peperangan ini, Saul dan bangsa Israel mengalami kekalahan telak sehingga banyak dari orang-orang Israel bahkan anak-anak Saul sendiri tewas sehingga menyebabkan dia menjadi putus asa. Karena dia tidak ingin dipermalukan dan dibunuh oleh musuhnya, maka Saul melakukan tindakan bunuh diri dan menikam dirinya sendiri dengan pedang.

1 Sam. 31:4  Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.

Keputusasaan dan menjaga harga diri agar tidak dipermalukan menyebabkan Saul melakukan tindakan bunuh diri. Bagi Saul, tidak ada lagi harapan dan jalan keluar baginya dan bagi bangsanya, sehingga lebih baik mati daripada menanggung malu dan kekalahan.

2.      Yudas Iskariot

Tokoh yang satu ini tentu tidak asing lagi bagi kita. Setiap merayakan Jumat Agung, namanya hapir tidak luput dari pemberitaan firman dimana-mana tempat. Murid yang mengkhianati Tuhan Yesus ini mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.

Mat. 27:3-5 : (3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" (5) Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Yudas menggantung diri saat mendengar bahwa Yesus dijatuhi hukuman mati. Rasa bersalah dalam hatinya karena mengkhianati Orang yang tidak bersalah membuat dia menjadi menyesal dan melakukan tindakan bunuh diri.

Jika kita melihat kedua kisah ini serta kasus-kasus tindakan bunuh diri yang terjadi disekitar kita, beragam hal dapat menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Mulai dari penyebab yang berat (seperti yang dialami Saul), maupun penyebab yang terkesan ringan dan remeh (seperti yang dialami oleh anak SD yang dilarang bermain HP). Jika demikian, kita dapat mengerti bahwa penyebab tindakan bunuh diri sesungguhnya bukanlah karena berat atau tidaknya suatu masalah. Lalu apa penyebab utama seseorang bunuh diri?

Penyebab utama bunuh diri

Jika kita melihat kisah Saul dan Yudas, kita akan menemukan satu kesamaan dalam diri mereka, yaitu : ketidakhadiran Tuhan dan kehadiran Iblis dalam diri mereka.

1 Sam. 16:14 Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.

Luk. 22:3-4 : Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.

Yoh. 13:27  Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

Kemampuan tiap orang dalam menghadapi masalah tergantung kepada ada atau tidaknya Tuhan dalam hati orang itu. Saat Tuhan hadir dan tinggal dalam hati dan kehidupan seseorang, maka Tuhan akan menolong orang tersebut agar dapat menanggung segala persoalan hidup, baik besar maupun kecil masalah tersebut. Mengapa demikian? Karena itulah janji Tuhan bagi orang beriman. Tuhan memang mengijinkan orang beriman mengalami ujian dan pencobaan, namun Tuhan tidak akan memberi ujian dan pencobaan yang melebihi kekuatan dari orang beriman. Bahkan lebih dari itu : Tuhan akan memberi JALAN KELUAR DAN KELEGAAN.

1 Kor.10:13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Mat.11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Selain memberi jalan keluar dan kelegaan, Tuhan juga akan memberi kekuatan agar orang beriman dapat tahan selama permasalahan itu berlangsung. Dengan keberadaan Tuhan dalam hidup kita, maka kita akan dapat menanggung segala permasalahan hidup kita karena kita diberikan kekuatan untuk menghadapinya.

Flp. 4:13  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.


Akibat ketidakhadiran Tuhan dalam kehidupan seseorang

Ketidakhadiran Tuhan dalam hidup seseorang menyebabkan hal-hal sebagai berikut:

1.    Masalah akan terasa berat dan tidak ada kekuatan untuk memikulnya

Jika bagi orang yang hidup dalam Tuhan ujian dan pencobaan yang dialami tidak melebihi kekuatan, maka bagi orang yang hidup di luar Tuhan pencobaan yang dialami akan terasa sangat berat, terasa melebihi kekuatannya sehingga tidak terpikul. Itulah sebabnya sering kita melihat, ada orang yang bunuh diri karena masalah yang kita anggap sepele. Memang bagi kita masalah itu sepele, tetapi bagi orang itu masalah tersebut tidak dapat dipikul sehingga lebih baik mati saja.

Selain daripada itu, Tuhan akan memberi kekuatan bagi orang beriman saat mereka mengalami masalah, sehingga mereka dapat memikulnya. Sedangkan bagi orang yang hidup di luar Tuhan, tidak dikaruniakan kekuatan untuk memikul beban yang tidak terpikul itu, sehingga pada akhirnya mereka menyerah dan bunuh diri.

2.    Tidak ada jalan keluar yang melegakan

Jika bagi orang yang hidup dalam Tuhan tiap masalah seberat apapun itu pasti ada jalan keluar dari Tuhan, maka bagi orang yang hidup di luar Tuhan masalah yang dialami tidak ada jalan keluarnya. Hidup di luar Tuhan membuat dia tidak mendapat jalan keluar dari Tuhan, sehingga dia merasa buntu, putus asa dan mengakhiri hidup. Petrus dan Yudas sama-sama memiliki masalah dan dosa dihadapan Tuhan pada saat hari menjelang Jumat Agung : Petrus menyangkali Yesus 3 kali sedangkan Yudas mengkhianati Yesus. Dua-duanya adalah dosa dan kesalahan yang sama besarnya dimata Tuhan. Namun bagi Petrus yang beriman kepada Yesus, dia diberi jalan keluar dan dipulihkan oleh Tuhan, sedangkan Yudas yang adalah orang tidak beriman, dia tidak mendapat jalan keluar dan akhirnya bunuh diri. Bagi orang yang mengalami masalah, jalan keluar dan perasaan lega karena keluar dari masalah adalah hal yang sangat berharga - bahkan lebih berharga daripada uang sekalipun – dan saat tidak ada jalan keluar, maka yang ada hanyalah keputusasaan.

Iblis sering mengintimidasi manusia dengan segala cara, salah satunya dengan permasalahan hidup. Pekerjaan iblis adalah membunuh (bdk. Yoh. 8:44), sehingga dia mengintimidasi manusia dengan segala persoalan sehingga akhirnya membunuh manusia. Satu-satunya cara agar seseorang dapat menghadapi intimidasi iblis lewat masalah hidup masalah hidup adalah dengan mendapat kekuatan dan jalan keluar dari Allah. Untuk mendapat kekuatan dan jalan keluar dari Allah, dia haruslah menjadi anak Allah. Untuk menjadi anak Allah, dia harus menerima dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Saat dia dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka dia akan menjadi milik Allah, yang dilindungi dari intimidasi iblis. Dia akan mendapat kekuatan dan jalan keluar dari Allah untuk setiap persoalan hidup seberat apapun itu. Dari fakta-fakta inilah, maka kita dapat mengambil suatu fakta bahwa : ORANG KRISTEN SEJATI TIDAK AKAN MUNGKIN BUNUH DIRI, karena orang Kristen Sejati selalu dilindungi Tuhan. Jika ada orang Kristen yang bunuh diri, maka dia bukanlah Kristen sejati melainkan Kristen KTP / Kristen turunan.

 

Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang frustrasi?

Jika teman atau saudara kita sedang ada dalam fase frusrtasi, maka kita dapat melakukan hal-hal berikut :

1.    Dengarkanlah saat dia bercerita tentang masalahnya. Jangan menyela atau langsung memberi nasihat; biarkan dia mencurahkan semua masalahnya di hadapan kita. Selain itu (mungkin) memberi dia sedikit kelegaan, kita juga dapat mengetahui akar masalahnya dengan jelas dan dapat memberi masukkan.

2.    Jangan langsung mengahakimi dia : kamu jauh dari Tuhan; kamu kurang berdoa; kamu kurang berserah pada Tuhan ; kamu belum benar-benar menjadi Kristen dll. Ini hanya akan membuat dia menjadi semakin merasa bersalah, merasa dihakimi dan ini bukanlah jalan keluar yang dia butuhkan. Sebaliknya :

3. Ceritakanlah bahwa ada Kristus yang sanggup menolong. Secara perlahan, kenalkanlah dia kepada Tuhan, beritahukanlah kepada dia bahwa Tuhan itu ada dan selalu ada bagi siapapun yang datang pada-Nya. beritahukanlah bahwa selalu ada kelegaan dan jalan keluar dalam Tuhan, berikanlah ayat-ayat yang berisi penguatan. Arahkanlah hati dan pikirannya kepada Tuhan. Ini mungkin tidak mudah karena saat seseorang sudah kalut, sulit bagi dia untuk berpikir jernih tentang Tuhan. Memang ini akan membutuhkan waktu, tetapi dengan pertolongan Tuhan kita pasti dapat melakukannya.  Saat dia sudah mau membuka hati untuk Tuhan, maka Injililah dia dan ajaklah dia untuk percaya kepada Kristus dengan sungguh, dan biarkan pekerjaan Tuhan berlangsung atas dirinya.

4. Berikan pendapat-pendapat dan solusi-solusi yang bijak yang berdasarkan pada Firman Tuhan. Jika kita sulit memahami, minta orang beriman yang berpengalaman, bijaksana dan mampu menjaga rahasia untuk membantu kita dalam memberi solusi yang baik.

5.    Doakanlah dia selalu. Bawa selalu namanya dalam doa, agar Tuhan menjamah hatinya, memberi dia kekuatan serta jalan keluar akan masalahnya.

6.    Tetaplah menjadi tempat bagi dia untuk menceritakan setiap masalahnya, karena itulah tugas kita sebagai orang percaya.

 

Bagaimana sikap kita jika kita yang frustrasi?

1.   Periksa kembali hubungan kita dengan Tuhan : apakah kita benar-benar beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Apakah kita sudah menjadi Kristen sejati? Jika belum, maka hendaklah kita menerima, mengaku dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

2.    Berdoa : ceritakan dan curahkanlah setiap masalah dan ksesakan hidup kita pada Tuhan, mintalah kekuatan untuk menanggungnya serta jalan keluar dari masalah tersebut

3.    Baca dan renungkan selalu Firman Tuhan, karena dari situlah Tuhan akan memberi kekuatan, penghiburan dan jalan keluar dari setiap masalah kita. Kita akan menemukan dan mengerti akan maksud Tuhan jika kita selalu membaca dan merenungkan Firman-Nya

4.    Berceritalah juga kepada orang-orang yang kita percaya bahwa dia takut Tuhan, seiman, bijaksana dan dapat menjaga rahasia, karena Tuhan dapat memberi pertolongan melalui orang-orang disekitar kita. Dengan bercerita dan dalam tuntunan Tuhan, kita akan dapat meminta solusi serta dikuatkan. Jangan pendam sendiri masalah kita.

5.    Hendaklah kita ada dalam suatu komunitas yang sehat dan membangun iman, seperti persekutuan doa, komunitas-komunitas Kristen yang saling membangun. Jangan terkurung dalam kamar; pergilah beribadah bersama, melakukan kegiatan-kegiatan positif dan membangun. Dengan pertolongan Tuhan, kita dapat pulih dari setiap rasa frustrasi kita bahkan mungkin kita mendapat solusi dari setiap masalah kita.


Apa yang terjadi pada orang yang bunuh diri?

Pernah dalam suatu diskusi, seorang pemuda bertanya kepada seorang Pendeta : kemanakah orang yang bunuh diri? Sorga atau Neraka? Pendeta itu menjawab “bukan hak saya untuk menyatakan korban bunuh diri masuk Sorga atauNeraka, hanya Tuhan yang tahu”. Apakah jawaban seperti ini tepat?

Jika kita mendapat pertanyaan-pertanyaan mengenai iman, kehidupan & kematian, keselamatan dsb., maka acuan kita adalah Alkitab. Jika kita mendapat data dalam Alkitab, maka kita patut menjawab sesuai data Alkitab. Jika kita tidak mendapat data dalam Alkitab, maka memang jawabannya : HANYA TUHAN YANG TAHU, karena memang ada hal-hal tertentu yang hanya menjadi bagian Tuhan, yang Tuhan tidak nyatakan kepada kita lewat Alkitab.

Ul. 29:29  Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Adakah contoh pertanyaan yang tidak ada jawabannya sesuai data Alkitab? Ada. Pertanyaan : “kemanakah bayi yang meninggal saat baru lahir / meninggal dalam kandungan / bayi korban aborsi? Ke Sorga atau Neraka?” – merupakan salah satu pertanyaan yang datanya tidak ada dalam Alkitab, yang artinya : itu merupakan bagian Tuhan, yang Tuhan tidak nyatakan kepada kita.

Lalu bagaimana dengan kasus orang yang bunuh diri?

Secara jelas memang tidak tercatat dalam Alkitab kemanakah roh orang yang mati bunuh diri. Namun jika kita mengumpulkan data-data berdasarkan fakta-fakta dalam Alkitab, maka kita akan menemukan sebagai berikut :

1.    Tokoh-tokoh Alkitab yang melakukan praktik bunuh diri adalah orang yang tidak beriman (contoh : Raja Saul & Yudas Iskariot).

2.    Fakta bahwa ketidakhadiran Tuhan menyebabkan orang bisa bunuh diri merupakan suatu data bahwa : orang yang bunuh diri bukanlah anak Tuhan.

3.    Jika dalam hukum ke-6 dari 10 hukum Tuhan melarang pembunuhan terhadap sesama, tentu hal tersebut juga berlaku pada pembunuhan terhadap diri sendiri, karena selain kita diperintahkan untuk mengasihi sesama, kita juga wajib mengasihi diri sendiri.

Mat. 22:39  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Dengan data di atas, berarti tindakan bunuh diri adalah dosa.

4.    Untuk bisa selamat dan masuk Sorga, syaratnya adalah : percaya dan beriman dengan sungguh kepada Yesus Kristus (bdk. Kis. 16:30-31). Dengan beriman, kita mendapat pembenaran atas segala dosa kita, kita bertobat dan segala dosa kita diampuni. Dari data Alkitab, para pelaku bunuh diri bukanlah orang yang beriman kepada Kristus (walau beragama Kristen – maka jangan heran banyak juga orang beragama Kristen yang bunuh diri), sehingga mereka tidak mendapat pembenaran terhadap dosa-dosa mereka, belum bertobat dan belum diampuni.

5.    Berbeda dengan orang yang bunuh diri, orang yang membunuh sesamanya manusia masih diberikan kesempatan untuk bertobat : mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, diampuni dan dibenarkan dari segala dosa, bertobat dan selamat (kecuali setelah membunuh, dia juga mati – entah dibunuh ataupun bunuh diri – sehingga tidak sempat bertobat). Bagi orang yang bunuh diri dan mati, tidak ada kesempatan untuk bertobat. Mereka mati dalam dosa (kecuali saat melakukan aksi bunuh diri, mereka tidak mati; maka itu masih ada kesempatan untuk bertobat).

Dari kelima fakta di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa orang yang mati karena bunuh diri pasti masuk Neraka. Ini bukanlah suatu sikap menghakimi, namun ini adalah penarikan kesimpulan berdasarkan apa kata Alkitab (jika dari data-data tersebut kita tidak mampu (atau tidak mau) menarik fakta, maka mau tidak mau kita akan menyimpulkan bahwa belum tentu Raja Saul dan Yudas Iskariot masuk Neraka). Jika kita sudah mengetahui fakta ini, maka janganlah lagi kita memberi ucapan “Rest In Peace” kepada seseorang yang telah mati karena bunuh diri, karena sesungguhnya tidak ada damai bagi dia, yang ada hanyalah penghukuman kekal.


Bunuh diri bukanlah solusi. Orang-orang yang melakukan bunuh diri berpikir dengan bunuh diri mereka akan terluput dari masalah di dunia ini. Mereka luput dari utang, dari tanggung jawab, dari malu, dsb. Ini keliru, karena dengan bunuh diri maka seseorang telah membuka pintu permasalahan yang lebih besar, yaitu hukuman kekal di neraka. Masalah di dunia, jika kita mau menyerahkannya pada Tuhan, PASTI SELESAI DAN PASTI ADA JALAN KELUAR. Sebaliknya, saat seseorang membunuh diri, dia akan masuk dalam masalah yang tak berkesudahan, masalah yang kekal yaitu binasa dalam Neraka. Tidak ada damai sejahtera selain daripada siksaan dan penyesalan dalam Neraka. Luput dari masalah dunia, masuk dalam masalah Neraka kekal. Saat terjebak selamanya dalam Neraka, yang ada hanya penyesalan “mengapa dulu saya harus membunuh diri sehingga menyebabkan saya ada disini??!!”

Solusi dari segala persoalan hidup hanya ada dalam Yesus Kristus. Damai sejahtera hanya ada dalam Yesus Kristus. Pertolongan dikala susah datangnya hanya dari Yesus Kristus. Kelegaan diwaktu sesak hanya ada dalam Yesus Kristus. selagi masih ada dalam dunia, tentu akan menghadapi banyak masalah, namun kita percaya bahwa :

1.      Tuhan akan beri kelegaan atas segala masalah itu.

2.      Tuhan akan beri kekuatan untuk menanggung semua masalah itu.

3.      Tuhan tidak memberi masalah melebihi kekuatan kita.

4.      Tuhan akan memberi jalan keluar bagi tiap masalah.

Keempat fakta ini hanya akan diterima saat kita percaya dan beriman kepada Kristus. Jangan menyerah, serahkanlah segala persoalan kita pada Kristus, karena Dia telah berfirman :

Mat.11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Juga sebagai orang yang telah dikuatkan oleh Tuhan, marilah kita menjadi sahabat dan saudara yang baik bagi mereka yang berbeban berat; dengarkanlah keluh kesah mereka; jangan menghakimi mereka atas dosa-dosa mereka, bawalah mereka kepada Kristus; Injili mereka, wartakan kasih Tuhan; berikan penguatan berdasarkan Firman Tuhan bagi mereka; doakanlah mereka selalu, hadirlah bagi mereka dengan tulus hati serta berikanlah solusi yang sesuai dengan Firman Tuhan agar mereka mendapat jalan keluar dan kelegaan; mintalah hikmat kepada Tuhan agar kita dapat menolong sahabat dan saudara kita yang membutuhkan pertolongan kita.

Lagu ini akan menutup perenungan kita :

Penolong yang selalu setia

Memenuhi keperluanku

Tak pernah Dia mengecewakan

Yesusku tak pernah gagal

Segala perkara dapat kutanggung

Di dalam Dia yang memberi kekuatan

Tuhan Yesus penolong dan sahabat

Tetap percaya Tuhan setia


Tuhan kiranya selalu melindungi kita. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar