Kisah
pertemuan Zakheus dengan Tuhan Yesus bukanlah hal baru bagi kita. Kisah ini
sudah sering kita dengar secara berulang-ulang, sejak kita masih sekolah Minggu
hingga saat kita sudah dewasa. Saat pertama mendengar kisah ini waktu di
sekolah Minggu, pikiran saya tentang Zakheus adalah dia bertubuh cebol seperti
kurcaci atau tuyul, karena dia dikisahkan bertubuh pendek (ay. 3). Saya juga
membayangkan betapa sulitnya Zakheus memanjat pohon hanya untuk melihat siapa
itu Yesus, mengingat kakinya yang pendek. Apakah dia menggunakan bantuan tangga
atau tanpa tangga, yang pasti dia pasti kepayahan. Lalu, siapa sebenarnya
Zakheus ini?
Zakheus
adalah pemungut cukai (yang zaman modern kita kenal sebagai pegawai kantor
pajak) yang kaya raya (ay. 2). Namun sebagai pemungut cukai, kekayaan Zakheus didapatkan
dengan cara yang haram, yaitu dengan memeras saudara sebangsanya sendiri (ay.8).
Para pemungut cukai memperkaya diri dengan menagih pajak lebih daripada yang
telah ditentukan oleh pemerintah Romawi saat itu (bdk. Luk. 3:12-13). Sikap inilah
yang membuat Zakheus dan pemungut cukai lainnya dimusuhi oleh rakyat Israel
pada zaman itu, dan mereka dimasukkan dalam kategori orang berdosa bersama
dengan perempuan sundal.
Lalu
hal apa yang dapat kita renungkan dari kisah pertemuan Zakheus dengan Tuhan
Yesus?
1. Yesus
mencari orang berdosa
Mungkin perjalanan Tuhan Yesus ke Yerikho terlihat seperti perjalanan pelayanan yang biasa dilakukan oleh – Nya bersama para murid. Namun jika kita melihat ini dari sudut pandang karya penyelamatan Allah, perjalanan Tuhan Yesus ini bukanlah suatu perjalanan biasa. Selain melayani di Yerikho, ada satu misi besar yang dibawa Tuhan Yesus dalam perjalanan kali ini, yaitu : MENYELAMATKAN ZAKHEUS. Tuhan Yesus tahu, ada seseorang yang membutuhkan pertolongan-Nya, yaitu seseorang yang berkutat dalam dosa; yang bertahun-tahun mengidap penyakit dosa yang dapat membawanya pada kematian kekal, dan orang itu adalah Zakheus. Tuhan Yesus datang untuk mencari Zakheus, untuk memulihkan dan menyelamatkannya dari dosa. Ini sejalan dengan maksud kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, yaitu mencari dan menyelamatkan orang berdosa.
Luk. 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Zakheus adalah orang berdosa yang telah terhilang dari hadirat Allah, yang jika tidak dicari dan disalamatkan, maka dia pasti akan binasa. Hal yang sama juga berlaku pada diri kita, dimana kita semua adalah orang yang terhilang dari hadirat Allah, kehilangan kemuliaan Allah (Rom. 3:23), dan hidup dalam dosa. Dosa membuat kita tidak mampu untuk mencari Allah, karena dosa membuat hati kita cenderung untuk berlaku jahat dan tidak mengenal Allah.
Kej. 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Dalam 5 poin T.U.L.I.P., Calvin menggambarkan kondisi manusia ini sebagai Total Depravity (Kerusakan Total), dimana setiap lini kehidupan manusia telah rusak karena dosa sehingga membuat manusia tidak mampu untuk mencari Allah. Kenyataan bahwa Tuhan yang berinisiatif mencari manusia sudah terlihat sejak awal kejatuhan manusia dalam dosa di Taman Eden, dimana manusia bersembunyi, tidak mencari Tuhan dan Tuhanlah yang mencari mereka
Kej.
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Di manakah engkau?"
Kej. 3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Hal ini juga berulang
kali diajarkan Tuhan Yesus dalam perumpamaan domba yang hilang (Mat.18:12-14)
dan perumpamaan dirham yang hilang (Luk.15:8-10).
Kita patut dan wajib bersyukur pada Tuhan, bahwa dalam ketidakberdayaan kita kerena dosa, dalam tiap pemberontakan kita, Tuhan mau untuk mencari kita dan menyelamatkan kita. Tanpa itu, maka kita pasti binasa karena dosa kita.
2. Rasa
penasaran yang membawa keselamatan
Mengapa Zakheus begitu
bersemangat untuk melihat Yesus? Mungkin Zakheus sudah sering mendengar tentang
Yesus dan tentang segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus. Yesus adalah tokoh
yang viral saat itu, sehingga Zakheus penasaran untuk melihat Yesus. Segala cara
dilakukan oleh Zakheus, sampai dia memanjat pohon. Zakheus menanggalkan posisi
dan wibawanya sebagai orang kaya dan pegawai pemerintah, memanjat pohon tanpa
peduli apa kata orang pada waktu itu (bayangkan jika ada seorang pejabat kaya
raya yang memanjat pohon hanya untuk menonton pertandingan sepakbola tarkam di
lapangan dekat rumah anda, bukankah itu terasa aneh?). Kekurangan pada tubuhnya
– tubuhnya pendek – tidak menjadikan itu sebagai halangan bagi dia untuk
melihat Yesus. (Secara kacamata manusia,
ini adalah hal wajar mengenai rasa penasaran. Namun dalam kacamata pekerjaan
Allah dalam diri manusia, rasa penasaran dan tiap usaha dari Zakheus ini adalah
suatu campur tangan Tuhan untuk mempertemukan Zakheus dengan Tuhan Yesus. Dan karena
rasa penasaran inilah, maka Zakheus bertemu dengan Tuhan Yesus)
Bagaimana dengan kita? Tentu
kita bukanlah orang yang penasaran mengenai siapa itu Yesus seperti Zakheus,
karena kita sendiri sudah mengenal dia sejak kecil, baik karena diceritakan
oleh orangtua kita di rumah, maupun lewat Sekolah Minggu atau pelajaran agama
di sekolah. Namun, sampai saat ini apakah kita memiliki effort yang luar biasa seperti Zakheus untuk bertemu Tuhan Yesus? Jika
Zakheus yang karena penasaran kita memiliki effort
yang luar biasa untuk bertemu Tuhan Yesus, bagaimana dengan kita yang sudah
mengenal-Nya sebagai Tuhan sejak kita masih kecil? Jika Zakheus sampai memanjat
pohon, maka usaha apa yang kita lakukan untuk bertemu dengan Yesus? Jika Zakheus
menanggalkan wibawanya hanya untuk melihat Tuhan Yesus, apakah kita rela
meninggalkan sesuatu yang mungkin berharga di kita dunia hanya demi Tuhan
Yesus? Jika kekurangan Zakheus tidak menjadi halangan baginya untuk melihat Tuhan
Yesus, maka apakah ada halangan-halangan yang membuat kita berat langkah untuk
bertemu Tuhan Yesus? Renungkanlah : jika rasa penasaran saja telah membawa Zakheus
pada keselamatan, apalagi kita yang sudah mengenal dan menerima Dia sebagai
Tuhan dan Juruselamat?
Hendaklah kita selalu memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan Yesus dan memiliki effort untuk terus melihat dan bertemu dengan Tuhan Yesus dalam doa, dalam Firman Tuhan dan peribadatan serta dalam tiap lini kehidupan kita.
3. Tuhan
Yesus memanggil kita dengan nama kita sendiri
Apa yang dilakukan Tuhan Yesus saat melihat Zakheus di atas pohon? Tuhan memanggil dia dengan namanya sendiri.
Luk. 19: 5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
Tuhan mengenal setiap kita bahkan sebelum kita keluar dari kandungan ibu, dan memanggil nama kita dengan penuh kasih karena kita ini adalah kepunyaan-Nya. Hal ini berulang kali Tuhan katakan dalam Firman-Nya
Yes. 43:1 Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.
Yes. 45:3 Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.
Yes. 45:4 Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku.
Tuhan mengenal Zakheus, sehingga Dia memanggil Zakheus dengan namanya sendiri. Begitu juga dengan kita, Tuhan mengenal masing-masing kita dan memanggil kita dengan nama kita masing-masing untuk masuk dalam karya keselamatan yang Dia berikan kepada kita yang dikasihi-Nya dengan kasih yang kekal.
Tuhan kita bukanlah tuhan yang tidak mengenal umatnya. Dia mengenal kita, mengenal nama kita, mengetahui segala sesuatu tentang kita karena Dialah yang membentuk kita, karena kita adalah kepunyaan-Nya, dan karena Dialah yang telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.
Yer. 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam
rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari
kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi
nabi bagi bangsa-bangsa."
Yoh. 10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Yoh. 10:15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Yoh. 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
Jika Tuhan telah memanggil kita dengan nama kita, apakah jawab kita terhadap panggilannya itu?
4. Menerima
Yesus adalah jalan menuju keselamatan
Apa respon Zakheus terhadap panggilan Tuhan Yesus? Zakheus menerima Tuhan Yesus dengan sukacita, baik dalam rumahnya maupun dalam hatinya.
Luk. 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Zakheus tidak
berlamba-lambat; Zakheus juga tidak menunda-nunda; Alkitab mencatat : “Zakheus
segera turun...” Dengan cepat dan sigap Zakheus menerima Tuhan Yeus dalam
rumahnya dan juga dalam kehidupannya. Hal inilah yang mendatangkan keselamatan
bagi dia, yaitu : MENERIMA TUHAN YESUS.
Satu-satunya cara agar selamat dan menerima hidup kekal hanyalah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan kita, tidak ada jalan atau cara lain.
Yoh. 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kis.
16 :30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah
yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"
Kis. 16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Bagi para pembaca yang
belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara sungguh-sungguh dan
sadar hati, hendaklah saudara memperhatikah ini: segeralah terima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, janganlah menunda-nunda karena kita tidak tahu
kapan kita akan berakhir di dunia ini. Selagi masih ada kesempatan,
hendaklah saudara bertindak seperti Zakheus : segera menerima panggilan Tuhan,
maka keselamatan akan datang kepada saudara.
Bagi kita yang telah
percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, hari ini kita berdiri sebagai
orang yang telah diselamatkan karena oleh pertolongan Tuhan, kita telah beriman
dan percaya kepada Tuhan Yesus. Oleh pertolongan Roh Kudus, kita telah
mendengar panggilan Tuhan untuk masuk dalam karya penyelamatan-Nya, dan oleh pertolongan
Roh Kudus juga kita telah menerima panggilan Tuhan dengan sukacita. Apakah dengan
begitu, Tuhan telah berhenti memanggil kita? Tidak. Hingga saat ini, Tuhan
masih tetap memanggil kita untuk terus mengerjakan keselamatan yang telah Dia
beri. Ini bukan berarti kita bekerja supaya selamat, namun agar kita tetap
menghidupi keselamatan yang Tuhan beri dengan terus bekerja bagi Tuhan dan
menghasilkan buah-buah roh untuk kemuliaan nama-Nya. Tuhan masih memanggil kita
untuk melayani, mengabarkan Injil, beribadah, bersaat teduh, dan melakukan
kebaikan. Saat Tuhan memanggil kita untuk itu semua, hendaklah kita seperti
Zakheus : segera menyambut dan melakukan panggilan Tuhan itu dengan sukacita.
5. Perubahan
terjadi dalam kehidupan setelah menerima Tuhan Yesus
Setelah menerima Tuhan Yesus, perubahan besar terjadi dalam diri Zakheus : terjadi pertobatan dan perubahan hidup ke arah yang berkenan di mata Tuhan.
Luk. 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
Proses pertobatan
Zakheus (dan orang Kristen sejati) dimulai dengan menerima dan percaya Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Hal ini membuat Roh Kudus masuk dalam hati kita
dan membuat kita bertobat serta mengalami perubahan hidup ke arah yang berkenan
di mata Tuhan. Inilah yang menjadi tanda bahwa seseorang telah menerima Tuhan
Yesus dan beriman kepada-Nya. Tanpa menerima Yesus, seseorang tidak akan mampu
bertobat dan hidup berkenan di mata Allah.
Kehadiran Tuhan Yesus
dalam kehidupan kita sudah seharusnya membawa perubahan hidup bagi diri kita. Tentu
selagi masih ada dalam dunia, kita tidak akan dapati hidup kudus secara
sempurna. Kita masih bisa jatuh dalam dosa karena kelemahan-kelemahan kita,
namun itu tidak membuat kita terpisah dari Tuhan.
Berbeda dengan orang yang tidak percaya pada Kristus, mereka hidup menetap dalam dosa; sedangkan orang yang beriman pada Kristus, mereka tidak hidup menetap dalam dosa, namun jatuh dalam dosa. Walau jatuh dalam dosa, mereka tidak akan tergeletak namun akan bangkit lagi karena Tuhan selalu menopang kehidupan orang beriman.
Maz. 37:23-24 TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Saat seseorang belum
percaya, maka dia akan nyaman-nyaman saja saat berada dalam dosa. Namun saat
dia beriman pada Tuhan Yesus dan bertobat, maka dia akan sangat berduka saat
jatuh dalam dosa. Orang berdosa yang akhirnya beriman pada Tuhan Yesus, akan
mengalami perubahan dalam hidupnya hari demi hari, sesuai proses yang Tuhan
lakukan. Inilah proses pengudusan yang dikerjakan Roh Kudus dalam diri orang
percaya seumur hidupnya di dunia, hingga pada akhirnya akan disempurnakan
seperti Kristus di dalam Kerajaan Sorga nanti.
Jika seseorang mengaku percaya pada TuhanYesus namun dalam hidupnya tidak ada perubahan budi, tetap hidup dalam dosa serta perbuatannya tidak mencerminkan orang yang telah beriman, sesungguhnya dia tidak benar-benar percaya pada Tuhan Yesus. Inilah yang disebut sebagai Orang Kristen KTP.
Yak. 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Saat menerima Yesus, Zakheus mengalami perubahan hidup ke jalan yang benar dan mengerjakan keselamatannya. Hal itu haruslah terjadi dalam hidup kita sebagai orang yang telah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Satu hal lagi yang kita
pelajari dari pertobatan Zakheus adalah : dia tidak merasa rugi dengan memilih untuk
bertobat. Pertobatan membuat Zakheus tidak ragu untuk memberikan setengah
hartanya bagi orang miskin, dan mengembalikan 4x lipat kepada orang yang pernah
dia peras. Ini tentu membuat hartanya berkurang dan membuat dia rugi. Namun Zakheus
tidak peduli, sebaliknya : pertobatan radikal membuat dia rela kehilangan
harta, demi hidup berkenan di hadapan Allah. Zakheus rela kehilangan harta
karena dia telah menerima hal yang lebih berharga daripada harta duniawi yaitu
: Yesus Kristus. Bagi Zakheus, Jesus
is Enough. Bagi Zakheus hidup bukan lagi harta, namun hidup adalah
Kristus (Fil.1:21). Hal yang demikian juga harus terjadi dalam diri kita
sebagai orang percaya : pertobatan radikal. Jangan merasa rugi karena harus
melepaskan kenikmatan dunia, karena itu semua hanya sementara bahkan dapat
membawa kita dalam kebinasaan. Hendaklah Kristus menjadi yang terutama bagi
kita, dan kita hidup hanya bagi Kristus tanpa ada keberatan-keberatan hati serta
rasa rugi karena meninggalkan dunia.
Ya, Jesus
is Enough.
Bersyukurlah
dengan sungguh karena Tuhan telah mencari dan menyelamatkan kita. Itu semua
hanya karena kasih dan anugerah-Nya bagi kita. Jika saudara belum menerima Tuhan
Yesus, segeralah terima Dia dan jangan menunda-nunda. Jika kita sudah
menerima Yesus dan telah diselamatkan, hendaklah kita merespon panggilan
keselamatan Tuhan itu dengan terus rindu akan hadirat-Nya, hidup memuliakan
nama-Nya, terus melayani Dia dan mengerjakan keselamatan yang Tuhan sudah
karuniakan. Hendaklah juga kita terus berproses dalam pengudusan Roh Kudus,
terus hidup dalam pertobatan setiap hari, terus mengalami perubahan hidup ke
jalan yang berkenan di hati Tuhan, sampai kita disempurnakan seperti Kristus
pada saatnya di dalam Kerajaan Sorga.
Satu
lagu Sekolah Minggu lawas akan menutup renungan kita hari ini
Dengar Dia panggil nama saya
dengar Dia panggil namamu
Dengar Dia panggil nama saya
juga Dia panggil namamu
Oh, giranglah! (Haleluya) Oh, giranglah!
(puji Tuhan)
Yesus amat cinta pada saya
Oh, giranglah!
Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar