Kamis, 22 Mei 2025

BANYAK JALAN MENUJU SORGA (?) - Bagian 2

 


BANYAK JALAN MENUJU SORGA (?)

benarkah keselamatan ada dalam semua agama / kepercayaan? apakah semua agama itu sama? bagaimana kita melihat ini dalam kacamata kristen”



Disclaimer : informasi yang terdapat dalam tulisan ini bersifat “untuk kalangan tersendiri” – yaitu para pembaca Kristen, ditulis dalam kacamata penulis Kristen dengan dasar Alkitab dan dipakai untuk perenungan & diskusi dalam kalangan Kristen. Jika ada dari pihak agama / kepercayaan lain yang menemukan tulisan ini dan membacanya, maka sesungguhnya tidak ada unsur kesengajaan untuk menghina / menyudutkan agama-agama tertentu. Sebaliknya, tulisan ini hendaknya dipakai untuk menjadi perbandingan dan menambah pengetahuan bagi para pembaca dari kalangan lain

- Penulis -

5.       Apakah kebenaran bersifat mutlak atau relatif?

Jika kita melakukan perbandingan ajaran agama, maka kita akan menemukan begitu banyak perbedaan yang mendasar antara agama yang satu dengan yang lain. Perhatikan tabel ini :

Isi ajaran

Kristen

Islam

Yahudi

Konsep keselamatan

Selamat hanya karena iman kepada yesus Kristus (Sola Fide)

Selamat karena iman kepada Islam dan amal ibadah

Selamat karena taat pada hukum Musa

Yesus

Tuhan yang menjelma menjadi manusia

Utusan  Allah

Nabi palsu / bidat

Larangan makanan

Semua makanan halal

Ada beberapa makanan haram (daging babi, daging  anjing)

Ada beberapa makanan haram (daging babi, daging   anjing)

Berdoa

Hanya melalui Yesus

Bershalawat pada Muhammad

Berdoa langsung pada YHWH

Sunat

Bukan ritus keagamaan

Ritus keagamaan yang wajib

Ritus keagamaan yang wajib

Baptis

Sakramen

Tidak ada

Tidak ada

Tentu masih banyak lagi perbedaan dalam ajaran-ajaran masing-masing agama yang tidak saya tampilkan dalam tabel di atas. Namun jika kita melihat, tidak ada satu agama yang benar-benar sama secara keseluruhan dengan agama lainnya dalam hal ajaran. Bahkan sebaliknya, kita melihat ada begitu banyak perbedaan bahkan sampai pada konsep keselamatan. Bahkan dalam konsep Tuhan pun berbeda

Agama

Konsep Tuhan

Katolik  / Protestan

Monoteisme / Trinitarian

Islam

Monoteisme / Unitarian

Yahudi

Monoteisme / Unitarian

Hindu

Politeisme (330 Juta dewa / dewi)

Budha

Tidak ada Tuhan

Jika ada perbedaan-perbedaan seperti ini, manakah ajaran yang benar? Apakah kebenaran suatu ajaran bersifat mutlak? Ataukah bersifat relatif?

Kebenaran tidak bisa bersifat relatif / tergantung dilihat dari sudut pandang mana. Harus ada satu kebenaran, dan satu kebenaran itu haruslah mutlak. 1 + 1 = 2, ini adalah mutlak. 1 + 1 tidak bisa sama dengan 3 karena “tergantung dilihat dari sudut pandang mana. Jika satu ajaran mengatakan perbuatan baik dapat menyelamatkan dan agama yang lain mengatakan bahwa perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan, maka ini bertentangan antara yang satu dan yang lain, dan tidak mungkin diharmoniskan, sehingga kita akan tiba pada satu kesimpulan bahwa : kebenaran itu mutlak. Jika demikian, ajaran agamapun tidak boleh merelatifkan kebenarannya hanya agar dapat harmonis dengan agama lain karena ini akan menimbulkan kekacauan dan tabrakan. Sebagai umat Kristen, kita melihat bahwa kebenaran sejati hanya ada dalam Alkitab karena Alkitab adalah satu-satunya Firman Tuhan yang menjadi pedoman bagimana kita menjalani hidup (Sola Scriptura). Maka saat berbicara mengenai konsep keselamatan, kita hanya berpatokan pada apa kata Alkitab. Apa kata Alkitab mengenai konsep keselamatan?

Yoh. 3 : 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yoh. 14 : 6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Kis. 4 : 12  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

 Kis. 16 : 30 – 31

30) Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" 31) Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."

 Ef. 2 : 8 – 9

8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9)  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Kebenaran ini bersifat mutlak, tetap, tidak dapat dikompromikan dan diganggu gugat.

6.       Jika hanya ada satu kebenaran mutlak, mengapa ada banyak agama?

Mengapa ada banyak agama di dunia? Mengapa tidak cukup satu agama saja agar ada keseragaman dalam konsep keselamatan?

Seperti telah dijelaskan dalam poin 1b di atas, agama muncul dalam proses pencarian manusia akan keberadaan Allah. Dalam proses pencarian akan Allah inilah, maka Iblis masuk dan mulai merusakkan pengetahuan manusia akan Allah. Bukan hanya pada kasus penetapan hewan / benda-benda langit / fenomena alam sebagai dewa saja iblis bekerja mengacaukan pengenalan manusia akan Allah, bahkan dalam doktrin - doktrin agama sekalipun iblis bekerja untuk menimbulkan salah pengertian sehingga menimbukan lahirnya agama. Contohnya :

1)       Sejak dahulu kala, Allah itu Esa. Ini dipercaya sejak zaman Adam hingga Abraham hingga Musa. Namun disekeliling umat Israel, ada sekelompok orang dalam agama-agama tertentu yang percaya dan mengimani bahwa Tuhan itu bersifat banyak pribadi dan terpisah-pisah. Mereka memisahkan adanya dewa kesuburan, dewa perang, dewa seks, dewa hujan dsb.

2)    Pada era tahun 600an Masehi, Kekristenan tumbuh disekitar Asia, Afrika, separuh Eropa dan Arab. Namun kedatangan sosok yang menamakan dirinya nabi setelah mengaku telah diberi “wahyu” oleh “tuhan” dalam gua, telah menciptakan agama baru disekitar jazirah Arab. Kepercayaan pada Yesus Kristus sebagai Tuhan oleh sekelompok orang Kristen di daerah gurun Arab dikacaukan oleh dia yang menamakan diri nabi, dengan mengatakan bahwa Yesus hanyalah sekedar utusan biasa dan bukan Tuhan dalam arti yang setinggi-tingginya

Kita melihat dari dua poin di atas bahwa kebenaran akan sifat Allah yang esa dan kebenaran akan posisi Yesus sebagai Tuhan dikacaukan oleh agama-agama / ajaran-ajaran / keyakinan-keyakinan tersebut. Jika ada satu sosok yang mencoba mengacaukan kebenaran sejati mengenai Allah dan mengenai Kristus, maka tidak lain dan tidak bukan dia adalah Iblis itu sendiri. Iblis tidak menyerang lewat kaum Ateis, melainkan Iblis menyerang melaui agama-agama buatannya yang mencoba mengaburkan fakta benar mengenai Allah yan sejati dan mengenai Ketuhanan Kristus. Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa agama-agama / ajaran-ajaran / keyakinan-keyakinan diluar penyembahan kepada Allah yang sejati dan pada Yesus sebagai Tuhan merupakan produk-produk hasil pekerjaan iblis dalam menunggangi proses pencarian manusia akan keberadaan dan kebenaran Allah.

7.       Jika hanya Yesus satu-satunya jalan, apakah Sorga hanya diisi oleh Agama Kristen?

Saat kita bersikap Ekslusif dalam dialog mengenai iman dan keselamatan, kita akan diperhadapkan pada pertanyaan seperti ini. Mengapa? Karena dalam Ekslusivime beriman, kita mengakui selamat hanya melalui Yesus saja, dan untuk percaya Yesus harus menjadi / menganut agama Kristen. Jadi, benarkah Sorga hanya diisi oleh orang beragama Kristen?

Secara khusus, kata Kristen sendiri berasal dari bahsa Yunani “Christianos” yang berarti “pengikut Kristus”. Secara umum, Kristen sendiri dikategorikan menjadi salah satu agama yang diakui di dunia, yaitu agama yang berdasarkan pada ajaran Kristus.

Lalu, apakah orang yang beragama Kristen sudah pasti menjadi pengikut Kristus? Arti dari menjadi “pengikut Kristus” sendiri adalah : hidup menjadi sama seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus.

 1 Yoh. 2 : 6  Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

 Yoh. 14 : 15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 Jika melihat ayat-ayat di atas, berapa banyak orang beragama Kristen yang menjadi sama seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus? Menjadi Kristen dalam arti yang sesungguhnya bukan hanya karena seseorang beragama Kristen – baik beragama Kristen sejak lahir / Kristen keturunan maupun masuk agama Kristen dikemudian hari setelah dewasa karena menikah dan karena hal-hal lain – melainkan karena dia hidup menjadi sama seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus. Inilah arti dari menjadi Kristen sesungguhnya. Jika kita mengerti akan hal ini dan menemukan fakta bahwa begitu banyak orang beragama Kristen yang tidak hidup seperti Kristus, tidak mengasihi Kristus dantidak taat kepada Kristus, maka kita akan mengerti bahwa seorang yang beragama Kristen sekalipun belum tentu menjadi pengikut Kristus. Mereka hanya sekedar beragama Kristen dan ber-KTP Kristen. Mereka ini di sebut sebagai Si Kristen KTP. Dengan demikian kita dapat mengerti bahwa : mereka yang diselamatkan dan yang dapat sampai kepada Bapa bukanlah orang yang beragama Kristen, melainkan  orang Kristen sejati yaitu : mereka yang beriman kepada Yesus sebagai Tuhan & Juruselamat, mereka yang hidup seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus. Jadi, Sorga tidak diisi oleh orang-orang beragama Kristen, melainkan orang-orang Kristen sejati, yaitu para pengikut Kristus : orang yang hidup seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus.

 Lalu, apakah seseorang bisa menjadi Kristen sejati tanpa beragama Kristen?

Untuk menjadi Kristen sejati tanpa beragama Kristen adalah hampir mustahil. Ingat, HAMPIR. Mengapa? Karena berita Injil mengenai Kristus, doktin-doktrin Kekristenan, pedoman-pedoman untuk menjadi Kristen sejati dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menjadi seorang Kristen sejati hanya bisa ditemukan dalam agama Kristen : melalui pembacaan dan perenungan Alkitab,  pendengaran akan Injil dalam ibadah dan persekutuan umat Kristen, puji-pujian dalam ibadah Kristen dst. Untuk bisa melalui ini semua, seseorang harus dibaptis dan menjadi bagian dari Agama Kristen barulah dia dapat melanjutkan hal-hal yang berhubungan dengan Kekristenan dan Injil seperti yang telah disebutkan di atas. Seseorang tidak bisa “mau percaya dan beriman kepada Kristus” namun tidak meninggalkan agamanya yang lama.

Contoh : seseorang yang beragama Hindu tidak bisa menjadi Kristen dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sedangkan dia masih mempersembahkan sesajen / persembahan kepada para dewa dan masih melakukan ritual-ritual ibadahnya yang bertentangan dengan ajaran Kristen. Seseorang Islam tidak bisa tidak bisa menjadi Kristen dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sedangkan dia masih menjadikan ibadah puasa dan amal ibadah lainnya sebagai ritual untuk mendatangkan keselamatan. Dia tidak bisa hidup taat pada Alkitab dan taat pada Al-Quran, sedangkan kedua kitab ini saling bertentangan.

Jika seseorang benar-benar ingin menjadi pengikut Kristus, maka dia harus bersedia meninggalkan segala sesuatu – termasuk kepercayaannya yang lama – dan masuk dalam Kekristenan. Jika tidak demikian, maka sesungguhnya hatinya masih mendua dan tidak sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus. Ingat bahwa seseorang tidak bisa mempunyai dua tuan.

 Mat. 6 : 24  Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Tetapi, di atas dikatakan “hampir mustahil”. Berarti apakah ada cara lain  untuk menjadi Kristen sejati tanpa harus beragama Kristen?

Hal ini bisa terjadi dalam kondisi tertentu saja dan tidak bisa kita jadikan patokan untuk diikuti. Contoh kasus dalam kondisi ini: Ada orang yang seumur hidupnya adalah bukanlah orang Kristen dan dia tidak percaya pada Kristus. Namun dikemudian hari setelah tua dan sakit-sakitan hampir mati, dalam waktu yang telah ditentukan Tuhan menjelang ajalnya dia mendengar Injil dan menerima serta percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dengan sungguh. Tanpa dibaptis, tanpa pernah menjadi warga gereja, tanpa pernah ditahbis sidi, tanpa pernah melakukan perjamuan kudus, tanpa pernah mengubah kolom agama di KTP menjadi “Kristen”, dia meninggal dengan suatu pegangan yang teguh dan menyelamatkan : menerima dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dengan sungguh. Orang seperti ini tentu diselamatkan dan masuk dalam Sorga karena imannya (hal seperti ini pernah terjadi dalam Alkitab, yaitu pada kisah pertobatan penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus yang pada akhirnya diselamatkan karena imannya). Hal seperti ini dapat terjadi jika Tuhan berkenan, karena keselamatan yang Tuhan kerjakan melampaui akal kita.

 Memang tiada yang mustahil bagi Allah. Jika anda yang membaca hal ini belum percaya pada Kristus atau belum percaya dengan sungguh pada Kristus – baik anda yang bergama Kristen atau bukan beragama Kristen -  ingat bahwa hal di atas tidak bisa anda jadikan patokan untuk diikuti karena:

1).   Hal di atas tidak selalu terjadi, dan itu semua bergantung kepada Tuhan. Apakah anda yakin bahwa hal itu bisa terjadi pada anda?

2).  Belum tentu Tuhan memberikan kesempatan yang sama pada setiap orang dan Tuhan pun tidak pernah menjanjikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat pada saat “injury time”. Jika saat ini anda belum mengambil keputusan untuk beriman kepada Kristus, darimana anda tahu bahwa Tuhan juga akan  memberikan kesempatan yang sama pada anda?

3).  Tuhan memerintahkan kita untuk meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia. Jika anda masih mendua hati dalam mengikut Dia (baik dalam hal kepercayaan maupun dalam hal cara hidup yang lama) maka sesungguhnya anda masih belum menjadi Kristen yang sejati.

Sebagai orang Kristen sejati, kita akan menemukan begitu banyak agama / ajaran / kepercayaan yang bertentangan dengan firman Tuhan dan juga iman kita. Selama kita masih ada di dunia dan hidup dalam lingkungan masyarakat yang majemuk, kita tidak akan bisa menghindari akan hal ini. Tindakan untuk membenarkan ajaran yang tidak sesuai Alkitab seperti yang telah dilakukan oleh kaum Inklusivisme merupakan hal yang sesat. Lalu bagaimana kita hidup di antara mereka yang tidak percaya Kristus?

1)         Tetaplah teguh pada iman yang sejati, yaitu iman kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kita.

2)         Jadilah fanatik dan radikal. Apa itu menjadi fanatik dan radikal? Menurut KBBI, fanatik berarti : teramat kuat (tentang kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu ajaran). Sedangkan radikal berarti : secara mendasar (sampai kepada hal prinsip). Jadilah kuat terhadap ajaran Tuhan melalui Fiman-Nya dalam Alkitab, dan biarlah segala sesuatu dalam hidup kita berdasar pada Firman Allah.

3)         Menjadi fanatik dan radikal bukan berarti menjadi mendukung fanatisme dan radikalisme sehingga menjadi intoleran terhadap agama lain sehingga kita memusuhi orang beragama lain, mengolok-olok ajaran agama lain, mengganggu dan melarang ibadah mereka dst. Pengikut Kristus yang sejati adalah orang yang memiliki sifat Kristus, yaitu sifat kasih. Walau bukan saudara seiman, namun kita bisa mengasihi mereka sebagai sesama manusia dan sebagai saudara sebangsa. Bukankah Kristus sendiri pernah berkata “Kasihilah musuhmu”? Jika terhadap musuh saja kita harus mengasihi, apalagi kepada yang bukan musuh namun berbeda keyakinan? Namun ingat bahwa menjadi orang yang toleran bukan berarti kita menjadi toleran terhadap doktrin dan dasar-dasar iman. Hargailah perbedaan iman tanpa mengurangi kebenaran iman kita, hargailah peribadahan orang lain tanpa menurunkan derajat ibadah kita di hadapan Allah yang Maha tinggi.

4)         Jangan menurunkan standar iman dan standar kebenaran menurut Alkitab di hadapan mereka yang tidak percaya Kristus hanya untuk melahirkan perdamaian. Perdamaian seperti ini hanyalah bersifat semu dan tidak kokoh. Rasa saling menghormati dan menghargai itulah yang patut kita lakukan terhadap mereka.

5)         Siap sedialah untuk mempertanggung jawabkan iman kita  (berapologetika) saat mereka yang tidak percaya kepada Kristus mempertanyakan bahkan menghina iman kita. Lakukanlah itu dengan lembut dan jangan menyerang balik ajaran, karena itulah perbedaan kita dengan mereka yang suka mengolok Kekristenan.

 1 Pet. 3 : 15 – 16

15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 16) dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

Berapologetika bukan hanya tugas Pendeta / pengajar Kristen, tetapi tugas semua orang Kristen. Itulah sebabnya hendaknya kita harus kuat dalam pengertian kebenaran Firman Tuhan, bukan bertujuan untuk menang-menangan dan unjuk kehebatan dan kepintaran, melainkan agar kita mampu menunjukkan kebenaran yang sejati sehingga nama Tuhan dimuliakan.

6)         Tetaplah beritakan Injil dengan segala kaspasitas kita, karena selalu ada waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk memberitakan Injil. Beritakanlah Injil dengan kasih, sebagaimana isi injil itu sendiri telah menceritakan tentang kasih Allah yang besar. Memberitakan Injil jangan sampai kita memaksa mereka untuk percaya; jangan pula menargetkan bahwa mereka harus percaya karena percaya atau tidak itu adalah keputusan Tuhan. Memberitakan Injil adalah kita menjadi alat agar Injil dapat diwartakan dan didengar, sehingga dari pendengaran itu mereka yang tidak percaya menjadi percaya (sesuai keputusan Tuhan). Jika ada sepuluh orang yang mendengar kita memberitakan Injil dan hanya dua yang percaya, maka kita menjadi alat Tuhan agar Injil dapat diwartakan kepada mereka berdua, didengar, sehingga dari pendengaran itu mereka yang menjadi percaya. Sedangkan bagi delapan orang yang tidak percaya, Injil itu akan menghakimi mereka pada akhir zaman nanti. Jika Injil tidak diberitakan, bagaimana orang-orang dapat mendengar Injil tersebut?

Rom. 10 : 13 – 15

13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. 14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? 15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

7)      Tetaplah menjadi orang Kristen yang memancarkan Kristus di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, karena dari hidup kitalah segala sifat dan ajaran Kristen sejati itu terbaca dan terlihat oleh semua orang. Jika kita tidak memancarkan Kristus dalam hidup kita, maka sia-sialah kita memberitakan Injil. Sebaliknya kita hanya akan menjadi batu sandungan begi mereka yang mendengarkan Injil yang kita beritakan.

2 Kor. 3 : 2 – 3

2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. 3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Tulisan saya kali ini sudah cukup panjang. Jika sampai baris ini anda masih membaca, maka anda telah menemukan banyak hal. Jika sudah sejauh ini anda membaca dan anda telah mengerti dan menerima bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, maka “terpujilah Allah!”. Jika sebaliknya anda tidak mengerti (atau tidak mau mengerti dan ngotot pada pendapat anda) dan tetap menolak bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan serta menganggap bahwa semua agama / ajaran sama benar dan ada banyak jalan / cara menuju ke Sorga serta menganggap tulisan ini bersifat radikalisme, fanatis dan kejam; maka “semoga Allah menolong anda!”. Berhati-hatilah, karena – sekalipun anda beragama Kristen - anda berada dalam posisi yang melawan apa kata Alkitab dan apa kata Yesus Kristus, dan jika demikian maka anda berpotensi meninggalkan jalan keselamatan yaitu Yesus Kristus karena anda akan berupaya untuk mencari jalan lain di luar Yesus Kristus. Berdoalah agar Roh Kudus menolong anda mengerti akan hal ini.

Jika ada banyak jalan dan cara menuju Sorga, maka Allah tidak perlu mengambil jalan yang sulit untuk menyelamatkan manusia dengan turun menjadi manusia dan menderita hingga mati di atas salib. Cukuplah Dia menunjukkan jalan-jalan / cara-cara tersebut kepada manusia untuk mereka ikuti agar selamat. Faktanya, memang tidak ada jalan lain sehingga Dia harus turun mengerjakan keselamatan bagi manusia dan menjadi jalan keselamatan itu lewat penderitaan Kristus. Jangan menganggap Tuhan tidak adil karena hanya memberikan satu jalan saja. Sebaliknya : bersyukurlah bahwa dalam keberdosaan dan segala pemberontakan kita, Tuhan masih mau memberikan jalan keselamatan bagi kita! Yang harus muncul dalam pikiran dan perenungan kita bukanlah “ya Tuhan, mengapa  hanya satu jalan?” melainkan “ya Tuhan mengapa masih ada jalan bagiku yang berdosa ini?”.

Menutup tulisan ini, marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu ini:

Yesus baik, baik buat saya...

Yesus baik, baik buat kita semua...

‘Ku tak dapat balas kasih-Mu Yesus...

Yesus baik, baik buat saya...

 

Tuhan memberkati.

Amin

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar