BANYAK JALAN MENUJU
SORGA (?)
benarkah keselamatan ada dalam semua agama / kepercayaan? apakah semua agama itu sama? bagaimana kita melihat ini dalam kacamata kristen”
Disclaimer : informasi
yang terdapat dalam tulisan ini bersifat “untuk kalangan tersendiri” – yaitu
para pembaca Kristen, ditulis dalam kacamata penulis Kristen dengan dasar
Alkitab dan dipakai untuk perenungan & diskusi dalam kalangan Kristen. Jika
ada dari pihak agama / kepercayaan lain yang menemukan tulisan ini dan
membacanya, maka sesungguhnya tidak ada unsur kesengajaan untuk menghina /
menyudutkan agama-agama tertentu. Sebaliknya, tulisan ini hendaknya dipakai
untuk menjadi perbandingan dan menambah pengetahuan bagi para pembaca dari
kalangan lain
- Penulis -
5. Apakah kebenaran bersifat mutlak
atau relatif?
Jika
kita melakukan perbandingan ajaran agama, maka kita akan menemukan begitu
banyak perbedaan yang mendasar antara agama yang satu dengan yang lain.
Perhatikan tabel ini :
|
Isi ajaran |
Kristen |
Islam |
Yahudi |
|
Konsep keselamatan |
Selamat hanya karena iman kepada yesus Kristus
(Sola Fide) |
Selamat karena iman kepada Islam dan amal
ibadah |
Selamat karena taat pada hukum Musa |
|
Yesus |
Tuhan yang menjelma menjadi manusia |
Utusan
Allah |
Nabi palsu / bidat |
|
Larangan makanan |
Semua makanan halal |
Ada beberapa makanan haram (daging babi,
daging anjing) |
Ada beberapa makanan haram (daging babi, daging
anjing) |
|
Berdoa |
Hanya melalui Yesus |
Bershalawat pada Muhammad |
Berdoa langsung pada YHWH |
|
Sunat |
Bukan ritus keagamaan |
Ritus keagamaan yang wajib |
Ritus keagamaan yang wajib |
|
Baptis |
Sakramen |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tentu masih banyak lagi perbedaan dalam ajaran-ajaran masing-masing agama yang tidak saya tampilkan dalam tabel di atas. Namun jika kita melihat, tidak ada satu agama yang benar-benar sama secara keseluruhan dengan agama lainnya dalam hal ajaran. Bahkan sebaliknya, kita melihat ada begitu banyak perbedaan bahkan sampai pada konsep keselamatan. Bahkan dalam konsep Tuhan pun berbeda
|
Agama |
Konsep Tuhan |
|
Katolik /
Protestan |
Monoteisme / Trinitarian |
|
Islam |
Monoteisme / Unitarian |
|
Yahudi |
Monoteisme / Unitarian |
|
Hindu |
Politeisme (330 Juta dewa / dewi) |
|
Budha |
Tidak ada Tuhan |
Jika
ada perbedaan-perbedaan seperti ini, manakah ajaran yang benar? Apakah
kebenaran suatu ajaran bersifat mutlak? Ataukah bersifat relatif?
Kebenaran
tidak bisa bersifat relatif / tergantung dilihat dari sudut pandang mana.
Harus ada satu kebenaran, dan satu kebenaran itu haruslah mutlak. 1 + 1
= 2, ini adalah mutlak. 1 + 1 tidak bisa sama dengan 3 karena “tergantung
dilihat dari sudut pandang mana. Jika satu ajaran mengatakan perbuatan baik
dapat menyelamatkan dan agama yang lain mengatakan bahwa perbuatan baik tidak
dapat menyelamatkan, maka ini bertentangan antara yang satu dan yang lain, dan
tidak mungkin diharmoniskan, sehingga kita akan tiba pada satu kesimpulan bahwa
: kebenaran itu mutlak. Jika demikian, ajaran agamapun tidak boleh merelatifkan kebenarannya hanya agar dapat
harmonis dengan agama lain karena ini akan menimbulkan kekacauan dan tabrakan.
Sebagai umat Kristen, kita melihat bahwa kebenaran sejati hanya ada dalam Alkitab karena Alkitab adalah satu-satunya Firman Tuhan
yang menjadi pedoman bagimana kita menjalani hidup (Sola Scriptura). Maka saat berbicara mengenai konsep
keselamatan, kita hanya berpatokan pada apa kata Alkitab. Apa kata Alkitab
mengenai konsep keselamatan?
Yoh.
3 : 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.
Yoh. 14 : 6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kis.
4 : 12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Kis. 16 : 30 – 31
30)
Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"
31) Jawab mereka: "Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi
rumahmu."
Ef. 2 : 8 – 9
8)
Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
9) itu
bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Kebenaran ini bersifat mutlak, tetap, tidak dapat dikompromikan dan
diganggu gugat.
6. Jika hanya ada satu kebenaran
mutlak, mengapa ada banyak agama?
Mengapa
ada banyak agama di dunia? Mengapa tidak cukup satu agama saja agar ada
keseragaman dalam konsep keselamatan?
Seperti
telah dijelaskan dalam poin 1b di atas, agama muncul dalam proses pencarian
manusia akan keberadaan Allah. Dalam proses pencarian akan Allah inilah, maka
Iblis masuk dan mulai merusakkan pengetahuan manusia akan Allah. Bukan hanya
pada kasus penetapan hewan / benda-benda langit / fenomena alam sebagai dewa
saja iblis bekerja mengacaukan pengenalan manusia akan Allah, bahkan dalam
doktrin - doktrin agama sekalipun iblis bekerja untuk menimbulkan salah
pengertian sehingga menimbukan lahirnya agama. Contohnya :
1)
Sejak dahulu kala, Allah itu Esa. Ini
dipercaya sejak zaman Adam hingga Abraham hingga Musa. Namun disekeliling umat
Israel, ada sekelompok orang dalam agama-agama tertentu yang percaya dan
mengimani bahwa Tuhan itu bersifat banyak pribadi dan terpisah-pisah. Mereka
memisahkan adanya dewa kesuburan, dewa perang, dewa seks, dewa hujan dsb.
2) Pada era tahun 600an Masehi,
Kekristenan tumbuh disekitar Asia, Afrika, separuh Eropa dan Arab. Namun
kedatangan sosok
yang menamakan dirinya nabi setelah mengaku telah diberi “wahyu” oleh “tuhan”
dalam gua, telah menciptakan agama baru disekitar jazirah Arab.
Kepercayaan pada Yesus Kristus sebagai Tuhan oleh sekelompok orang Kristen di
daerah gurun Arab dikacaukan oleh dia yang menamakan diri nabi, dengan
mengatakan bahwa Yesus hanyalah sekedar utusan biasa
dan bukan Tuhan dalam arti yang setinggi-tingginya.
Kita
melihat dari dua poin di atas bahwa kebenaran akan sifat Allah yang esa dan
kebenaran akan posisi Yesus sebagai Tuhan dikacaukan
oleh agama-agama / ajaran-ajaran / keyakinan-keyakinan tersebut. Jika ada satu sosok
yang mencoba mengacaukan kebenaran sejati mengenai Allah dan mengenai Kristus,
maka tidak lain dan tidak bukan dia adalah Iblis itu sendiri. Iblis
tidak menyerang lewat kaum Ateis, melainkan Iblis menyerang melaui agama-agama buatannya yang mencoba mengaburkan
fakta benar mengenai Allah yan sejati dan mengenai Ketuhanan Kristus. Dengan
demikian, kita dapat mengerti bahwa agama-agama
/ ajaran-ajaran / keyakinan-keyakinan diluar penyembahan kepada Allah yang
sejati dan pada Yesus sebagai Tuhan merupakan produk-produk hasil pekerjaan
iblis dalam menunggangi proses pencarian manusia akan keberadaan dan
kebenaran Allah.
7. Jika hanya Yesus satu-satunya
jalan, apakah Sorga hanya diisi oleh Agama Kristen?
Saat kita bersikap
Ekslusif dalam dialog mengenai iman dan keselamatan, kita akan diperhadapkan
pada pertanyaan seperti ini. Mengapa? Karena dalam Ekslusivime beriman, kita
mengakui selamat hanya melalui Yesus saja, dan untuk percaya Yesus harus
menjadi / menganut agama Kristen. Jadi, benarkah Sorga hanya diisi oleh orang beragama Kristen?
Secara khusus, kata
Kristen sendiri berasal dari bahsa Yunani “Christianos”
yang berarti “pengikut
Kristus”. Secara umum, Kristen sendiri dikategorikan menjadi salah
satu agama yang diakui di dunia, yaitu agama yang berdasarkan pada ajaran
Kristus.
Lalu, apakah orang
yang beragama Kristen sudah pasti menjadi pengikut Kristus? Arti dari menjadi
“pengikut Kristus” sendiri adalah : hidup menjadi sama seperti Kristus,
mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus.
1 Yoh. 2 : 6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Yoh. 14 : 15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Jika melihat ayat-ayat di atas, berapa banyak orang beragama Kristen yang menjadi sama seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus? Menjadi Kristen dalam arti yang sesungguhnya bukan hanya karena seseorang beragama Kristen – baik beragama Kristen sejak lahir / Kristen keturunan maupun masuk agama Kristen dikemudian hari setelah dewasa karena menikah dan karena hal-hal lain – melainkan karena dia hidup menjadi sama seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus. Inilah arti dari menjadi Kristen sesungguhnya. Jika kita mengerti akan hal ini dan menemukan fakta bahwa begitu banyak orang beragama Kristen yang tidak hidup seperti Kristus, tidak mengasihi Kristus dantidak taat kepada Kristus, maka kita akan mengerti bahwa seorang yang beragama Kristen sekalipun belum tentu menjadi pengikut Kristus. Mereka hanya sekedar beragama Kristen dan ber-KTP Kristen. Mereka ini di sebut sebagai Si Kristen KTP. Dengan demikian kita dapat mengerti bahwa : mereka yang diselamatkan dan yang dapat sampai kepada Bapa bukanlah orang yang beragama Kristen, melainkan orang Kristen sejati yaitu : mereka yang beriman kepada Yesus sebagai Tuhan & Juruselamat, mereka yang hidup seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus. Jadi, Sorga tidak diisi oleh orang-orang beragama Kristen, melainkan orang-orang Kristen sejati, yaitu para pengikut Kristus : orang yang hidup seperti Kristus, mengasihi Kristus dan taat kepada Kristus.
Lalu, apakah seseorang bisa menjadi Kristen sejati tanpa beragama Kristen?
Untuk menjadi Kristen
sejati tanpa beragama Kristen adalah hampir mustahil. Ingat, HAMPIR. Mengapa? Karena berita Injil
mengenai Kristus, doktin-doktrin Kekristenan, pedoman-pedoman untuk menjadi
Kristen sejati dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menjadi seorang
Kristen sejati hanya bisa ditemukan dalam agama Kristen : melalui pembacaan dan
perenungan Alkitab, pendengaran akan
Injil dalam ibadah dan persekutuan umat Kristen, puji-pujian dalam ibadah
Kristen dst. Untuk bisa melalui ini semua, seseorang harus dibaptis dan menjadi
bagian dari Agama Kristen barulah dia dapat melanjutkan hal-hal yang
berhubungan dengan Kekristenan dan Injil seperti yang telah disebutkan di atas.
Seseorang tidak bisa “mau percaya dan beriman kepada Kristus” namun tidak meninggalkan
agamanya yang lama.
Contoh : seseorang yang beragama Hindu tidak bisa menjadi Kristen dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sedangkan dia masih mempersembahkan sesajen / persembahan kepada para dewa dan masih melakukan ritual-ritual ibadahnya yang bertentangan dengan ajaran Kristen. Seseorang Islam tidak bisa tidak bisa menjadi Kristen dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sedangkan dia masih menjadikan ibadah puasa dan amal ibadah lainnya sebagai ritual untuk mendatangkan keselamatan. Dia tidak bisa hidup taat pada Alkitab dan taat pada Al-Quran, sedangkan kedua kitab ini saling bertentangan.
Jika seseorang benar-benar ingin menjadi pengikut Kristus, maka dia harus bersedia meninggalkan segala sesuatu – termasuk kepercayaannya yang lama – dan masuk dalam Kekristenan. Jika tidak demikian, maka sesungguhnya hatinya masih mendua dan tidak sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus. Ingat bahwa seseorang tidak bisa mempunyai dua tuan.
Mat. 6 : 24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Tetapi, di atas
dikatakan “hampir mustahil”. Berarti apakah ada cara lain untuk menjadi Kristen sejati tanpa harus
beragama Kristen?
Hal ini bisa terjadi
dalam kondisi tertentu saja dan tidak bisa kita jadikan patokan untuk diikuti. Contoh
kasus dalam kondisi ini: Ada orang yang seumur hidupnya adalah bukanlah
orang Kristen dan dia tidak percaya pada Kristus. Namun dikemudian hari setelah
tua dan sakit-sakitan hampir mati, dalam waktu yang
telah ditentukan Tuhan menjelang ajalnya dia
mendengar Injil dan menerima serta percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat dengan sungguh. Tanpa dibaptis, tanpa pernah menjadi warga
gereja, tanpa pernah ditahbis sidi, tanpa pernah melakukan perjamuan kudus,
tanpa pernah mengubah kolom agama di KTP menjadi “Kristen”, dia meninggal dengan suatu pegangan yang teguh dan
menyelamatkan : menerima dan percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
dengan sungguh. Orang seperti ini tentu diselamatkan dan masuk dalam
Sorga karena imannya (hal seperti ini pernah terjadi dalam Alkitab, yaitu pada
kisah pertobatan penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus yang pada akhirnya
diselamatkan karena imannya). Hal seperti ini dapat terjadi jika Tuhan
berkenan, karena keselamatan yang Tuhan kerjakan melampaui akal kita.
Memang tiada yang mustahil bagi Allah. Jika anda yang membaca hal ini belum percaya pada Kristus atau belum percaya dengan sungguh pada Kristus – baik anda yang bergama Kristen atau bukan beragama Kristen - ingat bahwa hal di atas tidak bisa anda jadikan patokan untuk diikuti karena:
1). Hal di atas tidak selalu terjadi, dan
itu semua bergantung kepada Tuhan. Apakah anda yakin
bahwa hal itu bisa terjadi pada anda?
2). Belum tentu Tuhan memberikan
kesempatan yang sama pada setiap orang dan Tuhan pun tidak pernah menjanjikan
kesempatan kepada manusia untuk bertobat pada saat “injury time”. Jika saat ini anda belum mengambil keputusan untuk
beriman kepada Kristus, darimana anda tahu bahwa Tuhan
juga akan memberikan kesempatan yang
sama pada anda?
3). Tuhan memerintahkan kita untuk
meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia. Jika anda masih mendua hati
dalam mengikut Dia (baik dalam hal kepercayaan maupun dalam hal cara hidup yang
lama) maka sesungguhnya anda masih belum menjadi Kristen yang sejati.
Sebagai orang Kristen sejati, kita akan menemukan begitu banyak agama / ajaran / kepercayaan yang bertentangan dengan firman Tuhan dan juga iman kita. Selama kita masih ada di dunia dan hidup dalam lingkungan masyarakat yang majemuk, kita tidak akan bisa menghindari akan hal ini. Tindakan untuk membenarkan ajaran yang tidak sesuai Alkitab seperti yang telah dilakukan oleh kaum Inklusivisme merupakan hal yang sesat. Lalu bagaimana kita hidup di antara mereka yang tidak percaya Kristus?
1)
Tetaplah
teguh pada iman yang sejati, yaitu iman kepada Yesus
Kristus, Tuhan dan Allah kita.
2)
Jadilah
fanatik dan radikal.
Apa itu menjadi fanatik dan radikal? Menurut KBBI, fanatik berarti : teramat kuat (tentang kepercayaan atau keyakinan
terhadap suatu ajaran). Sedangkan radikal
berarti : secara mendasar (sampai kepada hal prinsip). Jadilah kuat terhadap
ajaran Tuhan melalui Fiman-Nya dalam Alkitab, dan biarlah segala sesuatu dalam
hidup kita berdasar pada Firman Allah.
3)
Menjadi
fanatik dan radikal
bukan berarti menjadi mendukung fanatisme dan radikalisme
sehingga menjadi intoleran terhadap agama lain sehingga kita memusuhi orang
beragama lain, mengolok-olok ajaran agama lain, mengganggu dan melarang ibadah
mereka dst. Pengikut Kristus yang sejati adalah orang yang memiliki sifat
Kristus, yaitu sifat kasih. Walau bukan saudara seiman, namun kita bisa mengasihi
mereka sebagai sesama manusia dan sebagai saudara sebangsa. Bukankah Kristus sendiri pernah berkata
“Kasihilah musuhmu”? Jika terhadap musuh saja kita harus mengasihi,
apalagi kepada yang bukan musuh namun berbeda keyakinan? Namun ingat bahwa
menjadi orang yang toleran bukan
berarti kita menjadi toleran terhadap doktrin dan dasar-dasar iman. Hargailah perbedaan iman tanpa mengurangi kebenaran iman
kita, hargailah peribadahan orang lain tanpa menurunkan derajat ibadah kita di
hadapan Allah yang Maha tinggi.
4)
Jangan
menurunkan standar iman dan standar kebenaran menurut Alkitab
di hadapan mereka yang tidak percaya Kristus hanya untuk melahirkan perdamaian.
Perdamaian seperti ini hanyalah bersifat semu dan tidak kokoh. Rasa
saling menghormati dan menghargai itulah yang patut kita lakukan terhadap
mereka.
5) Siap sedialah untuk mempertanggung jawabkan iman kita (berapologetika) saat mereka yang tidak percaya kepada Kristus mempertanyakan bahkan menghina iman kita. Lakukanlah itu dengan lembut dan jangan menyerang balik ajaran, karena itulah perbedaan kita dengan mereka yang suka mengolok Kekristenan.
1 Pet. 3 : 15 – 16
15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 16) dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
Berapologetika bukan hanya tugas Pendeta / pengajar Kristen, tetapi tugas semua orang Kristen. Itulah sebabnya hendaknya kita harus kuat dalam pengertian kebenaran Firman Tuhan, bukan bertujuan untuk menang-menangan dan unjuk kehebatan dan kepintaran, melainkan agar kita mampu menunjukkan kebenaran yang sejati sehingga nama Tuhan dimuliakan.
6)
Tetaplah
beritakan Injil dengan segala kaspasitas kita,
karena selalu ada waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk
memberitakan Injil. Beritakanlah Injil
dengan kasih, sebagaimana isi injil itu sendiri telah menceritakan tentang
kasih Allah yang besar. Memberitakan Injil jangan sampai kita memaksa
mereka untuk percaya; jangan pula menargetkan bahwa mereka harus percaya karena
percaya atau tidak itu adalah keputusan Tuhan. Memberitakan Injil adalah
kita menjadi alat agar Injil dapat diwartakan dan didengar, sehingga dari
pendengaran itu mereka yang tidak percaya menjadi percaya (sesuai keputusan
Tuhan). Jika ada sepuluh orang yang mendengar kita memberitakan Injil dan hanya
dua yang percaya, maka kita menjadi alat Tuhan agar Injil dapat diwartakan
kepada mereka berdua, didengar, sehingga dari pendengaran itu mereka yang menjadi
percaya. Sedangkan bagi delapan orang yang tidak percaya, Injil itu akan
menghakimi mereka pada akhir zaman nanti. Jika Injil tidak diberitakan,
bagaimana orang-orang dapat mendengar Injil tersebut?
Rom. 10 : 13 – 15
13) Sebab,
barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. 14) Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada
Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar
tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakan-Nya? 15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka
tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka
yang membawa kabar baik!"
7) Tetaplah menjadi orang Kristen yang memancarkan Kristus di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, karena dari hidup kitalah segala sifat dan ajaran Kristen sejati itu terbaca dan terlihat oleh semua orang. Jika kita tidak memancarkan Kristus dalam hidup kita, maka sia-sialah kita memberitakan Injil. Sebaliknya kita hanya akan menjadi batu sandungan begi mereka yang mendengarkan Injil yang kita beritakan.
2
Kor. 3 : 2 – 3
2)
Kamu adalah surat pujian kami yang
tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua
orang. 3) Karena telah ternyata, bahwa kamu
adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan
dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Tulisan saya kali ini sudah cukup panjang.
Jika sampai baris ini anda masih membaca, maka anda telah menemukan banyak hal.
Jika sudah sejauh ini anda membaca dan anda telah mengerti dan menerima bahwa
Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, maka “terpujilah Allah!”. Jika
sebaliknya anda tidak mengerti (atau tidak mau mengerti dan ngotot pada
pendapat anda) dan tetap menolak bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan
serta menganggap bahwa semua agama / ajaran sama benar dan ada banyak jalan /
cara menuju ke Sorga serta menganggap tulisan ini bersifat radikalisme, fanatis
dan kejam; maka “semoga Allah menolong anda!”. Berhati-hatilah, karena –
sekalipun anda beragama Kristen - anda berada dalam posisi yang melawan apa
kata Alkitab dan apa kata Yesus Kristus, dan jika demikian maka anda berpotensi
meninggalkan jalan keselamatan yaitu Yesus Kristus karena anda akan berupaya
untuk mencari jalan lain di luar Yesus Kristus. Berdoalah agar Roh Kudus
menolong anda mengerti akan hal ini.
Jika ada banyak jalan
dan cara menuju Sorga, maka Allah tidak perlu mengambil jalan yang sulit untuk
menyelamatkan manusia dengan turun menjadi manusia dan menderita hingga mati di
atas salib. Cukuplah Dia
menunjukkan jalan-jalan / cara-cara tersebut kepada manusia untuk mereka ikuti
agar selamat. Faktanya, memang tidak ada
jalan lain sehingga Dia harus turun mengerjakan keselamatan bagi manusia dan menjadi jalan
keselamatan itu lewat penderitaan Kristus. Jangan menganggap Tuhan tidak adil karena hanya
memberikan satu jalan saja. Sebaliknya : bersyukurlah bahwa dalam keberdosaan dan segala pemberontakan kita,
Tuhan masih mau memberikan jalan keselamatan bagi kita! Yang harus muncul dalam pikiran dan
perenungan kita bukanlah “ya Tuhan,
mengapa hanya satu jalan?” melainkan
“ya Tuhan
mengapa masih ada jalan bagiku yang berdosa ini?”.
Menutup tulisan ini, marilah kita
bersama-sama menyanyikan lagu ini:
Yesus baik, baik buat saya...
Yesus baik, baik buat kita semua...
‘Ku tak dapat balas kasih-Mu Yesus...
Yesus baik, baik buat saya...
Tuhan memberkati.
Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar