Sabtu, 27 Februari 2021

MEMANDANG PERLINDUNGAN ALLAH DALAM KEDAHSYATAN COVID 19 (MAZ. 91:1-16)

 

MEMANDANG PERLINDUNGAN ALLAH DALAM KEDAHSYATAN COVID 19

(Maz.91:1-16)

Mazmur 91 merupakan suatu Mazmur yang sering dibacakan keluarga saya saat meyongsong tahun baru. Mazmur ini menjadi Mazmur yang mengantarkan kami sekeluarga untuk memasuki tahun yang baru, dan menjadi jaminan bagi kami bahwa tahun yang baru akan ada dalam perlindungan tangan Tuhan. Mazmur ini berisi janji daripada Tuhan, bahwa Dia akan melindungi umat-Nya dari segala macam bentuk bahaya. Tercatat jerat penangkap burung (ay.3), penyakit sampar (ay.3,6) kedahsyatan malam (ay.5), panah yang terbang (ay.5), penyakit menular (ay.6), malapetaka dan tulah (ay.10), singa, ular tedung dan ular naga (ay.13) adalah rupa-rupa gambaran marabahaya yang dilalukan Allah terhadap umat-Nya. Membaca Mazmur ini, membawa ketenangan bagi orang yang sungguh-sungguh percaya kepada perlindungan tangan Tuhan dalam hidupnya.

Berkenaan dengan pembahasan mengenai perlindungan Tuhan ini, kita sudah setahun lebih dihadapkan kepada pandemi Covid-19 yang telah menelan begitu banyak korban jiwa dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia, bahkan sampai di sekitar kita. Bagaimana kita melihat perlindungan Tuhan dalam wabah ini? Bagaimana kita dapat melihat janji Tuhan dalam wabah ini, sedangkan kita melihat banyak  orang yang adalah umat Tuhan, juga menjadi korban dari pandemi ini? Masihkan Mazmur 91 ini membawa ketenangan bagi kita di tengah pandemi? Masihkah kita percaya akan perlindungan Tuhan dalam pandemi ini?

Jika kita adalah orang beriman, maka apapun yang menimpa orang percaya, perlindungan itu nyata. Kita tidak akan pernah ragu akan perlindungan Tuhan selama pandemi ini terjadi. Covid-19 dapat kita samakan dengan penyakit sampar (ay.3,6) dan penyakit menular (ay.6). Lalu, bagaimana perlindungan Tuhan bagi kita saat penyakit ini melanda dunia?

1.      Jika sampai detik ini kita masih terluput dari Covid-19, maka itu karena perlindungan tangan Tuhan.




  Maz. 91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

Maz. 91:15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

 Bersyukurlah pada Allah, jika Dia masih berkenan meluputkan kita dari penyakit ini, dan terus memberi kita kesehatan. Saat kita berdoa meminta perlindungan Tuhan akan penyakit ini, maka sesuai Firman-Nya Tuhan telah berjanji bahwa Dia akan mendengarkan doa kita, menjawab dan meluputkan kita dari penyakit ini.

2.        Bagaimana dengan umat Tuhan yang terjangkit Covid-19, bahkan ada yang mati karena Covid-19, apakah Tuhan tidak meluputkan mereka? Ingatlah bahwa rencana Tuhan tidaklah pernah kita tahu. Apabila Tuhan mengijinkan umat-Nya terjangkit Covid-19, maka tentu Dia punya maksud dan rencana bagi mereka. Lagipula, apakah dalam Mazmur 91 ini Tuhan selalu menjamin keluputan bagi umat-Nya terhadap penyakit sampar? Tentu tidak. Mari perharikan ayat ini :




Maz. 91:3 Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.

Ayat ini dapat diartikan bahwa Tuhan mengijinkan umat-Nya terkena jerat penangkap burung dan penyakit sampar, namun Dia akan melepaskan mereka. Jadi, Tuhan tidak membiarkan umat-Nya terus terjerat dalam perangkap burung maupun penyakit sampar, dan Dia akan memberi kelepasan kepada mereka. Dalam pandemi ini, kalimat “melepaskan engkau” dalam ayat 91, dapat kita renungkan demikian :

a.       Tuhan mengijinkan umat-Nya untuk terjangkit Covid-19, dan Dia menyembuhkan mereka. Tuhan melepaskan mereka dari penyakit ini, dan menjadikan mereka sebagai saksi-Nya, dimana Dia telah melakukan segala perbuatan ajaib dalam hidup mereka.

b.      Tuhan mengijinkan umat-Nya untuk terjangkit Covid-19 dan meninggal kerena penyakit itu. Tuhan tidak membiarkan umat-Nya terus menderita di dalam dunia, baik karena Covid-19 maupun karena penderitaan lainnya yang dialami umat Tuhan di dunia. Dengan mengijinkan umat-Nya meninggal karena Covid-19, maka Tuhan telah melepaskan umatnya bukan hanya dari Covid-19, melainkan dari segala penderitaan dunia ini. Bukankah lebih baik dan lebih indah bagi umat Tuhan untuk kembali kepada-Nya dan hidup bersama-Nya di rumah yang kekal itu? Bukankah itu adalah suatu keuntungan?



 Filipi 1:21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

            Jika kita beriman dan jika kita mengerti akan firman Tuhan, maka sesungguhnya kita akan sadar, bahwa penyertaan dan perlindungan Tuhan itu sempurna, apapun yang terjadi. Tidak akan ada sedikitpun dalam benak kita untuk mempertanyakan keadilan Tuhan, janji Tuhan dan perlindungan Tuhan, jika kita benar-benar mengerti bahwa apapun yang Dia lakukan itu baik bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.

Rom. 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

            Jadi, saat kita mengerti dan terus merenungkan akan Firman-Nya, masihkan kita mempertanyakan akan perlindungan-Nya? Masihkah kita meragukan segala janji-Nya? Ingat, Tuhan tidak pernah ingkar janji. Apa yang dia janjikan, akan Dia tepati. Jika hari ini kita masih terluput dari Covid-19, bersyukurlah untuk kesehatan itu. Kita dapat bersaksi, bagaimana kita telah diluputkan Tuhan dari penyakit ini. Jika kita diijinkan untuk terkena Covid-19 dan Tuhan menyembuhkan kita, maka bersyukurlah untuk kesembuhan itu. Kita dapat bersaksi, bagaimana kita telah disembuhkan dan dilepaskan Tuhan dari penyakit ini. Jika orang yang kita kasihi harus meninggal karena penyakit ini (dengan catatan : orang itu adalah orang beriman), maka bersyukurlah, bahwa Tuhan telah melepaskan mereka dari segala sengsara dunia, dan membawa mereka ke tempat yang lebih baik : Sorga yang kekal. Bahkan, jika nanti oleh seijin  Tuhan kitapun harus meninggal karena penyakit ini, maka percayalah, itulah cara Tuhan untuk membawa kita pulang kepada-Nya, ke rumah-Nya yang kekal.

Teruslah berdoa memohon perlindungan Tuhan, dan percayalah kepada janji-Nya bahwa Dia akan melindungi kita. Percayalah bahwa bagi orang percaya, apapun yang terjadi, itu semua akan mendatangkan kebaikan. Kiranya Tuhan selalu menjaga dan melindungi kita. Sebelum menutup perenungan kita, marilah kita menyanyikan satu lagu lama berikut ini :

TAK 'KU TAHU 'KAN HARI ESOK,

Tak 'ku tahu 'kan hari esok,

Namun langkahku tegap

Bukan surya kuharapkan,

Kar'na surya 'kan lenyap.

O tiada 'ku gelisah,

Akan masa menjelang;

'Ku berjalan serta Yesus.

Maka hatiku tenang.

Reff :

Banyak hal tak kupahami

Dalam masa menjelang.

Tapi t'rang bagiku ini:

Tangan Tuhan yang pegang.


Makin t'ranglah perjalanan,

Makin tinggi aku naik.

Dan bebanku makin ringan,

Makin nampaklah yang baik.

Di sanalah t'rang abadi,

Tiada tangis dan keluh;

Di neg'ri seb'rang pelangi,

Kita k'lak 'kan bertemu. (Kembali Reff)

 

AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar